3 Film Ini Dijamin Mengaduk-Aduk Emosi Penonton

Beberapa film yang mengangkat masalah gangguan psikologi yang wajib ditonton.

3 Film Ini Dijamin Mengaduk-Aduk Emosi Penonton Asyiknya menonton film (suara.com)

    Madiunpos.com, MADIUN – Menonton film menjadi salah satu hiburan yang dapat Anda lakukan di tengah aktivitas work from home (WFH). Genre film yang dapat dinikmati tak hanya film yang berkisah romantis, horor, komedi. Film yang mengangkat persoalan psikologi, kesehatan mental pun tak kalah menarik untuk ditonton. Bahkan dapat memberikan ilmu baru mengenai permasalahan psikologi untuk penonton.

    Terlebih ada beberapa film yang diangkat dari sebuah kisah nyata, salah satu di antaranya masuk ke dalam rekomendasi film psikologi versi Madiunpos.com. Di bawah ini rekomendasi film psikologi yang bisa Anda nikmati di waktu senggang.

    1. Mercury Rising

    Film Mercury Rising (moviesanywhere.com)

    Film yang bergenre drama aksi ini rilis pada tahun 1998. Film ini dibintangi oleh aktor Bruce Willis dan Miko Hughes. Mercury Rising disutradarai oleh Harold Becker dan mengangkat cerita seorang anak autisme yang mampu memecah kode rahasia negara.

    Warganya Memindah Rumah Sendiri, Perangkat Desa Akui Itu Tidak Masuk Akal

    Seorang anak laki-laki yang menderita autisme bernama Simon Lynch dikisahkan sangat menyukai teka-teki. Suatu hari, Simon berhasil memecahkan teka-teki dalam bentuk puzzle yang berisikan kode rahasia negara dan diterbitkan pada sebuah majalah. Mulanya, pihak yang menerbitkan kode rahasia negara atau Mercury ini sangat yakin teka-teki itu tidak akan terpecahkan. Akan tetapi, di lain waktu pihaknya dibuat geger ketika menerima telepon dari Simon yang berhasil memecahkannya.

    Demi menjaga kerahasiaan Mercury maka Simon harus dibunuh. Mereka pun berhasil membunuh orang tua Simon. Pertemuan Arthur Jeffries (Bruce Willis) dengan Simon bermula saat Arthur, agen FBI, mendapat tugas untuk mencari Simon yang bersembunyi saat orang tuanya ditemukan tewas. Kisah aksi film ini pun dimulai saat Arthur berupaya keras menyelamatkan Simon dari pihak-pihak yang ingin menghilangkan nyawanya.

    Pria di Ngawi Pindahkan Rumah Sendirian, Ini Kesaksian Para Tetangga

    2. The Miracle Worker (2000)

    Film The Miracle Worker (aminoapps.com)

    The Miracle Worker diadaptasi dari kisah nyata seorang Helen Keller. Film ini pernah rilis tahun 1962 kemudian kembali diproduksi pada tahun 2000. Dibintangi oleh Hallie Kate sebagai Helen Keller dan Alison Elliot sebagai Anne Sullivan.

    Helen Keller merupakan seorang pengacara dan penyandang buta serta tuli sejak usia 19 bulan. Akibatnya, ia dalam beberapa tahun sempat tidak bisa berkomunikasi dengan benar. Ia hanya bisa berteriak dan sering memberontak saat orang-orang tidak memahaminya. Akhirnya orang tuanya mendapatkan seorang guru bernama Anne Sullivan. Anne merupakan sosok yang juga memiliki keterbatasan dalam penglihatan.

    Anne mengajarkan Helen dengan bahasa isyarat yang ia eja menggunakan jari tangan dan ia tempelkan jari tangannya pada telapak tangan Helen. Ia lakukan hal itu secara perlahan supaya Helen dapat menghafal bentuk huruf dalam bahasa isyarat. Dalam pengajarannya, pertama-tama ia menyentuhkan telapak tangan Helen pada benda kemudian mengejakan nama benda itu dengan bahasa isyarat.

    Video Ojol Ngamuk Karena Dilarang Putar Balik Viral, Kejadiannya di Malang

    Perjalanan Anne Sullivan untuk mengajarkan bahasa isyarat kepada Helen ini tidaklah mudah. Helen sering memberontak. Bahkan pernah mengunci Anne di sebuah kamar. Namun, Anne berusaha sabar hingga akhirnya Helen bisa memahami hal yang ia ajarkan.

    3. Miracle in Cell No. 7

    Film Miracle in Cell No 7 (liputan6.com)

    Miracle in Cell No. 7 adalah salah satu film Korea Selatan yang rilis pada tahun 2013. Film ini dibintangi oleh Ryu Seung-Ryong, Kal So-Won, dan Park Shin-Hye. Berkisah mengenai seorang ayah yang memiliki keterbelakangan mental, Lee Yong-Gu, dan anak perempuannya, Ye Sung.

    Pada tahun 1997, Lee Yong-Gu dituduh melakukan penculikan, pelecehan, hingga pembunuhan yang menyebabkan ia harus mendekam di sel no. 7. Akibatnya, ia pun harus berpisah dengan anaknya. Tuduhan itu bermula saat ia mengikuti seorang anak yang menggunakan tas bergambar Sailor Moon yang diinginkan Ye Sung. Di tengah perjalanan, anak itu terjatuh hingga meninggal.

    #Kamis Misteri: Penampakan Wanita Berbaju Putih di Gerbong Maut Museum Brawijaya

    Teman-teman narapidana lainnya yang mengetahui bahwa Yong-Gu tak bersalah berusaha membantunya untuk bertemu dengan Ye Sung. Mereka berhasil menyeludupkan Ye Sung yang tinggal di panti asuhan ke dalam sel. Meskipun, pada akhirnya tindakan mereka itu diketahui oleh sipir. Ye-Sung dikembalikan ke panti asuhan dan Yong-Gu dipindahkan ke sel yang lebih sempit.

    Suatu ketika, Yong-Gu bertemu dengan pengacaranya. Akan tetapi, sang pengacara justru memintanya untuk mengakui kejahatan yang tidak ia lakukan itu demi keselamatan Ye Sung. Rasa sayangnya terhadap Ye Sung pun membuatnya menuruti perintah sang pengacara. Hingga akhirnya, ia divonis hukuman mati. Tujuh belas tahun kemudian, Ye Sung yang telah dewasa (diperankan oleh Park Shin-Hye) berupaya untuk membersihkan nama mendiang ayahnya.

    Film besutan sutradara Lee Hwan-kyung ini pun berhasil meraih penghargaan Blue Dragon Film Award Audience Choice Award for Most Popular Movie pada tahun 2013. Film ini juga sudah di-remake oleh beberapa negara yaitu India, Filipina, Turki. Di Indonesia pun, kabarnya film ini akan dibuat ulang dengan aktor Vino G. Bastian berperan sebagai Yong-Gu dan akan tayang tahun ini.

     



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.