Kategori: News

AIR BERSIH : Apakah Ini Kebiasaan Kita di Rumah untuk Menjaga Kelestrian Si Emas Biru?

Air bersih menjadi barang mahal saat ini karena terjadinya pencemaran di mana-mana. Inilah sejumlah kebiasaan sehari-hari yang bisa melestarikan si emas biru.

 

Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Sebagai sumber kehidupan, air sudah selayaknya dirawat  dan dimanfaatkan dengan bijak. Untuk itulah, membangkitkan kesadaran warga dengan pemahaman yang benar terhadap air adalah sesuatu yang tak bisa ditawar lagi.

Pengamat lingkungan Universitas Katholik Widya Mandala (Unwima) Leo Eladisa Ganjar mengakui kampanye peduli terhadap air selama ini masih belum menggema di masyarakat. Indikasi paling gampang bisa dilihat dari minimnya warga yang bersedia membuat biopori dan sumur resapan di permukiman mereka.

 

 

“Belum lagi bicara hal-hal terkecil sehari-hari dalam hal pemanfatan air. Rata-rata masih boros,” ujarnya ketika berbincang dengan Madiunpos.com di ruang kerjanya, Kamis (5/3/2015).

 

Data yang berhasil dihimpun Madiunpos.com, mengungkapkan kebutuhan air dalam rumah tangga paling banyak ialah untuk mandi dan cuci pakaian. Urutan kedua ialah untuk keperluan toilet, memasak dan cuci piring. Disusul kemudian untuk kebutuhan siram tanaman, membersihkan rumah, cuci kendaraan, dan minum.

 

Kebutuhan air di skala rumah tangga inilah yang mestinya bisa dihemat. Untuk kebutuhan mandi misalnya, tips penghematannya ialah dengan memamaki shower ketimbang gayung atau bath up. Sementara untuk kebutuhan toilet, dengan menggunakan toilet bersistem dual flush (dua tombol flush). Dengan sistem ini, dapat menghemat penggunaan air sampai dengan 68%.

 

Yang tak kalah pentingnya, ialah memasyarakatkan program pembuatan sumur resapan dan biopori di sekitar pekarangan rumah. Langkah ini adalah upaya memanfaatkan air hujan dan air-air yang tak terpakai agar bisa disimpan di dalam tanah dan mengalami proses penyaringan secara alami. Fungsinya ialah mengembalikan kesuburan tanah, menyimpan cadangan air sebanyak-banyaknya, dan mengurangi risiko banjir.

 

Pada level kebijakan, sambungnya, pemerintah juga harus terus membangun embung, kolam, dan waduk-waduk. Tujuannya, agar air permukaan bisa tersimpan dan bisa dipakai untuk urusan irigasi pertanian, peternakan dan lain-lainnya.

Aries Susanto

Dipublikasikan oleh
Aries Susanto

Berita Terkini

Juara Microsoft Excel World Championship Indonesia, Tim Pegadaian Siap Berlaga di E-Sport Edutainment Dunia

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian menorehkan prestasi gemilang dengan menyabet seluruh gelar juara di Microsoft… Read More

2 hari ago

Pegadaian Serahkan Hibah Sistem Teknologi Daur Ulang Air Hujan dan Air Wudu untuk Masjid Salman ITB

Madiunpos.com, BANDUNG — Komitmen Pegadaian terhadap lingkungan berkelanjutan di lingkungan kampus dan tempat ibadah semakin… Read More

6 hari ago

Beri Layanan Sepenuh Hati, Contact Center Pegadaian Borong Penghargaan di Ajang ICCA 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang Indonesia Contact Center Association… Read More

7 hari ago

Pegadaian Raih Kembali Sertifikat ISO 22301:2019, Wujud Komitmen Terhadap Standar Operasional Global

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali membuktikan komitmennya terhadap standar operasional global, dengan sukses meraih kembali sertifikat… Read More

1 minggu ago

Permintaan Emas Melonjak, Galeri 24 Pastikan Stok Emas Batangan Tersedia di Semua Outlet

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian melalui anak usahanya Galeri 24 siap penuhi kebutuhan masyarakat dalam… Read More

1 minggu ago

Bagi-bagi Rezeki! Pegadaian Umumkan 450 Pemenang Badai Emas 2025 Periode 1

Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali menggelar pengundian program loyalitas tahunannya, Badai Emas Pegadaian 2025.… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.