Angka Putus Sekolah di Madiun Meningkat saat Pandemi Covid-19, Sebagian karena Hamil di Luar Nikah

Angka putus sekolah di Kabupaten Madiun meningkat selama masa pandemi Covid-19.

Angka Putus Sekolah di Madiun Meningkat saat Pandemi Covid-19, Sebagian karena Hamil di Luar Nikah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, Siti Zubaidah, saat memberikan keterangan kepada wartawan terkait kondisi pendidikan pada masa pandemi Covid-19, Kamis (20/5/2021). (Istimewa/Pemkab Madiun)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Angka putus sekolah di Kabupaten Madiun meningkat selama masa pandemi Covid-19. Tercatat, pada 2020 sebanyak 160 siswa mengalami putus sekolah dengan beragam alasan.

    Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, Siti Zubaidah, mengatakan angka putus sekolah pada tahun 2020 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Dindik mencatat ada 160 siswa yang putus sekolah pada 2020. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2019 yakni sebanyak 92 siswa.

    Zubaidah menyebut alasan paling banyak siswa yang putus sekolah ini karena hamil di luar nikah dan persoalan ekonomi. Hal itu juga terlihat dari data dispensasi kawin di Pengadilan Agama.

    Buka Toko Obat, Mantan Asisten Dokter Ini Obati Pasien dengan Obat Hewan dan Keras

    “Ini tentu menjadi keprihatinan kita bersama. Ada pandemi menyebabkan angka drop out tinggi. Apakah ini ada korelasi. Kita memang sementara ini harus melakukan evaluasi-evaluasi,” jelas dia kepada wartawan, Kamis (20/5/2021).

    Dia menuturkan pembelajaran online atau pembelajaran jarak jauh yang dilakukan selama masa pandemi Covid-19 diduga menjadi penyebabnya. Karena selama pembelajaran online berlangsung, tentu membuat pola-pola kegiatan siswa berubah. Seperti pola untuk bermain, bangun tidur, belajar, dan pola belajar.

    “Pembelajaran jarak jauh menimbulkan banyak permasalahan. Perubahan-perubahan pola kehidupan anak. Kalau main itu tidak ada satu kontrol dari orang tua tentu akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.

    Hari Ini, Ustaz Abdul Somad Gelar Resepsi Pernikahan di Pondok Gontor

    Zubaidah menyampaikan pemerintah tidak tinggal diam melihat fenomena ini. Pihaknya mengklaim telah menyiapkan sebuah konsep bimbingan bagi siswa yang putus sekolah tersebut supaya bisa memiliki kesempatan untuk meraih cita-citanya. Seperti mengarahkan siswa yang putus sekolah untuk mengikuti program belajar Kejar Paket.

    “Ini diharapkan anak-anak yang DO itu tidak langsung selesai, habis cita-citanya. Tapi harus mempunyai satu kesempatan melanjutkan pendidikannya, non-formal. Dengan Kejar Paket. Diikutkan program vokasi,” jelas dia.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.