Angkat Jejak Samin di Madiun, Pendidik Ini Raih Juara 2 Lomba Penulisan Sejarah Jatim

Septian Dwita Kharisma, pegiat sejarah Komunitas Pelestari Sejarah Madiun Raya (Kompas Madya), menjadi juara kedua dalam Lomba Penulisan Sejarah Lokal Jawa Timur tahun 2021.

Angkat Jejak Samin di Madiun, Pendidik Ini Raih Juara 2 Lomba Penulisan Sejarah Jatim Septian Dwita Kharisma, pegiat sejarah Komunitas Pelestari Sejarah Madiun Raya (Kompas Madya), saat menerima penghargaan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur. (Istimewa/Septian Dwita Kharisma)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Septian Dwita Kharisma, pegiat sejarah Komunitas Pelestari Sejarah Madiun Raya (Kompas Madya), menjadi juara kedua dalam Lomba Penulisan Sejarah Lokal Jawa Timur tahun 2021. Lomba ini diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur.

    Dalam lomba penulisan sejarah itu, Septian mengangkat tema tentang kelompok Samin di Madiun pada tahun 1908-1914. Dalam penelitian sejarahnya, Septian menemukan bahwa kelompok Samin pernah ada di Madiun. Namun, gerakan ini tidak berlangsung lama hingga akhirnya dibubarkan oleh pemerintah kolonial Belanda.

    Setiap mengatakan kelompok Samin mulai disebarkan di Madiun pada tahun 1908 oleh Wongsorejo yang merupakan seorang Samin dari Blora, Jawa Tengah. Wongsorejo adalah pengikut pendiri kelompok Samin di Blora, Samin Surosentiko.

    Bukan Bom! Ternyata Ini Isi Kardus Misterius yang Bikin Geger Terminal Madiun

    “Dari hasil penelitian ini, Wongsorejo menyebarkan Samin di Desa Bedoho, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun. Untuk pengikut Samin di Madiun, selama masa Wongsorejo ada sekitar 200 orang,” kata dia saat berbincang dengan Madiunpos.com, Jumat (9/4/2021).

    Pemuda yang juga seorang guru sekolah dasar ini menuturkan para pengikut kelompok Samin melakukan gerakan protes terhadap kebijakan pemerintah kolonial saat itu. Seperti tidak membayar pajak dan tidak melakukan kerja bakti untuk membenahi jalan karena jalan tersbeut hanya untuk kepentingan Belanda.

    Gerakan perlawanan kelompok Samin ini kemudian membuat resah para pemerintah kolonial Belanda. Hingga akhirnya pemerintah melalui Bupati Madiun memanggil pemimpin dan anggota kelompok Samin. Bupati Madiun yang kala itu R. H. T. Kusnodiningrat meminta kepada warga Madiun yang menjadi pengikut Samin untuk segera meninggalkan ajaran itu selamanya.

    Tarif Rapid Test Antigen di Stasiun Turun Jadi Rp85.000

    Lebih lanjut, setelah gerakan kelompok Samin yang dipimpin oleh Wongsorejo telah berakhir. Pada tahun 1914, kelompok Samin di Madiun muncul kembali. Namun, kelompok Samin yang kedua ini dipimpin oleh Projodikromo.

    “Kebangkitan Samin ini dipengaruhi oleh bertumbuhnya gerakan Samin di Blora pada tahun 1914. Projodikromo ini merupakan warga daru Desa Simo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun,” kata dia.

    Gerakan Samin yang dipelopori oleh Projodikromo ini pada akhirnya juga berhasil ditutup oleh pemerintah. Samin yang dipelopori Projodikromo ini adalah gelombang terakhir dalam sejarah Samin di Madiun. Setelah itu, tidak ada lagi kelompok Samin di Madiun.

    Septian mengakui tidak mudah mengungkap keberadaan gerakan Samin di Madiun. Hal ini karena tidak banyak sumber rujukan yang bisa dijadikan  referensi dalam penelitiannya.

    “Selain menggunakan buku-buku sejarah seperti buku Madiun dalam Kemelud Sejarah Priyayi dan Petani di Karisidenan Madiun Abda XIX yang ditulis Onghokham. Saya juga menggunakan laporan-laporan seperti Madioen De Locomotif: Semarangsch handels-en advertentie-blad, Geinterneer Het Niews Van Den Dan Dag,” ujar dia.

    Dalam lomba penulisan sejarah lokal Jawa Timur ini, Septian berhasil menyisihkan sekitar 100-an peserta lainnya. Sedangkan juara pertama dalam lomba ini adalah seorang guru bernama Indarti dengan karya tulis berjudul Komoditas Ngawi Abad XX: Studi Kasus Tahun 1901-1942.

    Untuk dewan juri lomba ini adalah Sumarno dari Universitas Negeri Surabaya, Ikhsan Rosyid dari Universitas Airlangga Surabaya, dan Yudi Prasetio dari STKIP PGRI Sidoarjo.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.