Sejumlah pedagang di Bazar Ramadan mengeluh lantaran kegiatan itu sepi pengunjung.
Madiunpos.com, MADIUN -- Sejumlah pedagang di Bazar Ramadan di area parkir Stadion Wilis Kota Madiun mengeluhkan sepinya bazar tersebut. Minimnya sosialisasi dianggap menjadi salah satu penyebab warga kurang berminat mendatangi Bazar Ramadan yang diselenggarakan 25 Mei hingga 13 Juni 2017 itu.
Pantauan Madiunpos.com di Bazar Ramadan itu, Rabu (31/5/2017) sekitar pukul 17.00 WIB, hanya terlihat belasan orang yang masuk ke arena bazar tersebut. Beberapa orang juga terlihat berkeliling melihat berbagai barang yang dijual di bazar itu.
Bazar Ramadan yang diselenggarakan Pemkot Madiun bersama Asosiasi UMKM Jawa Timur itu menyajikan berbagai barang dagangan seperti makanan untuk berbuka puasa, aneka jajanan, pakaian, sepatu, camilan, dan lainnya. Ada 60 stan yang disediakan bagi UMKM yang ikut berjualan di acara itu.
Seorang penjual makanan di Bazar Ramadan itu, Tukini, mengatakan sudah berjualan di lokasi bazar sejak 25 Mei. Menurut dia, pengunjung bazar itu tidak terlalu ramai.
Dia mengaku untuk berjualan di bazar itu harus merogoh gocek Rp750.000 untuk sewa stan dengan ukuran 2 meter x 2 meter. Sedangkan pendapatannya per hari dari berjualan di bazar sekitar Rp300.000.
"Awal buka ramai, tapi sekarang agak sepi pengunjung," kata dia kepada Madiunpos.com, Rabu.
Warga Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, ini mengaku tertarik berjualan di bazar dengan harapan mendapatkan laba besar. Biasanya saat berjualan di rumah penghasilannya lumayan banyak.
"Ini saya baru coba-coba ikut. Kan ini baru yang pertama," ujar dia.
Tukini menuturkan ketika ada kegiatan lomba atau pentas di arena bazar biasanya berdampak pada jumlah pengunjung yang datang. Namun, jika di lokasi bazar tidak ada kegiatan biasanya sepi.
Pedagang makanan lain, Nanda, menyampaikan baru mengikuti kegiatan bazar ini sekali. Beberapa hari berjualan di lokasi bazar memang kondisinya kurang ramai.
Dia menuturkan jam-jam ramai pengunjung yaitu sekitar pukul 16.00 WIB hingga Magrib. Namun, kebanyakan pengunjung itu hanya jalan-jalan berkeliling di lokasi bazar.
"Jam pulang kantor, biasanya pegawai atau karyawan banyak yang mampir untuk melihat stan di bazar ini. Setelah jam itu biasanya sepi," kata dia.
Nanda yang berjualan mulai pukul 15.00 WIB sampai Magrib ini mengaku setiap hari rata-rata bisa mendapat Rp150.000. "Pada hari pertama pembukaan memang ramai, tapi hari berikutnya kurang ramai," jelas dia.
Menurut dia, kegiatan Bazar Ramadan ini kurang sosialisasi sehingga banyak warga yang tidak tahu ada kegiatan ini. Selain itu, lokasi bazar tersebut juga tertutup sehingga warga mengira itu pameran yang berbiaya.
"Ada yang mengira masuk di bazar membayar, padahal kan gratis. Ya mungkin karena lokasinya tertutup jadi dikira bayar," jelas Nanda.
Dalam siaran pers Pemkot Madiun, kegiatan Bazar Ramadan ini akan berlangsung selama 20 hari. Tujuannya mempertemukan pelaku UMKM serta menjembatani penciptaan peluang pasar.
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More
Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More
This website uses cookies.