Kategori: News

BENCANA ALAM PACITAN : Deteksi Longsor, Warga Diminta Pasang Kaleng Berisi Batu di Sudut Tebing

Bencana alam Pacitan, masyarakat diimbau untuk melakukan tindakan kearifan lokal untuk deteksi bencana alam.  

Madiunpos.com, PACITAN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan kearifan lokal dalam mendeteksi dini bencana alam yang bisa terjadi kapan pun. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ketika bencana alam menerjang rumah warga.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Pujono, mengatakan pendekatan kearifan lokal untuk mendeteksi dini datangnya bencana alam sangat diperlukan. Ini mengingat petugas keamanan tidak selalu berada di lokasi warga saat bencana alam menerjang.

Kewaspadaan terhadap bencana alam ini perlu dilakukan, mengingat secara geografis Pacitan berada di wilayah pegunungan yang rentan terhadap tanah longsor. Selain itu, saat ini cuaca ekstrem terus mengguyur wilayah Pacitan.

Dia memprediksikan musim kemarau basah akan berlangsung hingga Oktober 2016, untuk itu masyarakat tetap waspada saat hujan mengguyur deras. Apalagi, masyarakat yang tinggal di lereng gunung atau perbukitan.

“Sekarang itu hujannya sangat sporadis, artinya hujan mengguyur deras dengan tidak teratur. Kondisi ini berbeda ketika di musim penghujan. Daerah-daerah yang biasanya minim hujan, pada musim kemarau basah ini justru diguyur hujan secara deras, ini yang berbahaya,” jelas dia kepada Madiunpos.com saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (15/8/2016).

Pujono menyampaikan untuk kearifan lokal yang bisa dilakukan yaitu dengan memasang kaleng berisi kerikil di sudut-sudut rumah. Sehingga, ketika terjadi tanah longsor dan menimbulkan gerakan kaleng tersebut akan jatuh dan membangunkan penghuni rumah.

Menurut dia, upaya tersebut dianggap penting dan efektif ketika penghuni rumah sedang lelap tertidur dan bencana alam menerjang pada malam hari. Selain itu, saat hujan mengguyur deras pada malam hari diharapkan untuk lebih waspada.

“Kalau bencana alam terjadi malam hari tentu perlu ada kewaspadaan dari warga. Apalagi saat semua tertidur dan bencana datang, tentu perlu ada pengingat, salah satunya menggunakan kearifan lokal itu, untuk mendeteksi secara dini,” jelas dia.

Ahmad Mufid Aryono

Dipublikasikan oleh
Ahmad Mufid Aryono

Berita Terkini

Juara Microsoft Excel World Championship Indonesia, Tim Pegadaian Siap Berlaga di E-Sport Edutainment Dunia

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian menorehkan prestasi gemilang dengan menyabet seluruh gelar juara di Microsoft… Read More

2 hari ago

Pegadaian Serahkan Hibah Sistem Teknologi Daur Ulang Air Hujan dan Air Wudu untuk Masjid Salman ITB

Madiunpos.com, BANDUNG — Komitmen Pegadaian terhadap lingkungan berkelanjutan di lingkungan kampus dan tempat ibadah semakin… Read More

6 hari ago

Beri Layanan Sepenuh Hati, Contact Center Pegadaian Borong Penghargaan di Ajang ICCA 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang Indonesia Contact Center Association… Read More

7 hari ago

Pegadaian Raih Kembali Sertifikat ISO 22301:2019, Wujud Komitmen Terhadap Standar Operasional Global

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali membuktikan komitmennya terhadap standar operasional global, dengan sukses meraih kembali sertifikat… Read More

1 minggu ago

Permintaan Emas Melonjak, Galeri 24 Pastikan Stok Emas Batangan Tersedia di Semua Outlet

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian melalui anak usahanya Galeri 24 siap penuhi kebutuhan masyarakat dalam… Read More

1 minggu ago

Bagi-bagi Rezeki! Pegadaian Umumkan 450 Pemenang Badai Emas 2025 Periode 1

Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali menggelar pengundian program loyalitas tahunannya, Badai Emas Pegadaian 2025.… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.