Berita duka datang dari Jember, tokoh Nahdlatul Ulama K.H. Muchit Muzadi meninggal dunia.
Madiunpos.com, JEMBER — Ribuan pelayat mengantar jenazah mantan mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga kakak kandung Hasyim Muzadi, K.H. Muchit Muzadi, 90, dari rumah duka di Jl. Kalimantan, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (6/9/2015) sore.
Jenazah tokoh senior NU tersebut datang dari Ponpes Al-Hikam Malang ke rumah duka sekitar 12.30 WIB dan disambut isak tangis ribuan pelayat yang sudah hadir sejak pagi memenuhi halaman rumah duka. "Bapak ingin dimakamkan di Jember berdampingan dengan ibu Siti Farida," kata putra sulung Muchit Muzadi, Ahmad Jauhari, saat memberikan sambutan mewakili keluarga di rumah duka itu.
Ia mengatakan ada tiga pesan yang disampaikan almarhum sebelum meninggal dunia, yakni ingin dimakamkan di Jember agar bisa berdampingan dengan istrinya, kemudian meminta keluarga untuk mengabari K.H. Salahudin Wahid (Gus Sholah) saat meninggal karena almarhum merupakan satu-satunya santri langsung dari K.H. Hasyim Ashari.
"Pesan ketiga almarhum yakni berharap Pak Hamid, Pak Munir, dan Pak Afandi untuk memakmurkan Masjid Sunan Kalijaga yang berada di sini. Mewakili keluarga, saya meminta maaf atas segala salah dan khilaf almarhum," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua PCNU Jember, Misbahussalam, mengatakan warga nahdliyin sangat kehilangan beliau karena almarhum adalah konseptor yang menulis khittah NU atas permintaan KH Ahmad Siddiq. "Kiai Muchit sosok yang sederhana dan selalu memberi nasihat agar kita menjaga kehormatan diri (al-iffah). Meskipun beliau pernah memiliki jabatan, almarhum sangat berhati-hati dan betul-betul menjauhi uang hasil korupsi," tuturnya.
Bupati Jember M.Z.A. Djalal mengatakan atas nama Pemkab Jember dan secara pribadi menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya tokoh NU kharismatik Jember tersebut. "Mungkin tidak hanya warga Jember, namun warga nahdliyin se-Indonesia sangat kehilangan almarhum. Beliau adalah sosok yang sederhana, memiliki wawasan ilmu yang luas, dan low profile," tuturnya.
Jenazah dimakamkan ke Tempat Pemakaman Umum Tegalboto sekitar pukul 14.15 WIB karena pihak keluarga menunggu kedatangan putra sulung Achmad Jauhari dari Bogor. Deklarator PKB kelahiran Bangilan Tuban pada 4 Desember 1925 itu meninggalkan delapan anak, 19 cucu, dan satu cicit.
KLIK DI SINI untuk Profil K.H. Muchit Muzadi
Â
Madiunpos, JAKARTA – PT Pegadaian kembali mencetak prestasi gemilang dengan menerima penghargaan Financial Literacy Award… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Pegadaian menegaskan komitmennya dalam mendukung generasi emas Indonesia melalui program “Pegadaian Peduli… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional. Project Management Office… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA--PT Pegadaian menyabet penghargaan bergengsi Sinergi Kemitraan Layanan Bank Indonesia (BI) berkat peran strategisnya… Read More
Madiunpos.com, BALI – Pegadaian kembali rajut kolaborasi bersama Relawan Bakti BUMN untuk pembangunan desa dengan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali membuka kesempatan emas bagi para pencari kerja yang ingin… Read More
This website uses cookies.