Bilang "Minggir Bos", Bocah SMK Dikeroyok Sekelompok Pesepeda di Mojokerto

Seorang siswa SMK di Mojokerto jadi korban pengeroyokan sekelompok pesepeda, videonya viral.

Bilang Video rekaman CCTV yang menampilkan pengeroyokan anak SMK di Mojokerto. (detik.com)

    MAdiunpos.com, MOJOKERTO -- Sebuah video seorang pelajar SMK dikeroyok sekelompok pesepeda di Mojokerto viral di media sosial. Si pelajar terlihat mengalamai luka-luka akibat kekerasan yang menimpanya. Semua bermula dari kata-kata "minggir bos" yang diucapkan korban.

    Video rekaman kamera CCTV ini Farida di salah satu grup Facebook Mojokerto, Senin (6/7/2020). Akun ini juga mengunggah foto surat tanda penerimaan laporan dari Polsek Magersari, Kota Mojokerto.

    "Aku gak trimo boss adek ku mok antemi kyok unu.. goes yo goes dalan e wong akeh... ws tk proses.. onk barang buktie pisan.. bek2e wong e elok grup iki ws ndang moro o ng omahku.. mompong drong polisi seng nyoket awkmu (Saya tidak terima adik saya kamu pukuli seperti itu. Gowes ya gowes jalannya orang banyak. Sudah saya proses, ada barang buktinya juga. Barangkali orangnya ikut grup ini segera datanglah ke rumah saya. Mumpung polisi belum mencongkel dirimu)," tulis akun Farida menjelaskan foto dan video yang dia unggah, seperti dikutip detik.com, Selasa (7/7/2020).

    Pemkot Madiun Bentuk Pendekar Waras, Untuk Apa?

    Video berdurasi 2 menit 51 detik itu memperlihatkan rekaman kamera CCTV saat korban dikeroyok gerombolan pesepeda di simpang tiga SMK Raden Patah, Jl. Mayjen Sungkono, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, pada Senin sekitar pukul 09.00 WIB.

    Pada detik ke-44 terlihat helm korban terlempar dari arah timur ke barat. Beberapa warga berjalan menghampiri dari arah barat. Pelaku berkaus biru muda memakai kacamata hitam tanpa memakai helm memukul korban sampai korban duduk kesakitan di tepi jalan. Korban memakai jaket dan celana hitam. Warga pun melerai keributan ini.

    Sejurus kemudian, korban kembali berdiri. Ada seorang pria berseragam TNI datang ikut melerai. Dalam video itu juga terlihat seorang goweser lainnya yang memakai kaus hitam punggungnya merah sambil menuntun sepedanya menendang korban. Pelaku terus berusaha menyerang korban, tapi dihalangi oleh anggota TNI tersebut. Gagal memukul korban, pelaku membanting helm korban ke sungai di lokasi.

    Kafe Ini Tawarkan Sensasi Ngopi Sambil Keliling Kota Madiun

    Sampai siang ini, posting-an tersebut sudah disukai 7.981 kali dan menuai 8.940 komentar dari netizen. Mayoritas warganet menilai gerombolan pesepeda tersebut arogan. Mereka menyarankan polisi mengusut tuntas kasus pengeroyokan ini.

    "Jgn ksih kendor..sing gowes koyo preman! Tambah g gedugo delok wong gowes iku!! (Jangan kasih kendor. Yang gowes seperti preman. Malah tidak simpati melihat orang gowes itu)," tulis akun Sendy Erianto di kolom komentar.

    "Tk doakn spya cpet ktangkap ,,skrg musim goes tmbh ngawur sak penak e Dewe,,rumangsane jagoan pling (Saya doakan supaya cepat ditangkap. Sekarang musim gowes malah ngawor seenaknya sendiri. Merasa jagoan mungkin)," kata akun Siti Muawanah.

    Ealah..Ada Lagi Emak-Emak yang Joget TikTok di Jembatan Suramadu

    Kronologi Kejadian

    Belakangan, korban pengeroyokan gerombolan pesepeda tersebut diketahui bernama Moch Firdaus, 19, warga Desa Sebani, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo. Firdaus merupakan siswa kelas XII di SMK Raden Patah. Dia baru lulus tahun ini.

    "Rombongan gowes itu 10 orang lebih. Yang mengeroyok saya sekitar 3 orang. Tubuhnya tinggi, badannya kekar," kata Firdaus kepada wartawan seusai dimintai keterangan oleh polisi di Mapolsek Magersari.

    Saat kejadian, lanjut Firdaus, para pelaku mencekik leher dan melayangkan beberapa kali pukul ke tubuhnya. Pukulan para pelaku mengenai perut dan pundak kanannya. Bahkan salah satu pelaku melemparkan helm miliknya hingga mengenai kepalanya.

    Usai Hadiri Pemakaman, Suami-Istri di Madiun Terpapar Covid-19

    "Saat ini perut saya masih sakit. Pundak lebam," terangnya sembari menunjukkan luka memar di pundak kanannya.

    Firdaus menjelaskan kejadian ini bermula saat dia dalam perjalanan menuju ke sekolahnya. Dia mengendarai sepeda motor Honda BeAT hitam bernopol S 5511 TA. Saat melaju dari arah Rolak Songo ke SMK Raden Patah atau dari timur ke barat, dia bertemu dengan gerombolan pesepeda di simpang tiga Jatikulo, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Di situlah persoalan dimulai.

    "Rombongan pesepeda itu bergerombol menyebabkan kemacetan. Saya dahului di pertigaan Jatikulon, terus saya bilang ke mereka 'minggir bos'. Kemudian saya melanjutkan perjalanan ke SMK Raden Patah," kata Firdaus usai dimintai keterangan polisi di Mapolsek Magersari, Selasa.

    1 Santrinya Positif Covid-19, Ini Langkah Ponpes Gontor

    Dicekik

    Sampai di depan sekolahnya sekitar pukul 09.00 WIB, Firdaus berhenti di tepi jalan Mayjen Sungkono. Tepatnya di dekat simpang 3 SMK Raden Patah.

    Saat itu dia menelepon temannya untuk bersama-sama masuk ke sekolah. Firdaus hendak meminta tanda tangan ke pihak sekolah terkait pengambilan Kartu Indonesia Pintar (KIP). "Tiba-tiba dari belakang datang pesepeda yang saya tegur tadi mencekik leher saya. Dia bilang, 'kamu nantang saya?'. Saya jawab aku ngasih tahu kalau minggir bos. Saya dipukuli di situ, saya coba melepaskan cekikannya. Helm saya dilepas paksa, lalu dilemparkan ke kepala saya," terangnya.

    Firdaus telah melaporkan pengeroyokan yang menimpa dirinya ke Polsek Magersari pada Senin (6/7) sekitar pukul 13.00 WIB. Dia mengaku tidak kenal dengan para pelaku. "Harapannya semoga pelakunya cepat ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," tegasnya.

    Ini Satu-Satunya Kecamatan di Ponorogo yang Masih Zona Hijau

    Kapolsek Magersari, Kompol M Sulkan, mengatakan pihaknya tengah mengidentifikasi pelaku. Salah satunya menggunakan bukti rekaman kamera CCTV dari SMK Raden Patah.

    "Pelakunya belum diketahui, masih dalam lidik," pungkasnya.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.