Tiga siswa di Jember yang harus menyusuri berbagai medan untuk mendapatkan sinyal internet. (okezone.com)
Madiunpos.com, JEMBER – Penerapan sistem daring untuk proses belajar-mengajar di sekolah selama pandemi menjadi hal yang berat untuk sebagian siswa. Hal ini karena tidak semua siswa memiliki perangkat teknologi yang memadai untuk sekolah daring.
Selain itu, beberapa wilayah di Indonesia terbukti masih susah terjangkau jaringan Internet. Hal ini sesuai dengan kisah 3 siswa di Jember berikut ini, seperti dilansir dari okezone.com, Selasa (4/8/2020).
Andika, Mohamad Doni serta Vika, siswa kelas VII SMPN 7 Jember ini harus menyusuri sungai, naik turun gunung serta lembah untuk bisa bersekolah secra daring. Sebabnya, rumah mereka di Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang, Jember, termasuk kawasan yang masih sulit terjangkau sinyal. Beratnya rintangan yang harus dilalui oleh ketiga siswa ini membuat para guru di sekolah mereka bergantian untuk mendampingi.
Orang Tua Siswa SD di Madiun yang Dilarang Nebeng Belajar Daring Minta Solusi dari Sekolah
Para guru turut mendampingi hingga mereka mendapatkan sinyal yang cukup baik. Selain mendampingi, mereka juga memberikan arahan kepada ketiga siswa ini. Selain itu, para guru pun membuka kesempatan kepada Andika, Doni, serta Vika untuk bertanya terkait materi atau tugas yang diberikan secara daring.
Meskipun dalam perjalanan memperoleh sinyal ini terkadang mereka terjatuh sebab jalan yang licin. Akan tetapi, ini tidak menyurutkan langkah para siswa untuk belajar. Bahkan terkadang mereka harus berpindah tempat akibat kondisi sinyal yang meredup.
Perjuangan menyusuri berbagai medan dan cukup melelahkan ini pun harus kembali dirasakan oleh mereka dan guru yang mendampingi saat kembali ke rumah. Mereka mengaku cukup lelah. Mereka pun berharap agar bisa kembali sekolah secara normal karena selain terkendala sinyal, sistem daring juga membuat kuota internet cepat habis.
Belajar Daring Nebeng Teman, Siswa SD di Madiun Ini Justru Mendapat Tekanan dari Sekolah
“Harapannya, saya ingin sekolah seperti dulu. Lelah juga kalau seperti ini terus,” ucap Doni.
Dengan melihat kisah perjuangan para siswanya, Kepala SMPN 7 Jember, Saiful Bahri, mengaku sedang dalam tahap mendata siswa yang terkendala sinyal. Ia mengatakan anak-anak juga akan diberi bantuan untuk membeli kuota dan pulsa. Bantuan ini akan diberikan terutama pada keluarga yang ekonominya kurang mencukupi.
“Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bisa untuk membeli pulsa dan kuota. Anak-anak akan langsung diberi bantuan kuota atau pulsa sehingga tidak kesulitan lagi dalam hal pembelajaran daring, terutama bagi yang ekonomi orang tuanya kurang mencukupi,” jelas Saiful.
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More
Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More
This website uses cookies.