Dapat Bantuan Smartphone, Siswa SD di Madiun Ini Tak Perlu Lagi Seberangi Sungai untuk Belajar Daring

Wahyu Agus Nurtino, 12, siswa kelas VI SDN Brumbun, mendapatkan bantuan sebuah handphone yang bisa digunakan untuk pembelajaran daring.

Dapat Bantuan Smartphone, Siswa SD di Madiun Ini Tak Perlu Lagi Seberangi Sungai untuk Belajar Daring Wahyu Agus Nurtino, 12, siswa kelas VI SDN Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, saat menggunakan smartphone miliknya, Kamis (6/8/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Wahyu Agus Nurtino, 12, siswa kelas VI SDN Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, akhirnya bisa tersenyum bahagia. Wahyu kini memiliki smartphone yang bisa digunakan untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar daring dari sekolah.

    Wahyu mendapatkan bantuan dari seorang donatur berupa satu unit smartphone. Selain ada yang memberikan handphone, sejumlah donatur pun ada yang datang ke rumahnya di Desa Brumbun untuk memberikan sejumlah bantuan berupa uang tunai.

    "Alhamdulillah, ada yang memberikan HP. Saya kaget dan sangat senang. Saya ingin mengucapkan terima kasih bagi donatur yang telah membantu, memberikan HP untuk saya," ujarnya saat ditemui Madiunpos.com di rumahnya, Kamis (6/8/2020).

    1 Dokter Positif Covid-19, 30 Dokter dan Perawat RSUD Kota Madiun Jalani Isolasi

    Wahyu menyampaikan saat ini sudah mempunyai aplikasi WhatsApp (WA). Sehingga tugas-tugas dari guru yang biasanya disampaikan lewat WA tidak akan tertinggal lagi.

    "Kalau sebelumnya kan saya harus ke rumah teman untuk tahu tugas sekolah. Tapi sekarang tidak perlu lagi, karena sudah punya WA sendiri. Jadi sudah tidak perlu jauh-jauh ke rumah teman untuk belajar," kata Wahyu.

    Dia berjanji akan memanfaatkan HP ini secara maksimal untuk kebutuhan belajar.

    Ayah Wahyu, Slamet Nursanto, mengatakan sangat senang atas bantuan yang diberikan kepada anaknya. Dia tidak membelikan anaknya smartphone memang karena kondisi ekonomi keluarga.

    "Alhamdulillah, ada yang membantu. Saya ucapkan terima kasih kepada para donatur yang telah memberikan bantuan," jelasnya.

    Dokter RSUD Kota Madiun Positif Covid-19, Ruang IGD Ditutup 12 Jam

    Slamet menyampaikan handphone yang diberikan kepada anaknya itu dijamin akan dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, Wahyu tidak perlu bingung lagi saat ada tugas dari sekolah.

    "Wahyu kan tidak perlu belajar di rumah temannya. Bisa mengerjakan soal di rumah," kata Slamet.

    Seperti diberitakan sebelumnya, Wahyu Agus Nurtino, 12, siswa kelas VI SDN Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara online oleh pihak sekolah gara-gara tidak memiliki smartphone.

    Pihak sekolah memang mengeluarkan kebijakan, selama masa pandemi Covid-19 kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan di rumah masing-masing siswa. Sedangkan pihak guru akan memberikan tugas dan memantau KBM melalui grup aplikasi perpesanan instan WhatsApp (WA). Untuk memiliki WA, tentunya siswa atau orang tua siswa harus memiliki smartphone yang terkoneksi internet.

    Tetapi itu tidak dimiliki Wahyu. Untuk menyiasati supaya bisa memantau tugas dari guru, anak semata wayang pasangan Slamet Nursanto dan Solehatin itu selama ini numpang belajar di rumah temannya, Arya.

    Arya, teman satu kelasnya itu berbaik hati untuk membagikan informasi tugas kepadanya. Jadi saat ada tugas dari guru, Wahyu datang ke rumahnya untuk melihat apa saja tugas yang diberikan guru. Kemudian mereka mengerjakannya secara bersama-sama.

    Dengan polos, Wahyu ini bercerita kalau dirinya tidak memiliki smartphone untuk mengikuti KBM online dari sekolah. Begitu juga kedua orang tuanya, tidak memiliki smartphone yang bisa untuk mengunduh aplikasi WA.

    “Sejak masuk kelas VI, itu kan guru ngasih tugas lewat WA. Saya tidak punya WA, jadi ikut ke teman, Arya. Saat ada tugas, saya pergi ke rumahnya,” ujarnya saat ditemui di rumahnya di Desa Brumbun, Selasa (8/4/2020) pagi.

    Untuk menuju ke rumah temannya itu, Wahyu harus melewati aliran Sungai Catur yang memisahkan antara Dusun Sukorejo dan Dusun Malang. Menyebrangi sungai ini menjadi jalan tercepat untuk sampai ke rumah temannya itu.

    “Kalau lewat jalan ada, tapi muter. Jauh. Jadi saya seringnya nyabrang di sungai,” kata Wahyu.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.