DEMAM BATU AKIK : Perajin Batu Mulia Bermunculan di Madiun

DEMAM BATU AKIK : Perajin Batu Mulia Bermunculan di Madiun Seorang pedagang menunjukkan batu akik miliknya di pasar akik di Jl. Batanghari, Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (13/2/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

    Demam batu akik memunculkan banyak perajin dadakan di Kota Madiun.

    Solopos.com, MADIUN — Perajin batu mulia bermunculan di Kota Madiun, Jawa Timur, seiring dengan naiknya demam batu akik belakangan hari ini.

    Pengurus Paguyuban Penggemar Akik dan Permata Madiun Selo Aji Mataraman, Yoyok Suharmadi, Sabtu (30/5/2015), mengatakan sebelum demam batu akik, jumlah perajin batu mulia di Kota Madiun hanya lima orang. "Itupun tidak setiap hari berproduksi mengasah bongkahan batu mulia menjadi akik yang siap pakai untuk dijadikan cincin dan perhiasan lainnya," ujar Yoyok.

    Menurut dia, sekarang ini jumlah perajin akik di Kota Madiun mendadak meningkat menjadi sekitar 25 orang yang terpantau Selo Aji Mataraman. Mereka menekuni berbagai sisi produksi, mulai dari hanya jasa pemotongan, pemolesan, sampai pengolahan menjadi batu akik.

    Karena adanya demam batu akik, saat ini rata-rata para perajin menerima order atau pesanan pembuatan akik mencapai 20 biji hingga 25 biji setiap harinya. Sebelumnya, setiap hari paling banyak lima pesanan saja. Bahkan pernah tidak ada pesanan sama sekali.

    Setiap batu akik yang dikerjakan, para perajin mematok harga Rp25.000 sebagai ongkos mengasahnya. Sehingga, jika ke-25 perajin itu masing-masing menerima pesanan, maka uang berputar pada bisnis itu setidaknya Rp12 jutaan.

    Tetap Pameran
    Meski sudah terdongkrak demam batu akik, Selo Aji Mataraman menurut Yoyok Suharmadi, terus berupaya mengenalkan batu akik ke masyarakat. Paguyuban itu dengan menggandeng sejumlah pihak kerap menggelar pameran batu mulia di Madiun Raya.

    "Pameran akik yang terbaru dilakukan di acara Pekan Raya dalam rangka HUT ke-97 Kota Madiun yang digelar tanggal 29 Mei 2015 hingga 16 Juni 2015 mendatang. Ada sekitar 78 penghobi, perajin, dan kolektor akik yang terlibat dalam pameran tersebut," kata Yoyok.

    Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai Rp50.000 hingga hingga jutaan rupiah, tergantung dari jenis dan keindahan batu akik tersebut. Nilai transaksi dalam setiap pameran batu akik ditaksir mencapai Rp500 juta hingga Rp1 miliar.

    "Semakin sering digelar pameran akik, maka akan semakin meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam batu mulia dan pengolahannya. Sehingga, hal itu akan ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkecimpung di bidangnya," katanya.

     

     



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.