Diguyur Hujan, Atap Ruang Kelas SD Negeri di Ponorogo Ambrol

Atap ruang kelas di Sekolah Dasar Negeri 02 Dayakan, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, ambrol.

Diguyur Hujan, Atap Ruang Kelas SD Negeri di Ponorogo Ambrol Kepala SDN 02 Dayakan Ponorogo Suroso merapikan puing-puing atap yang ambrol Selasa (7/6/2022) (Ronaa Nisa’us Sholikhah/Solopos.com)

    Madiunpos.com, PONOROGO -- Atap ruang kelas di Sekolah Dasar Negeri 02 Dayakan, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, ambrol. Saat atap ruang kelas itu ambrol, tidak ada murid yang menempati ruangan tersebut.

    Kejadian ambrolnya atap ruang keras di SDN 02 tersebut terjadi pada Kamis (2/6/2022) sore setelah diguyur hujan deras.

    ‘’Kejadiannya Kamis sore itu. Alhamdulillah anak-anak sudah pulang,’’ kata Suroso, Kepala SDN 02 Dayakan, Badegan, Ponorogo Selasa (7/6/2022)

    Dia menyampaikan sebenarnya ruang kelas itu sudah dikosongkan sejak dua bulan lebih. Sebab, atap genting yang dilindungi oleh plafon itu sudah terlihat mengembung lantaran diguyur hujan terus-menerus. Untuk itu, murid kelas lima yang menempati ruangan itu terpaksa harus dipindahkan agar lebih aman jika sewaktu-waktu ambrol.

    ‘’Meja-meja dan kursi kelas semuanya sudah kami pindahkan juga ke perpus agar lebih aman,’’ terangnya.

    Baca Juga: Rogoh Kocek Pribadi Rp420 Juta, Crazy Rich Ponorogo Lebarkan Jalan di Desanya

    Suroso tidak mengetahui secara pasti sejak kapan ruangan itu mulai rusak lantaran dia baru bertugas menjadi kepala sekolah sejak tiga tahun lalu. Namun, dia sudah mengajukan untuk proses rehabilitasi ruangan tahun lalu. Khususnya untuk ruang kelas lima, kelas enam, beserta ruang guru dan ruang kepala sekolah yang berada di samping kelas tersebut.

    ‘’Sudah kami ajukan proposal untuk rehab karena ruangannya sudah perlu diperhatikan, kalau masalah pembiayaan tidak tahu,’’ ungkapnya.

    Selain murid kelas lima, murid kelas enam juga terpaksa harus dipindah karena ruangannya tepat di sampaing kelas lima. Sudah sepekan ini mereka harus berbagi ruangan di perpustakaan.

    Baca Juga: Buka Rangkaian Peringatan Hari Jadi Ke-104, Pemkot Madiun Gelar Sarasehan Budaya Pencak Silat

    Suroso menyebutkan bahwa jumlah muridnya tidak terlalu banyak. Yakni, per kelasnya hanya sembilan anak dan jika ditotal ada 18 anak.

    ‘’Di ruangan itu kami sekat memakai rak buku perpustakaan. Alhamdulillah ujian kelas enam juga sudah selesai,’’ ujarnya.

    Bangunan yang berdiri sejak 1983 itu baru sekali direhabilitasi saat pemasangan keramik di dinding depan ruangan. Setelah itu, belum ada kabar lagi untuk perbaikan.

    Suroso mengatakan bahwa pihaknya baru mengajukan laporan via media daring ke pihak Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo.

    ‘’Besok sepertinya saya ajukan proposal secara tertulis. Ini sudah kami siapkan dokumennya,’’ pungkasnya.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.