Kategori: News

GELOMBANG TINGGI PACITAN : Sebulan Terakhir Nelayan Pacitan Tak Melaut

Gelombang tinggi Pacitan mengakibatkan ratusan nelayan menganggur dan tidak melaut.

Madiunpos.com, PACITAN — Ratusan nelayan di Pacitan berhenti melaut dan menganggur sebulan terakhir. Hal ini karena nelayan takut untuk melaut di kondisi cuaca ekstrem yang menyebabkan gelombang tinggi di seluruh laut Pacitan.

Pantauan Madiunpos.com di kampung nelayan di Desa Sirnoboyo, Kecamstan Pacitan, Rabu (24/8/2016), puluhan orang terlihat memperbaiki jaring untuk mencari ikan. Beberapa nelayan juga terlihat memperbaiki perahu yang biasa digunakan untuk mencari ikan.

Seorang nelayan di Sirnoboyo, Rudi, mengaku sudah sebulan terakhir tidak melaut untuk mencari ikan. Dia mengatakan gelombang tinggi membuat dirinya enggan untuk mencari ikan. Dia lebih memilih untuk di rumah dan bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

“Hampir seluruh nelayan di Pacitan tidak melaut ini, khususnya nelayan yang menggunakan perahu kecil. Kami takut melaut di tengah gelombang tinggi yang ada di laut Pacitan,” kata dia kepada Madiunpos.com.

Dia menuturkan dalam sebulan terakhir, dirinya sempat mencoba untuk melaut lagi untuk mencari ikan. Namun, di tengah gelombang tinggi itu juga membuat hasil tangkapan ikan juga minim. Saat gelombang tinggi, dia hanya mampu menghasilkan ikan setengah kilogram hingga satu kilogram.

“Tiga kali saya melaut saat gelombang tinggi, tetapi hasilnya mengecewakan, justru saya rugi karena dapatnya Cuma setengah kilogram. Padahal untuk melaut minimal harus mengeluarkan uang Rp20.000 untuk membeli bahan bakar. Ya lebih baik di rumah,” jelas dia.

Nelayan Pacitan lainnya, Sugianto, mengatakan cuaca esktrem yang terjadi sebulan terakhir membuat nelayan kesulitan mencari ikan. Sebagian besar nelayan memilih beralih profesi dan bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Dia menyampaikan saat gelombang tinggi biasanya berpengaruh pada hasil tangkapan ikan. Nelayan lokal yang hanya menjangkau puluhan kilo meter dari bibir pantai hanya mendapatkan sedikit ikan. Selain itu, saat gelombang tinggi biasanya ikan juga beralih dan mencari daerah yang tenang.

“Kalau untuk kapal besar tidak terpengaruh dengan cuaca ekstrem seperti sekarang. Nelayan lokal dan menggunakan perahu kecil yang biasanya terdampak,” ujar dia.

Ahmad Mufid Aryono

Dipublikasikan oleh
Ahmad Mufid Aryono

Berita Terkini

Perkuat Integritas dan Inovasi Hukum, Divisi Legal PT Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia’s In-House Counsel Awards 2025

Madiunpos.com, NUSA DUA-PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di bidang tata kelola dan hukum, dengan… Read More

15 jam ago

Pegadaian Luncurkan Super Apps Tring!, Integrasikan Ekosistem Emas dan Keuangan Digital

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian menandai babak baru transformasi digitalnya dengan meluncurkan super apps terbaru,… Read More

2 hari ago

Juara Microsoft Excel World Championship Indonesia, Tim Pegadaian Siap Berlaga di E-Sport Edutainment Dunia

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian menorehkan prestasi gemilang dengan menyabet seluruh gelar juara di Microsoft… Read More

1 minggu ago

Pegadaian Serahkan Hibah Sistem Teknologi Daur Ulang Air Hujan dan Air Wudu untuk Masjid Salman ITB

Madiunpos.com, BANDUNG — Komitmen Pegadaian terhadap lingkungan berkelanjutan di lingkungan kampus dan tempat ibadah semakin… Read More

2 minggu ago

Beri Layanan Sepenuh Hati, Contact Center Pegadaian Borong Penghargaan di Ajang ICCA 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang Indonesia Contact Center Association… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Raih Kembali Sertifikat ISO 22301:2019, Wujud Komitmen Terhadap Standar Operasional Global

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali membuktikan komitmennya terhadap standar operasional global, dengan sukses meraih kembali sertifikat… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.