Gubernur Khofifah Akhirnya Bertemu Wali Kota Risma, Perang Dingin Berakhir?
Dua kepala daerah yang terlibat perang dingin, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, bertemu di Balai Kota Surabaya.
Madiunpos.com, SURABAYA -- Tidak banyak orang tahu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, belum pernah menginjakkan kaki di kantor Wali Kota Surabaya. Terlebih lagi setelah terjadi perang dingin dengan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, selama pandemi Covid-19 ini.
Tapi itu dulu, sebelumn Rabu (12/8/2020) malam. Berkat acara yang digelar Polda Jatim, rilis hasil Survei Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Jawa Timur, Khofifah hadir di Balai Kota Surabaya. Bahkan bertemu Wali Kota Risma pula. momen ini dianggap langka.
Seperti dikutip dari detik.com, keduanya kemudian duduk bersama di meja terdepan untuk mendengarkan paparan dari beberapa tim survei dan ahli ekonomi. Meski terlihat sedikit canggung, keduanya tampak serius mendengar paparan tersebut. Di penghujung acara, Kapolda Jatim, Irjen Pol Fadil Imran, sempat berusaha mencairkan suasana.
Wali Kota Risma: Pelanggar Protokol Kesehatan Bakal Dikurung di Kandang Harimau
"Kalau pakai microphone, jangan lupa disemprot [disinfektan] dulu," ujar Kapolda Fadil sembari melirik ke Risma.
Sontak, Risma kemudian mengambil hand sanitizer dan menyemprotkan ke mikrofon dengan tersenyum. Tak berhenti sampai situ, Risma bahkan menyemprotkan hand sanitizer juga ke mikrofon yang ada di meja Gubernur Khofifah dan Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Widodo Iryansyah.
Pertemuan Khofifah dengan Risma tentu menurunkan suhu panas di antara mereka khususnya selama pandemi Covid-19 ini. Publik tentu masih mengingat perang dingin antara Pemprov Jatim dengan Pemkot Surabaya.
Selama pandemi ini, publik disuguhkan perang dingin antar dua institusi pemerintah tersebut. Mulai dari masalah rebutan Mobil PCR. Ungkapan dan komentar Gugus COVID-19 Surabaya yang menyebut data Gugus COVID-19 Jatim tidak valid. Hingga, aksi sujud Risma di hadapan dokter yang menilai banyak warga Surabaya tidak dirawat di RSU dr Soetomo.
Tak Diterima di RSU dr. Soetomo, Wali Kota Risma Nangis dan Sujud di Depan IDI Jatim
Jangan Terpaku Zona
Dalam acara paparan survei tersebut, beberapa tim survei memaparkan di hadapan para pimpinan Forkopimda Jatim dan Surabaya Raya.
Tim survei dipimpin Kepala Pusat Studi Keamanan Nasional Universitas Brawijaya, Prof (Ris) Hermawan Sulistyo. Lalu pengamat epidemiologi dari Universitas Airlangga, dr Windhu Purnomo. Ekonom regional dari Universitas Indonesia, Drs Nuzul Achyar dan dosen dari UPN Veteran Jakarta, dr Ayodya Heristyorini.
Windhu Purnomo dalam paparannya menyebut Surabaya sebagai zona oranye. Namun, hal itu masih jauh dari zona hijau. Dirinya berpesan agar para kepala daerah terus bekerja keras memberantas COVID-19.
"Zona oranye tentu masih jauh dari hijau. Tapi tambahan kasus banyak itu bukan berarti hal buruk. Tambahan kasus banyak itu bukti bahwa pemerintah bisa melacak kasus. Tinggal sekarang bagaimana testing massal itu terus diperbanyak. Sekarang Jatim masih 4.500-an itu sudah banyak. Tapi targetnya adalah 5.000 lebih. Terus ditingkatkan, jangan terlalu mementingkan zona," jelasnya.
Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy
Baca Juga
- Asyik! Program Pemutihan Pajak Kendaraan Digelar Lagi di Jatim, Simak Tanggalnya
- Selain Terima 2 Penghargaan, Madiun Juga Terima Bantuan Rp1 Miliar saat Peringatan BBGRM & HKG PKK
- Segera Manfaatkan! Pemprov Jatim Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan hingga 14 Juli 2023
- Monumen Reog Ponorogo Setinggi 126 Meter Mulai Dibangun, Ini Harapan Gubernur Jatim
- Monumen Reog Ponorogo Segera Dibangun, Pemprov Jatim Bantu Rp30 Miliar
- Peringatan Sumpah Pemuda Berpusat di Madiun, Gubernur Jatim Kenang Sosok Sunario Sastrowardoyo
- Mantap! Pabrik Sepatu di Madiun Ekspor Sepatu ke 33 Negara di Asia & Eropa
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.