Kategori: News

Guru SLB : Lulusan Teknik Ini Tergerak Menjadi Guru SLB, Apa Alasannya?

Guru SLB yang satu ini adalah tamatan sekolah teknik menengah. Namun, ia akhirnya menjadi guru siswa berkebutuhan khusus karena alasan yang kuat.

Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Indon Triwijono sama sekali tak menyangka garis hidupnya bakal menjadi guru sekolah luar biasa. Padahal, ia adalah seorang tamatan Sekolah Teknik Menengah (STM). Namun, sebuah kenyataan tentang anak-anak berkebutuhan khusus di keluarganya tiba-tiba saja mengubah haluan hidupnya.

“Saya sebenarnya enggak ada cita-cita sama sekali untuk menjadi guru SLB. Hla wong saya lulus teknik,” ujarnya saat berbincang dengan Madiun Pos di ruang kerjanya, Senin (18/5/2015).

Triwijono adalah guru sekaligus kepala SLB Dharma Wanita Kota Madiun. Ia meniti karir di sekolah tersebut sejak 32 tahun silam. Saat itu, ia adalah guru biasa yang hanya bermodal kemauan kuat untuk mengajar di SLB setelah mengambil short course di Kota Solo tentang mengajar anak-aak berkebutuhan khusus.

“Saya memutuskan belajar mengajar anak-anak berkebutuhan khusus setelah melihat adik saya sendiri mengalami  keterbatasan mental. Sejak itulah, saya bertekad menjadi pendidik anak berkebutuhan khusus,” ujarnya.

Bagi Triwijono, anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak titipan Tuhan. Mereka bukanlah anak yang ingin lahir dengan kemauannya seperti itu, atau karena kekurangan gizi atau juga anak orang melarat. Melainkan, memang anak yang sengaja dititipkan Tuhan kepada sesama manusia untuk dirawat dengan cinta kasih. “Ada orang yang berpandangan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak karena kurang gizi bahkan ada yang tega menyebut anak kutukan. Itu salah besar,” ujarnya.

Menurutnya, anggapan tersebut sama saja dengan menyebut Tuhan berlaku tidak adil. Sebab, tak sedikit anak berkebutuhan khusus adalah anak orang-orang kaya dan orang baik. “Apa iya, orang kaya tak sanggup memberikan kebutuhna gizi  baik? Apa iya anak orang baik dikutuk? Itu memang anak titipan Tuhan agar sesama mendidikanya penuh kesabaran,” tanyanya.

Triwijono berharap, orang tua dan masyarakat yang memiliki atau tahu anak-anak berkebutuhan khusus untuk tak mengisolasi atau membiarkan tanpa pendidikan. Mereka, kata dia, adalah anak yang layak mendapatkan hak pendidikan dan hak hidup yang sama.

“Ada sekolah khusus, ada juga sekolah inklusi. Sekolah sekarang harus menerima siswa dalam kondisi apapun, tanpa boleh menolak. Sebab pendidikan memang hak setiap anak,” paparnya.

Aries Susanto

Dipublikasikan oleh
Aries Susanto

Berita Terkini

Rayakan HUT ke-2, Norma Aesthetic Clinic Madiun Tawarkan Diskon hingga 90 Persen

Madiunpos.com, MADIUN – Norma Aesthetic Clinic Madiun (NACM) merayakan hari jadinya yang ke-2 dengan menggelar… Read More

3 hari ago

Perkuat Integritas dan Inovasi Hukum, Divisi Legal PT Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia’s In-House Counsel Awards 2025

Madiunpos.com, NUSA DUA-PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di bidang tata kelola dan hukum, dengan… Read More

5 hari ago

Pegadaian Luncurkan Super Apps Tring!, Integrasikan Ekosistem Emas dan Keuangan Digital

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian menandai babak baru transformasi digitalnya dengan meluncurkan super apps terbaru,… Read More

6 hari ago

Juara Microsoft Excel World Championship Indonesia, Tim Pegadaian Siap Berlaga di E-Sport Edutainment Dunia

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian menorehkan prestasi gemilang dengan menyabet seluruh gelar juara di Microsoft… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Serahkan Hibah Sistem Teknologi Daur Ulang Air Hujan dan Air Wudu untuk Masjid Salman ITB

Madiunpos.com, BANDUNG — Komitmen Pegadaian terhadap lingkungan berkelanjutan di lingkungan kampus dan tempat ibadah semakin… Read More

2 minggu ago

Beri Layanan Sepenuh Hati, Contact Center Pegadaian Borong Penghargaan di Ajang ICCA 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang Indonesia Contact Center Association… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.