Harga kebutuhan pokok di Jatim sepanjang Februari 2015 ini dipengaruhi gejolak harga beras. Operasi pasar beras digelar di berbagai tempat, namun jika operasi pasar tak berhasil maka Pemprov Jatim akan memberlakukan subsidi transportasi.
Madiunpos.com, SURABAYA — Wakil Gubernur Jatim Saifullah Jusuf menegaskan tekad pemprov memantau hasil konkret dari operasi pasar (OP) beras yang dilakukan Bulog dan Disperindag demi meredam gejolak harga beras. Jika dirasa belum cukup mampu meredam gejolak harga kebutuhan pokok itu, Pemprov Jatim berencana menyuntikkan subsidi transportasi.
Sebelumnya, Bank Indonesia mengemukakan prediksi Jawa Timur tetap menorehkan deflasi pada Februari 2015 kendati harga beras di provinsi ini terus melambung. Namun, ada syarat atas prediksi optimistis itu, asalkan OP beras yang dilakukan Perum Bulog (Persero) Divre Jatim mampu membawa dampak signifikan pada pengendalian harga kebutuhan pokok itu selama pekan keempat bulan ini.
Menyadari vitalnya OP beras itu, Gus Ipul—sapaan akrab Saifillah Jusuf—menegaskan harga kebutuhan pokok itu di Jatim hingga kini masih stabil. “Sampai sekarang Jatim relatif stabil, tidak seperti di Jakarta yang harga berasnya melonjak sekali. Tapi, kalau toh nanti [harga beras di Jatim menjadi tidak terkendali], kami sudah siap. Mungkin nanti OP-nya dilakukan bersama stakeholder lain termasuk kepolisian, dan setelah itu kalau diperlukan kami akan siapkan subsidi transportasi.â€
Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu juga menekankan Pemprov Jatim tidak akan memasukkan beras impor, meski krisis harga beras berlanjut. Pasalnya, Jatim sudah memiliki peraturan gubernur yang membatasi masuknya komoditas pertanian asing jelang dan saat musim panen. “Kalau Pak Gubernur [Soekarwo] kan sudah menjelaskan di Pergub, bahwa dua bulan sebelum panen dan tiga bulan setelah panen tidak boleh ada impor, khususnya untuk komoditas pertanian. Sampai saat ini stok beras kita juga cukup.â€
Di lain pihak, Kepala BPS Jatim Sairi Hisbullah berpendapat masih ada peluang inflasi sebesar 0,3% di Jatim pada bulan ini akibat pergolakan harga beras. Sebab, tekanan harga pangan pokok adalah kontributor utama inflasi di provinsi tersebut.
Menurutnya, harga beras yang terkerek di Jatim dipicu oleh belum masuknya periode panen raya. “Masa tanam dilakukan pada September hingga Desember, dan baru masuk panen bulan depan. Jadi, kenaikan harga beras diharapkan dapat reda pada Maret.â€
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More
Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More
This website uses cookies.