Headline MBC Korsel: WNI ABK China Kerja 18 Jam Sehari, Meninggal Dibuang Ke Laut

Video yang menunjukkan jenazah anak buah kapal (ABK) Indonesia di kapal China yang dibuang ke laut viral di media sosial.

Headline MBC Korsel: WNI ABK China Kerja 18 Jam Sehari, Meninggal Dibuang Ke Laut Video viral berita MBC soal WNI ABK di China yang dikutip Jang Hansol. (Istimewa/Youtube)

    Madiunpos.com, SOLO -- Youtuber Korea Selatan Jang Hansol lewat channel Korea Reomit menerjemahkan berita MBC yang sedang trending di negaranya. Video itu berisi WNI ABK yang bekerja di atas kapal nelayan China dieksploitasi hingga meninggal dan dibuang ke laut.

    Dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) itu berasal dari kapal Long Xin 629 milik nelayan asal China. Saat berita mengenai ABK Kapal ini trending di Korea Selatan, Jang Hansol langsung membuat video penjelasan soal ini di kanal miliknya.

    Viral Video Jenazah WNI ABK Kapal China Dibuang Ke Laut

    Video yang menunjukkan jenazah Warga Negara Indonesia atau WNI di kapal China yang dibuang ke laut viral di media sosial. Tak hanya menjadi perhatian warga Indonesia, tetapi video tersebut mendapat sorotan Korea Selatan.

    "Kalau dari judulnya kayak begini, "Eksklusif Kerja Satu Hari 18 Jam dan Kalau Meninggal karena Penyakit Langsung Dibuang di Pantai", kayak gitu," kata Jang Hansol.

    Ia lantas menceritakan informasi ini didapatkan oleh MBC karena kapal tersebut sempat berlabuh di Busan. WNI ABK lantas menyampaikan berita tersebut. Pada ABK ini memberikan video jenazah WNI bernama Ari yang dilarung ke laut.

    Kemlu Akan Panggil Dubes China Terkait ABK WNI Dibuang Ke Laut

    Kondisi WNI ABK China

    Namun sebelum penyelidikan dilakukan, kapal ini telah kembali berlayar. Jang Hansol juga menceritakan kondisi tempat kerja WNI ABK ini.

    "Jadi katanya tempat kerjanya itu sangat buruk dan terjadi eksploitasi tenaga kerja. Dan rekan kerja yang udah sakit selama satu bulan," kata dia. Diceritakan juga bahwa WNI ABK hanya bisa minum air laut yang difiltrasi, yang membuat mereka pusing, kelelahan, dan berdahak.

    "Dan sehari kerja 18 jam," kata Jang Hansol.

    Ia menambahkan, "30 jam waktu bekerja diselingi waktu enam jam alias waktu makan, dan itu yang dihitung waktu istirahat," kata dia.

    Hore, Tiga Pasien di Nganjuk Sembuh dari Covid-19

    Disebutkan pula para ABK ini mendapat gaji US$120 atau Rp1,7 juta setelah bekerja selama 13 bulan. Dengan kata lain, gaji bulanannya hanya sekitar Rp100.000.



    Editor : Arif Fajar Setiadi

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.