Kategori: News

HEBOH INTERUPSI KHOTBAH : Zaman Muawiyah, Khatib Jadi Tunggangan Politik

Heboh interupsi khotbah Jumat yang dilansir dalam situs resmi NU mengingatkan sejarah Islam pada masa silam yang kelam.

Madiunpos.com, MADIUN—Khalifah Thoriqoh Shiddiqiyyah, KH Ali Muhatrom mengatakan di zaman Muawiyah, tugas para khatib ialah menjadi kaki tangan penguasa.

Sehingga, setiap isi khotbahnya harus mengumbar rasa kebencian terhadap lawan politik penguasa saat itu.

“Zaman Muawiyah, kasus tersebut pernah terjadi. Saat itu, si khatib harus mencela Sayyidina Ali dan keluarganya serta pengikutnya. Nah sekarang terjadi. Semestinya kan sudah selesai,” ujar Ali saat ditemui Madiunpos.com, di sela-sela mengisi tausiah ratusan jemaah Thoriqoh Shiddiqiyyah di Madiun, Kamis (8/1/2015).

Kiai asal Jombang, Jawa Timur ini menegaskan, Khotbah Jumat adalah bagian dari ibadah mahdoh. Sehingga, tugas utama seorang khatib ialah menjaga kekhusukan ibadah tersebut agar jangan sampai terjadi kekacauan.

Di sinilah peran khatib agar tak mencampuradukkan masalah politik, pemerintahan, atau perbedaan pendapat, dalam isi khotbah.

Apalagi, khatib sampai mencampuradukkan kebencian pribadinya kepada suatu golongan atau seseorang dalam isi khotbah.

“Khotbah karena diliputi rasa benci ini tak boleh. Contohnya seperti khotbah di Tanjung Priok yang langsung menunjuk hidung nama Ahok [Gubernur DKI]. Ini enggak dibenarkan dalam khotbah, karena mencampuradukkan sentimen pribadi,” tambahnya.

Ia tak menampik bahwa saat ini banyak khatib yang gemar menyampaikan khotbahnya dengan menyinggung perasaan umat, mendeskreditkan seseorang, dan mengumbar perbedaan pendapat (khilafiyah).

Menurutnya, hal itu tak perlu terjadi jika takmir masjid mampu menyeleksi para khatib sebelum menyampaikan khotbahnya.

“Sebaiknya sebelum khatib menyampaikan isi khotbahnya, diselidiki dulu rekam jejaknya. Kadang kadang khatib pendatang, lalu pakai surban, lalu diizinkan oleh takmir. Tahu-tahu, di belakangnya ada masalah. Kasihan kan jemaah masjid?” ujarnya.

Sebelumnya, netizen dihebohkan oleh diskusi dalam konten Bahtsul Masail di situs nu.or.id.
Menurut salah seorang pengasuh Lembaga Bahsul Masail Nahdlatul Ulama (NU), Mahbub Ma’afi Ramdlan, ‘menginterupsi’ atau menyanggah diperbolehkan apabila khatib Salat Jumat menyampaikan hal-hal yang ngawur.

Aries Susanto

Berita Terkini

Tegaskan Komitmen Anti Fraud, Pegadaian Terus Perkuat Kepatuhan dan Transparansi Perusahaan

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian menegaskan keseriusannya dalam memberantas praktik fraud di seluruh lini bisnis. Komitmen anti fraud… Read More

2 hari ago

Tring! Tembus 1 Juta Pengguna, Pegadaian Apresiasi Nasabah dan Komitmen Percepat Transformasi Digital

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian raih pencapaian monumental dalam transformasi digitalnya. Super Apps, Tring! by… Read More

3 hari ago

Tring! Permudah Akses Investasi Emas: Registrasi Cepat, Buka Akun dalam Hitungan Menit

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian meluncurkan apps terbarunya, Tring!. Dirancang dengan fokus pada kecepatan dan… Read More

5 hari ago

Kinerja Kinclong, Pegadaian Meraih Best Brand Popularity 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – Di tengah pencapaian kinerja yang berkilau, PT Pegadaian mendapat apresiasi sebagai perusahaan… Read More

5 hari ago

Integrasikan Pengalaman Pelanggan dan Karyawan, PT Pegadaian Raih Indonesia Best CX-EX Strategy Award 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali meraih penghargaan bergengsi “Indonesia Best CX-EX Strategy Award 2025”. Penghargaan… Read More

6 hari ago

Rayakan HUT ke-2, Norma Aesthetic Clinic Madiun Tawarkan Diskon hingga 90 Persen

Madiunpos.com, MADIUN – Norma Aesthetic Clinic Madiun (NACM) merayakan hari jadinya yang ke-2 dengan menggelar… Read More

1 minggu ago

This website uses cookies.