Inflasi Jatim tak terjadi pada April 2016, namun deflasi.
Madiunpos.com, SURABAYA - Sejumlah komoditas seperti bensin, beras, cabai merah, tarif listrik, telepon seluler, cabai rawit, kentang, solar, pasir, serta mujair mendorong deflasi di Provinsi Jawa Timur (Jatim) pada April 2016.
"Pemicu deflasi di Jawa Timur adalah komoditas-komoditas yang harganya dikendalikan pemerintah seperti bensin dan tarif listrik," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, seusai menyampaikan data resmi statistik Jawa Timur di Surabaya, Senin (2/5/2016).
Ia mengatakan untuk wilayah Jatim berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mengalami deflasi tertinggi yakni di Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,61 persen, diikuti Kabupaten Jember 0,46 persen, kemudian Kota Kediri 0,45 persen.
Selain itu, Kota Malang mengalami deflasi 0,40 persen, Kabupaten Sumenep 0,39 persen, Kota Probolinggo 0,16 persen, Kota Surabaya 0,15 persen, dan deflasi terendah terjadi di Kota Madiun 0,08 persen.
Teguh menerangkan kelompok pengeluaran yang mendorong deflasi di Jatim adalah kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,73 persen, diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,15 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,09 persen.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,53 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,30 persen, kelompok sandang sebesar 0,12 persen, dan kelompok bahan makanan sebesar 0,02 persen.
"Untuk yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah bensin, beras, cabai merah, tarif listrik, telepon seluler, cabai rawit, kentang, solar, pasir, dan mujair," kata dia.
Ia menambahkan komoditas yang memberikan andil terbesar inflasi adalah tomat sayur, wortel, bawang merah, daging ayam ras, apel, minyak goreng, bawang putih, piza, gula pasir dan pepaya.
Sementara itu, dari enam ibu kota provinsi di Pulau Jawa, seluruh kota mengalami deflasi, dan tertinggi terjadi di Kota Serang sebesar 0,70 persen, diikuti Kota Semarang sebesar 0,50 persen.
Selain itu, Kota Jakarta sebesar 0,27 persen, Kota Bandung sebesar 0,17 persen, Kota Yogyakarta sebesar 0,16 persen, dan deflasi terendah terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,15 persen.
Sedangkan dari 82 kota IHK nasional, 77 kota mengalami deflasi dan 5 kota mengalami inflasi, dan yang tertinggi adalah Sibolga sebesar 1,79 persen, Bukit Tinggi sebesar 1,59 persen, Jambi sebesar 1,45 persen, Tanjung Pinang sebesar 1,39 persen, dan Pekanbaru sebesar 1,26 persen.
Sementara itu, lima kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Tarakan 0,45 persen, Tual sebesar 0,22 persen, Kupang 0,09 persen, Ternate 0,05 persen dan Banjarmasin sebesar 0,04 persen.
"Untuk bulan yang sama tahun 2015 Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 3,05 persen, dan angka ini lebih rendah 6,48 persen," kata Teguh Pramono.
Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian menegaskan keseriusannya dalam memberantas praktik fraud di seluruh lini bisnis. Komitmen anti fraud… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian raih pencapaian monumental dalam transformasi digitalnya. Super Apps, Tring! by… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian meluncurkan apps terbarunya, Tring!. Dirancang dengan fokus pada kecepatan dan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Di tengah pencapaian kinerja yang berkilau, PT Pegadaian mendapat apresiasi sebagai perusahaan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali meraih penghargaan bergengsi “Indonesia Best CX-EX Strategy Award 2025”. Penghargaan… Read More
Madiunpos.com, MADIUN – Norma Aesthetic Clinic Madiun (NACM) merayakan hari jadinya yang ke-2 dengan menggelar… Read More
This website uses cookies.