Kategori: News

Ingin Asas Keadilan Ditegakkan, Pengusaha Rokok Surabaya Usul Ini ke Pemerintah

Madiunpos.com, SURABAYA -- Gabungan Pengusaha Rokok (Gapero) Surabaya ingin kebijakan cukai 2020 mencerminkan asas keadilan bagi industri rokok skala kecil dan menengah. Mereka mengusulkan empat hal kepada pemerintah.

Salah satu usulan tersebut adalah memberikan insentif tambahan bagi golongan sigaret kretek tangan (SKT) sebagai bentuk perlindungan mengingat SKT adalah industri padat karya yang telah menyerap tenaga kerja terbanyak.

Ketua Gapero Surabaya, Sulami Bahar, mengatakan pengusaha rokok menolak rencana pemerintah yang akan menerapkan simplifikasi cukai yakni menggabungkan akumulasi batasan produk sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM).

"Simplifikasi ini akan memberatkan industri hasil tembakau khususnya skala kecil dan menengah yang pada akhirnya industri ini lama-lama akan rontok," katanya, Kamis (15/8/2019), seperti dikutip bisnis.com.

Usulan kedua yang mereka ajukan yakni pemerintah perlu memberikan preferensi tambahan untuk segmen SKT. Misalnya, perluasan batas jumlah produksi golongan II dan III, dan preferensi tarif cukai dan harga jual eceran (HJE) untuk semua golongan.

Ketiga, memberlakukan kenaikan tarif dan harga jual eceran berdasarkan pada inflasi. Dan usulan terakhir adalah tetap mempertahankan pengendalian harga transaksi pasar (HTP) dengan pembatasan minimum 85% dari harga jual eceran.

Sulami mengkhawatirkan kebijakan simplifikasi juga akan membuka peluang beredarnya rokok ilegal, termasuk akan menciptakan persaingan tidak sehat karena industri golongan kecil harus menanggung beban lonjakan tarif cukai dan harga jual eceran akibat naiknya golongan.

“Dalam konteks persaingan usaha, kondisi ini akan melemahkan pengusaha golongan kecil dan menengah, tapi menguntungkan pengusaha pabrik dominan di segmen SKM maupun SPM,” imbuhnya.

Dia memaparkan, struktur tarif cukai saat ini yang terdiri atas 10 golongan sudah mencerminkan kondisi industri hasil tembakau yang terdiri dari 437 pelaku industri dengan variasi produksi yang beragam.

"Industri hasil tembakau saat ini sudah sangat terpuruk. Dalam 4 tahun terakhir volume produksinya pun sudah turun 1% - 2%, bahkan dari hasil riset Nielsen tahun lalu industri rokok turun sampai 7%," imbuhnya.

Kaled Hasby Ashshidiqy

Dipublikasikan oleh
Kaled Hasby Ashshidiqy

Berita Terkini

Pegadaian Catat Kinerja Gemilang di Q3 2025 Berkat Komitmen Jadi Akselerator Inklusi Keuangan

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian catatkan kinerja keuangan yang membanggakan pada kuartal III tahun 2025 ini. Pegadaian menegaskan… Read More

8 jam ago

Berkat ATM Emas, Pegadaian Raih Penghargaan Best Innovation di BRI Subsidiaries Forum Q3 2025

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali buktikan posisinya sebagai gold ecosystem leader. Kali ini Pegadaian meraih penghargaan… Read More

24 jam ago

Pegadaian Gelar Festival Tring! di 12 Kota Se-Indonesia, Ada Promo Emas Loh!

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian sambut meriah kehadiran aplikasi terbarunya Tring! by Pegadaian, dengan menggelar Festival Tring!… Read More

1 hari ago

Bea Cukai Solo Ungkap Temuan Rokok Ilegal di Soloraya Naik 70% Dibanding 2024

Madiunpos.com, BOYOLALI -- Bea cukai Solo musnahkan 12,4 juta batang rokok ilegal yang secara seremonial… Read More

3 hari ago

Apresiasi Kinerja Positif dan Perkuat Employee Well-being, Pegadaian Sukses Gelar The Gade Fest 2025

Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali menunjukkan komitmen seriusnya dalam mendukung Employee Well-being dan mengapresiasi… Read More

4 hari ago

Tegaskan Komitmen Anti Fraud, Pegadaian Terus Perkuat Kepatuhan dan Transparansi Perusahaan

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian menegaskan keseriusannya dalam memberantas praktik fraud di seluruh lini bisnis. Komitmen anti fraud… Read More

7 hari ago

This website uses cookies.