ITB Peringatkan Potensi Tsunami 12 Meter, Ini 8 Daerah Di Jatim Yang Rawan Terkena

Ada delapan wilayah di Jawa Timur yang berada dalam ancaman tsunami yang diprediksikan oleh tim riset ITB.

ITB Peringatkan Potensi Tsunami 12 Meter, Ini 8 Daerah Di Jatim Yang Rawan Terkena Ilustrasi tsunami. (Freepik)

    Madiunpos.com, BANDUNG -- Tim Riset Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkap potensi adanya ancaman tsunami di pantai selatan Jawa Barat dan Jawa Timur.

    Peneliti ITB, Sri Widiyantoro,menyebut tinggi tsunami dapat mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur. Sementara tinggi maksimum rata-rata 4,5 meter di sepanjang pantai selatan Jawa jika terjadi secara bersamaan. Menurut Sri, riset tersebut berdasarkan hasil pengolahan data gempa yang tercatat oleh stasiun pengamat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan data Global Positioning System (GPS).

    Diperoleh indikasi adanya zona dengan aktivitas kegempaan yang relatif rendah terhadap sekitarnya, yang disebut sebagai seismic gap di selatan Pulau Jawa. "Seismic gap ini berpotensi sebagai sumber gempa besar (megathrust) pada masa mendatang. Untuk menilai bahaya inundasi, pemodelan tsunami dilakukan berdasarkan beberapa skenario gempa besar di sepanjang segmen megathrust di selatan Pulau Jawa. Skenario terburuk, yaitu jika segmen-segmen megathrust di sepanjang Jawa pecah secara bersamaan," kata Sri, seperti diberitakan detik.com, Kamis (24/9/2020).

    Gempa Pacitan Terasa Begitu Kuat, Warga Diminta Tetap Tenang

    Daerah rawan tsunami di Jatim

    Di Jawa Timur, setidaknya ada delapan daerah yang terancam jika tsunami benar-benar terjadi. delapan daerah itu Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trengalek, dan Pacitan. ini disampaikan Irjen Pol Luki Hermawan pada awal 2019 saat masih menjabat sebagai Kapolda Jatim. Saat itu Polda Jatim bersama sejumlah instansi menggelar simulasi penanganan bencana tsunami.

    Sementara itu, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menanggapi prediksi tim peneliti ITB itu dengan membenarkannya. Ancaman tsunami sebesar itu memang nyata ada. "Ancaman itu riil, betul, itu pasti terjadi. Cuma kapan terjadinya, kita tidak akan pernah tahu," kata Kepala Pusat Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, kepada detikcom, Jumat (25/9/2020).

    Bahkan tidak hanya di selatan Jawa, ancaman tsunami juga ada di tempat-tempat lain di Indonesia. Masyarakat Indonesia harus tahu potensi ini. BMKG juga pernah mengungkap potensi gempa megathrust di pantai barat Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Bahkan di luar zona Sunda Megathrust, ancaman gempa dan tsunami juga ada.

    Pacitan Diguncang Gempa Berskala M 4,3

    "Kita tetap melakukan edukasi dan mitigasi kepada masyarakat bahwa di selatan Jawa, bahwa itu ada ancaman riil, nyata. Di pantai barat Sumatra juga demikian, ada ancaman riil, di Andaman, Simeleue, Nias, Enggano, selatan Jawa, selatan Bali, Nusa Tenggara Barat, utara Manado, Maluku, Papua. Semua berpotensi," tutur Rahmat.

    Memori Tsunami 1994 dan 2006

    Melanjutkan hasil Tim Riset ITB, daerah-daerah di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa, misalnya Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Pacitan, dan Banyuwangi yang telah berkembang pesat belakangan ini, rentan terhadap ancaman gempa besar dan tsunami destruktif.

    Sebagaimana terjadi pada 1994 dan 2006 yaitu gempa yang menimbulkan tsunami (gempa tsunamigenik) dengan magnitudo momen 8 terjadi di selatan Banyuwangi (Mw 7,8) dan Pangandaran (Mw 7,7). Tsunami yang ditimbulkan oleh kedua gempa ini menewaskan hampir 1.000 orang di kedua tempat tersebut.

    "Tidak adanya gempa bumi besar (Mw > 8) dalam beberapa ratus terakhir tahun ini mengindikasikan bahwa gempa tsunamigenik yang dahsyat di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa merupakan ancaman yang harus diwaspadai," ujar Sri Widiyantoro.

    DPRD Jateng Dorong Kota-Kota di Jawa Tengah Tiru Pembangunan Kota Madiun

    Di masa yang sangat lampau, pantai selatan Jawa terbukti sudah pernah diterjang tsunami. Ini terbukti dari adanya endapan tsunami di selatan Jawa. Artinya, tsunami memang harus diantisipasi. "Kita semua harus bijak, memang wilayah Indonesia rawan gempa dan tsunami. Masalahnya adalah kita tidak pernah tahu kapan terjadi," kata Rahmat.

    Rahmat memahami potensi gempa magnitudo (M) 9,1 yang diandaikan oleh riset ITB adaalah skenario terburuk. Riset itu penting supaya antisipasi terhadap bencana menjadi lebih baik.

    "Intinya, kita apresiasi terhadap hasil riset ITB. Itu mengedukasi juga ke masyarakat. Para peneliti mengedukasi perihal adanya ancaman. Bahwa ancaman itu terjadi atau tidak, belum ada yang memprediksi secara tepat kapan terjadinya. Namun adanya ancaman itu betul," kata dia.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.