Kategori: News

Jatim Butuh Rp98 Miliar untuk Mengatasi Difteri

Difteri di Jatim sudah berstatus KLB.

Madiunpos.com, SURABAYA -- Total kebutuhan anggaran untuk menangani penyakit difteri di Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang sudah berstatus kejadian luar biasa (KLB) sebesar Rp98 miliar.

"Sifat pembiayaannya berbagi, yakni Pemprov Rp49 miliar dan Rp49 miliar lainnya menjadi tanggungan Pemkab/Pemkot," ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo di sela rapat koordinasi di Dinas Kesehatan Jatim di Surabaya, Rabu (17/1/2018).

Dia menambahkan anggaran tersebut dialokasikan untuk pembiayaan program penanganan difteri berupa Outbreak Response Immunization (ORI) dengan 82 persen untuk operasional sesuai kebutuhan kabupaten/kota.

Sedangkan sasaran penggunaan anggaran ORI ditujukan untuk 38 kabupaten/kota di Jatim dengan target sebanyak 10.717.765 orang, yakni usia 1-19 tahun.

"Seluruh anak di Jatim usia 1-19 tahun untuk diimunisasi semuanya. Mereka yang diprioritaskan untuk diberikan vaksin imunisasi ORI," ucap Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Dia mengakui status KLB penyakit difteri di Jatim merupakan anomali karena meskipun Jatim memperoleh capaian ekonomi tinggi dan berprestasi, tapi masih terdapat permasalahan kesehatan.

Padahal, lanjut Pakde Karwo, fasilitas kesehatan yang tersebar di Jatim saat ini adalah 371 unit rumah sakit, 961 Puskesmas dari 661 kecamatan yang berarti banyak kecamatan memiliki Puskesmas lebih dari satu, serta Puskemas pembantu 2.668 unit, pondok kesehatan 3.213 unit, serta Polindes 4.711 unit.

"Saya sedih melihatnya. Ketika berbagai fasilitas kesehatan tersedia di Jatim, tapi masih ada yang membuat kaget, yaitu permasalahan penyakit difteri ini," kata Pakde Karwo.

Di Jawa Timur sendiri kasus difteri tertinggi terjadi di Sampang, Gresik, Nganjuk, Pasuruan, Surabaya, yakni kasus lebih dari 21 penderita, sedangkan daerah dengan kasus 10-20 penderita berada di Bojonegoro, Sidoarjo, Jombang, Batu, Kota Malang, Kabupaten Malang, Lumajang, Kabupaten Blitar, dan Kota Blitar.

Sekretaris Jenderal Kemenkes RI dr Untung Suseno Sutarjo mengatakan pada 2017 KLB difteri ini hampir terjadi di 30 provinsi dan pada awal tahun 2018 mengalami penurunan menjadi lima provinsi.

"Setelah dua kali masa inkubasi atau dua minggu tidak ada lagi kasus baru di suatu daerah maka KLB dinyatakan berhenti. Penanganan difteri yang sangat krusial adalah pencegahan melalui imunisasi di setiap daerah," katanya.

Rohmah Ermawati

Dipublikasikan oleh
Rohmah Ermawati

Berita Terkini

Pegadaian Dukung Pemberdayaan Kelompok Rentan lewat Pelatihan Kemandirian Ekonomi dan Inklusi Digital

Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More

5 hari ago

Meriahkan Tahun Baru Islam, Pegadaian Syariah Gelar Kilau Emas Muharram untuk Masyarakat Aceh

Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More

5 hari ago

Komitmen Jalankan Transformasi Digital, Pegadaian Catat Lebih dari 10 Juta Transaksi Digital pada Semester Pertama 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More

2 minggu ago

Jangan Lewatkan, Pegadaian Galeri 24 Bagi–Bagi Emas Gratis di PRJ JIEXPO Kemayoran

Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More

2 minggu ago

Inovasi Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More

3 minggu ago

Pegadaian Raih The Most Innovative dan The Best CEO Future Finance Awards 2025

Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More

3 minggu ago

This website uses cookies.