Kader Tak Diakomodasi di Muswil PAN, Muhammadiyah Jatim Kecewa

Apabila PAN yang mayoritas dipilih orang Muhammadiyah mengabaikan kadernya, hal itu akan menjadi kerugian.

Kader Tak Diakomodasi di Muswil PAN, Muhammadiyah Jatim Kecewa Muswil PAN Jawa Timur di Shangri-La Hotel Surabaya. (Detikcom-Faiq Azmi)

    Madiunpos.com, SURABAYA – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur kecewa dengan hasil keputusan Musyawarah Wilayah (Muswil) V DPW PAN Jatim. Lima dari enam susunan formatur yang terpilih tak satu pun berasal dari kader Muhammadiyah.

    Kelima anggota formatur yang terpilih dalam Muswil DPW PAN Jatim antara lain, Achmad Ruba'i, Heri Romadhon, Abdullah Abu Bakar, Masfuk, Riski Sadig. Sementara Zainudin Maliki yang merupakan kader Muhammadiyah Jatim serta anggota DPR hanya diposisikan sebagai pendamping formatur.

    "Tentu saja bahwa partai-partai yang berbasis Islam itu harus tetap menggunakan nilai Islam untuk konteks muswil itu. Kalau nanti ada persoalan/perpecahan akan makin lemah. Dalam konteks politik harus mengambil unsur Islam," ujar Ketua PWM Jatim, Saad Ibrahim, saat dimintai konfirmasi, Senin (21/12/2020).

    Waduh, Gejala Covid-19 Serang Fungsi Otak Pasien di Surabaya

    Saad menjelaskan kebijakan umum Muhammadiyah yakni menjaga jarak yang sama dengan semua partai. Namun, apabila PAN yang mayoritas dipilih orang Muhammadiyah mengabaikan kadernya, hal itu akan menjadi kerugian.

    "Yang pertama begini, kebijakan umum Muhammadiyah itu menjaga jarak yang sama antarsemua partai. Sehingga kemudian Muhammadiyah bisa menempatkan kadernya di banyak tempat. Justru kalau PAN mengabaikan hal itu, dan pemilih riilnya PAN adalah dari Muhammdiyah, maka harus dipertimbangkan betul itu [soal formatur dari Muhammadiyah]," beber Saad.

    Wakil Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PWM Jatim, Ainur Rofiq Shopiaan, mengaku kecewa dan menyayangkan keputusan tersebut. Sebab kelima anggota formatur tersebut tidak ada yang mewakili aspirasi Muhammadiyah.

    Sindikat Pembuatan Hasil Rapid Test Covid-19 Palsu Disikat

     

    Peran Muhammadiyah

    Padahal menurutnya, sejarah berdiri dan berkembangnya PAN di Jatim maupun secara nasional tidak bisa lepas dari peran strategis Muhammadiyah.

    "Kita memang tidak punya hak untuk menuntut atau meminta ruang khusus di tubuh PAN. Namun bagaimana pun juga, Muhammadiyah punya andil besar dalam membesarkan PAN," tutur Ainur.

    Lebih lanjut Ainur menegaskan Muhammadiyah menyayangkan tidak ada satu pun kadernya dipercaya untuk menjadi bagian dari formatur DPW PAN Jatim. Keputusan ini, secara tidak langsung membuat hubungan antara PAN dengan Muhammadiyah semakin renggang.

    Jadi Kandidat Tunggal, Suharso Manoarfa Ketua Umum PPP

    Harus diakui, kata dia, selama lima tahun terakhir hubungan PAN dengan Muhammadiyah mulai kurang harmonis. Sejumlah kader Muhammadiyah di PAN justru semakin tersisih.

    "Saya khawatir ketika PAN semakin jauh dengan Muhammadiyah, lima tahun ke depan PAN di Jatim ini akan semakin menurun. Karena harus diakui, selama lima tahun terakhir perkembangan PAN tidak menunjukkan progres yang maksimal, bahkan trennya menurun," pungkasnya.



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.