Kemarau 2015 membuat 43.000 ha hutan wilayah Kabupaten Kediri, Tulungagung serta Trenggalek rawan terbakar.
Solopos.com, TRENGGALEK — Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Kediri membentuk satuan tugas khusus demi mencegah kebakaran hutan pada musim kemarau 2015 ini. Instansi terkait juga dilibatkan untuk mendukung Satuan Tugas Khusus Pengendalian Kebakaran Hutan (Satgasdalkar) di wilayah Kabupaten Kediri, Tulungagung serta Trenggalek.
Satgasdalkar Perhutani KPH Kediri itu bertanggung jawab atas 43.000 hektare hutan rawan kebakaran di wilayah Kabupaten Kediri, Tulungagung dan Trenggalek. Demi memastikan kesiapsiagaan mereka, Kamis (6/8/2015), digelar apel kesiagaan Satgasdalkar Perhutani di wilayah Trenggalek atau Kediri Selatan.
“Kami siagakan seluruh petugas perhutani di seluruh wilayah hutan bekerja sama dengan instansi terkait, baik itu kepolisian, TNI maupun masyarakat sekitar," kata Administratur Perhutani KPH Kediri, Maman Rosmantika seusai memimpin apel kesiagaan di Alun-Alun Kabupaten Trenggalek.
Khusus di Kabupaten Trenggalek, kata Maman, Perhutani membentuk satgas khusus pengendalian kebakaran hutan itu dengan jumlah personel sebanyak 105 orang. Mereka tersebar di hampir semua kecamatan yang memiliki areal hutan luas dan diidentifikasi sebagai kawasan hutan rawan kebakaran.
"Mereka akan bekerja 24 jam penuh untuk mencegah kebakaran hutan terjadi, setidaknya untuk mengendalikan dampaknya agar tidak meluas dan merugikan," ujarnya.
Bukan hanya membentuk satuan tugas khusus, lanjut Maman, para personel Satgasdalkar juga dibekali kemampuan tanggap darurat menghadapi bencana kebakaran hutan. Salah satu teknik yang menonjol diberikan adalah kemampuan melokalisasi kebakaran sehingga tidak merembet ke kawasan hutan sekitarnya, sementara menunggu sarana pemadam kebakaran datang melakukan upaya pemadaman.
Maman menjelaskan, untuk wilayah KPH Kediri, potensi kebakaran hutan biasanya terjadi di kawasan hutan Pace Kediri, Besuki Tulungagung, serta beberapa spot kawasan hutan di Trenggalek. Menurut dia, Trenggalek menjadi atensi perhutani karena memiliki beberapa area hutan yang rawan kebakaran, seperti kawasan hutan di perbukitan Gunung Kuncung, Jaaz, Orak-Arik, Kebo, Sawe, serta kawasan hutan Surondakan.
Selain aktivitas ilegal peladang, kata Maman, potensi kebakaran meningkat selama kemarau karena banyak daun kering yang menumpuk di dasar kawasan hutan sehingga mudah tersulut api ataupun puntung rokok. "Dari total luas hutan di wilayah KPH Kediri yang mencapai 172.000Â hektare, sekitar 43.000Â di antaranya rawan kebakaran," jelasnya.
Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More
Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
This website uses cookies.