KEMARAU 2015 : BMKG Akui Jatim Mulai Banyak Hujan

KEMARAU 2015 : BMKG Akui Jatim Mulai Banyak Hujan Prakiraan curah hujan Pulau Jawa dan Bali, September 2015. (data.bmkg.go.id)

    Kemarau 2015 yang berkepanjangan akibat fenomena alam El Nino mulai beranjak pergi dari Jatim.

    Madiunpos.com, SURABAYA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya memastikan musim kemarau 2015 yang berkepanjangan akibat fenomena alam El Nino mulai beranjak pergi. Anggota staf Informasi dan Data BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya Eko Prasetyo  mengemukakan sebagian besar wilayah Jawa Timur kini sudah mulai banyak diguyur hujan baik kawasan selatan maupun pantai utara.

    "Kondisi seperti ini akan berlanjut hingga masuk musim hujan pada akhir November hingga awal Desember," katanya di Surabaya, Selasa (10/11/2015), menanggapi kondisi cuaca di sejumlah daerah di Jatim pada musim peralihan dari musim kemarau 2015 ke musim hujan.

    Selatan Lebih Banyak
    Menurut dia, di pengujung kemarau 2015, kawasan Jatim bagian selatan kini curah hujan lebih banyak ketimbang daerah lainnya karena diprakirakan daerah ini akan masuk musim hujan lebih awal seperti Malang, Pacitan, Madiun, Nganjuk dan Kertosono. Sedangkan pantai utara Jatim, kata Eko,  meski curah hujan belum sebanyak di bagian selatan tapi juga sudah cukup banyak menerima hujan. Surabaya Barat dan Selatan hari ini bahkan berpeluang hujan deras.

    Kawasan Jatim bagian selatan diprakirakan sudah mulai masuk musim hujan pada dasarian kedua November dan kawasan pantai utara pada dasarian ketika November, sementara lainnya menyusul kemudian hingga awal Desember. "Pada musim seperti ini biasanya dibarengi dengan peristiwa angin kencang dan terkadang angin puting beliung yang bisa menimbulkan bencana. Jadi, masyarakat harus waspada," katanya.

    Perlu Antisipasi
    Selain itu, masyarakat juga sejak dini harus melakukan langkah antisipatif agar ketika musim hujan tiba tidak terjadi banjir  atau tanah longsor dengan mengontrol saluran-saluran air,  termasuk daerah aliran sungai (DAS) Brantas maupun Bengawan Solo,   tidak ada yang jebol, serta mewaspadai daerah-daerah gundul dengan tingkat kemiringan tinggi.

    Terkait dengan  kondisi perairan, ia mengatakan, kondisi perairan Laut Jawa dan Samudera Hindia cukup kondusif untuk aktivitas pelayaran. Tinggi gelombang dalam sepekan ke depan diperkirakan hanya berkisar 1 m=1,5 m dengan kecepatan angin sekitar 40 km/jam, sedangkan perairan Samudera Hindia sedikit lebih tinggi yakni 1,5 m- 2 m dengan kecepatan angin sekitar 45 km/jam.

     



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.