KEMARAU 2015 : Suplai Air ke Daerah Kekeringan, BPBD Jatim Sudah Habiskan Rp4 Miliar

KEMARAU 2015 : Suplai Air ke Daerah Kekeringan, BPBD Jatim Sudah Habiskan Rp4 Miliar Waduk Dawuhan di Plumpungrejo, Wonoasri, Kabupaten Madiun, kering, Senin (5/10/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

    Kemarau 2015 memaksa BPBD Jatim menyuplai air ke kawasan yang mengalami kekeringan.

    Madiunpos.com, SURABAYA — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur telah mengucurkan anggaran Rp4 miliar untuk menyuplai air ke sejumlah daerah yang dilanda kekeringan di provinsi ini selama kemarau 2015 ini.

    "Dana yang sudah dikeluarkan sampai akhir Oktober ini sekitar Rp4 miliar untuk suplai air di 24 daerah yang mengalami kekeringan," ujar Kepala BPBD Jawa Timur Sudarmawan ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Rabu (4/11/2015).

    Ia mengatakan di Jatim saat kemarau 2015 ini terdapat 26 daerah kekeringan—yang di 512 desa di 24 daerah termasuk dalam kategori kritis—sehingga diperlukan suplai untuk mengantisipasi kekurangan air bersih.

    Dana tersebut, kata dia, selain untuk suplai air bersih juga dipergunakan untuk mengantisipasi dengan melakukan sejumlah langkah lainnya, seperti bantuan untuk pengadaan sarana prasana. "Bantuannya antara lain dilakukan sumur bor dan pengembangan perpipaan yang sampai sekarang ada 44 titik di kabupaten/kota telah dibantu sarana perpipaannya," kata pria yang saat ini menjabat Penjabat Bupati Sumenep tersebut.

    Sementara itu, kemarau panjang yang melanda wilayah Indonesia berimbas pada kritisnya beberapa daerah di wilayah Jatim akibat kekeringan, terlebih Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika telah memprediksi musim hujan belum datang pada November 2015.

    Tapal Kuda Terparah
    Saat ini, kata dia, daerah "Tapal Kuda" seperti Lumajang, Situbondo, Pasuruan, Bondowoso, Banyuwangi dan Probolinggo menjadi daerah yang kritis air bersih, bahkan Madura mengalami kekeringan hampir secara keseluruhan. "Dikatakan kritis karena Madura dan 'Tapal Kuda' memiliki skala yang sangat luas dibanding daerah-daerah lainnya. Khusus di Madura, masyarakatnya ada yang sampai harus mengambil pasokan air dengan jarak 3 km-5 km," katanya.

    Meski demikian, tegasnya, kekeringan selama kemarau 2015 ini tidak sampai mempengaruhi produksi padi secara keseluruhan di Jatim, bahkan per Oktober 2015 terjadi kenaikan 5,30% dibandingkan bulan sama tahun sebelumnya.

    Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, sesuai angka ramalan II tahun 2015 produksi padi mencapai 13,05 juta ton gabah kering giling (GKG), naik dibanding angka tetap 2014 yang mencapai 657.460 ton. Kenaikan itu, disebabkan bertambahnya luas panen padi yang mencapai 64.240 ha atau sebesar 3,10%, serta adanya kenaikan produktivitas sebesar 1,28 kuintal per hektare atau sekitar 2,14%.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.