KERAJINAN NGAWI : Perajin Akar Jati Nantikan Peluang MEA
Kerajinan Ngawi berbahan dasar akar jati diharapkan dapat dijual lebih luas seiring diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Madiunpos.com, NGAWI — Perajin ukir kayu jati di tepian Jl. Raya, jalur Ngawi-Solo, tepatnya di wilayah Desa Banjarejo, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur menyatakan siap menghadapi era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) seiring persiapan yang telah dilakukan.
Salah seorang perajin ukir kayu jati, Lusi Rahmawati, di Ngawi, Kamis (21/1/2016), mengatakan pihaknya tidak takut menghadapi MEA, justru kesempatan tersebut dipandang sebagai peluang bisnis. MEA justru mereka nanti karena menjanjikan peluang pasar lebih luas.
"Selama ini, selain dipasarkan di dalam negeri, produk kami juga telah dipasarkan ke luar negeri. Kami melihat MEA justru sebagai peluang bisnis untuk memperluas pasar," ujar Lusi kepada wartawan.
Menurut dia, sebelum MEA diberlakukan, ia dan sejumlah perajin kayu jati setempat telah melakukan persiapan dan antisipasi. Di antaranya dengan menjaga kualitas kerajinan dan memproduksi barang sesuai selera pasar asing yang memiliki ciri khas tersendiri.
"Di antaranya memproduksi barang sesuai karakter dan keinginan negara pemesan. Mulai dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan hingga Eropa," kata dia.
SVLK Tengah Diurus
Selain memproduksi barang yang unik sesuai karakter asal usul konsumen, perajin setempat saat ini juga sedang mengurus Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK). SVLK bertujuan untuk memastikan agar semua produk kayu yang beredar dan diperdagangkan di Indonesia memiliki status legalitas yang meyakinkan. Konsumen di luar negeri pun tidak perlu meragukan legalitas kayu yang berasal dari Indonesia.
Dengan SVLK, industri berbahan kayu yakin akan legalitas sumber bahan baku kayunya sehingga lebih mudah meyakinkan para pembelinya di luar negeri. "Dengan persiapan-persiapan itu, Insya Allah kami tidak kaget saat MEA diberlakukan. Ya mungkin akan ada imbasnya, namun itu wajar dalam berbisnis," katanya.
Sesuai data yang ada, di Kabupaten Ngawi terdapat puluhan perajin kayu jati. Mereka rata-rata berada di desa tepian hutan milik Perhutani yang menjadi sumber bahan kerajinannya. Di antaranya di kawasan Kecamatan Kedunggalar dan Pitu.
Dari limbah kayu jati dan bonggol akar pohon jati, para perajin tersebut mampu membuat perabotan dan pernak-pernik yang bernilai jual tinggi. Harga yang ditawarkan juga bervariasi, mulai dari Rp20.000 hingga Rp15 juta.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap
Editor : Rahmat Wibisono
Baca Juga
- MASYARAKAT EKONOMI ASEAN : MEA Diterapkan, Jumlah Pekerja Asing di Jatim Naik 80%
- MASYARAKAT EKONOMI ASEAN : Hadapi MEA, Bupati Akui Kualitas SDM di Madiun Rendah
- MASYARAKAT EKONOMI ASEAN : Pelaku UKM Madiun Raya Butuh Galeri Suvenir dan Kerajinan Tangan
- MASYARAKAT EKONOMI ASEAN : 95% UKM di Madiun Raya Belum Siap Hadapi MEA
- MASYARAKAT EKONOMI ASEAN : Kursus Mandarin Online, MTI Bidik Profesional
- FOTO MASYARAKAT EKONOMI ASEAN : Jelang MEA, Imigrasi Madiun ke SMK
- MASYARAKAT EKONOMI ASEAN : Jelang MEA, Pemerintah Didesak Genjot Daya Saing Industri
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.