Kategori: News

KISAH TRAGIS : Wanita Ponorogo 50 Tahun Hidup dengan Tumor di Wajah

Kisah tragis, perempuan Ponorogo sudah 50 tahun menderita tumor.

Madiunpos.com, PONOROGO -- Seorang wanita di Desa Siwalan, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, bernama Sukeri, 50, menderita penyakit tumor sejak masih kecil hingga saat ini. Akibat penyakit tumor itu, fungsi indra penglihatan dan pendengaran bagian kirinya tidak berfungsi sama sekali.

Saat ditemui Madiunpos.com di rumahnya, Selasa (27/3/2018) siang, Sukeri terlihat sedang mengupas singkong. Menggunakan pisau tanpa pegangan, Sukeri tampak menguasai mata pisau dan mengelupas kulit singkong.

Di tubuh perempuan yang terlihat renta ini, banyak terlihat benjolan-benjolan sebesar kelereng. Benjolan itu berada di hampir sekujur tubuhnya. Saat berjalan, Sukeriterlihat agak sedikit menyeret kakinya.

Hampir separuh dari wajah wanita yang belum menikah itu tertutup daging menggelambir ke bawah sehingga menutup mata dan pipinya. Tak hanya itu, daging yang diduga tumor itu juga membuat telinganya turun. Kondisi itu membuat pendengarannya tak berfungsi.

Namun yang paling membuat sedih, Sukeri tinggal di rumah sendirian. Ayahnya bernama Gomo sudah lama meninggal dunia. Sedangkan ibunya bernama Misinem baru tahun lalu meninggal dunia.

"Dulu saya tinggal bersama ibu. Kemudian tahun lalu ibu meninggal dunia. Jadi saya sekarang tinggal sendirian," kata anak terakhir dari tujuh bersaudara ini.

Sebenarnya ada tiga saudaranya yang tinggal di samping rumahnya. Tetapi, mereka sudah lama tidak melihat rumah orang tua dan menjenguknya. Bahkan Sukeri mengaku hampir lupa pernah memiliki saudara.

"Saya punya saudara tiga yang rumahnya dekat sini. Mereka tidak pernah ke sini. Anak-anaknya juga ga pernah main ke sini," kata Sukeri.

Menutup Diri

Tumor yang menghinggapi tubuhnya sejak masih bayi hingga kini membuatnya menutup diri dengan lingkungan sekitar. Dia lebih memilih menyendiri dan mandiri dengan tidak menggantungkan hidup kepada saudara-saudaranya.

Mengenai penyakit tumornya, itu terjadi sudah puluhan tahun lalu. Sukeri sampai terlupa kapan terakhir berobat untuk penyembuhan penyakitnya. Yang dia ingat tumor ini tidak bisa disembuhkan dan semakin banyak menyerang tubuhnya.

Akibat tumor ini hampir sebagian wajahnya tertutup daging yang menggelambir sehingga menutup mata dan pipinya serta merusak pendengarannya bagian kiri.

"Mata saya yang sebelah kiri tidak bisa digunakan untuk melihat. Begitu juga telinga saya. Saya hanya memanfaatkan fungsi telinga dan mata bagian kanan saja," terang perempuan yang tidak sekolah ini.

Untuk kebutuhan makan, Sukeri mengaku mendapatkan bantuan raskin dari pemerintah sebanyak 5 kg setiap bulan. Sedangkan untuk kebutuhan lauk, terkadang ia mendapatkan bantuan dari komunitas sosial dan warga setempat.

Dia mengaku selama ini hanya memakan nasi dengan lauk tahu dan tempe. Selama 50 tahun hidup, dia mengaku belum pernah sekalipun mencicipi maupun makan telur dan daging ayam maupun sapi. Selain telur dan daging tidak diperbolehkan dimakan karena bisa memperparah tumor juga karena tidak ada uang untuk membelinya.

"Saya selama hidup belum pernah makan telur dan daging. Kalau makan saya lauknya tempe tahu. Terus sayurnya nyari di depan rumah," ujar dia.

Saat beras habis dan bantuan belum datang, Sukeri biasanya memakan singkong rebus dan dicampur dengan sayuran. Selama ini dirinya tidak pernah bekerja karena kondisi tubuh yang tidak memungkinkan.

Sepeninggal ibunya, Sukeri hanya tinggal sendirian dan hanya ditemani sebuah televisi usang. Saat tidur pun, perempuan ini hanya tidur dengan alas tikar tipis di lantai plesteran. Tidak terlihat satu pun barang perabotan rumah tangga di ruang tamunya. Ruangan itu kosong melompong.

Sukeri mengaku sudah pasrah dengan kondisinya yang demikian. Ia hanya bisa bersyukur atas kehidupannya. Untuk menyambung hidup, ia hanya mengandalkan bantuan dan tegalan yang ditanami singkong dan sayuran.

Rohmah Ermawati

Dipublikasikan oleh
Rohmah Ermawati
Tags: kisah tragis

Berita Terkini

Pegadaian Dukung Pemberdayaan Kelompok Rentan lewat Pelatihan Kemandirian Ekonomi dan Inklusi Digital

Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More

4 hari ago

Meriahkan Tahun Baru Islam, Pegadaian Syariah Gelar Kilau Emas Muharram untuk Masyarakat Aceh

Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More

5 hari ago

Komitmen Jalankan Transformasi Digital, Pegadaian Catat Lebih dari 10 Juta Transaksi Digital pada Semester Pertama 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More

2 minggu ago

Jangan Lewatkan, Pegadaian Galeri 24 Bagi–Bagi Emas Gratis di PRJ JIEXPO Kemayoran

Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More

2 minggu ago

Inovasi Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More

3 minggu ago

Pegadaian Raih The Most Innovative dan The Best CEO Future Finance Awards 2025

Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More

3 minggu ago

This website uses cookies.