Kisah Warga Pedalaman Hutan Madiun, Kini Bisa Menikmati Terangnya Lampu Listrik (bagian 2)

Puluhan warga di pedalaman hutan Madiun puluhan hidup tanpa dialiri listrik, tapi kini mereka sudah bisa menikmati aliran listrik.

Kisah Warga Pedalaman Hutan Madiun, Kini Bisa Menikmati Terangnya Lampu Listrik (bagian 2) Salah satu rumah di dalam hutan Dukuh Sekalus, Desa Cermo, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, yang dipasangi panel surya sejak 2020, Sabtu (20/11/2021). (Abdul Jalil/Solopos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Dukuh Sekalus yang ada di tengah-tengah kawasan hutan mulik Perhutani ini mulai ada sekitar tahun 1965. Saat itu banyak warga dari berbagai daerah yang bekerja sebagai penderes pohon pinus datang. Karena faktor pekerjaan itu, mereka kemudian menetap di tengah hutan dan mendirikan rumah. Lambat laun kampung ini pun menjadi ramai. Para penderes getah pinus ini pun mulai banyak.

    Hal itu disampaikan salah satu warga yang pertama kali datang di kampung itu,Panidi, 64. Dia menceritakan saat itu dibawa orang tuanya untuk ikut tinggal di tengah hutan. orang tuanya saat itu bekerja sebagai penderes di kawasan hutan tersebut.

    Sejak puluhan tahun tinggal di kampung itu, Panidi menceritakan belum pernah merasakan kemanfaatan listrik. Baru dua tahun terakhir, setelah ada bantuan panel surya dari pemerintah, dia baru bisa merasakan manfaat listrik.

    Kisah Warga Pedalaman Hutan Madiun, Kini Bisa Menikmati Terangnya Lampu Listrik (Bagian 1)

    Dia mengaku bersyukur di usia senjanya masih bisa menikmati keberadaan listrik. Rumahnya kini tidak lagi gelap gulita saat malam hari. Satu bohlam bisa menerangi seruangan rumah. Ini berbeda dengan lampu minyak yang biasa digunakan. Butuh beberapa lampu ublik untuk menerangi seisi rumah.

    Bukan hanya untuk keperluan penerangan saja, kini Panidi juga bisa mendengarkan acara-acara hiburan dan acara berita melalui radio.

    “Ya dulu selama puluhan tahun penerangan rumah pakai ublik. Tapi sekarang sudah tidak. Di rumah sudah ada satu lampu untuk menerangi satu ruangan,” kata dia.

    Warsito menyampaikan ada sepuluh keluarga yang tinggal di Dukuh Sekalus. Sedangkan jumlah jiwa yang tinggal di kampung ini sebanyak dua puluh orang. Sebagian besar yang tinggal di kampung ini adalah kelompok usia dia atas 50 tahun.

    Angin Puting Beliung Terjang Madiun, 500-an Rumah Rusak

    Sebagian besar warga di kampung ini bekerja sebagai penderes pohon pinus. Selain itu, mereka juga peternak sapi dan kambing. Saat di ladangnya panen, mereka akan menjualnya ke Pasar Desa Cermo.

    Dia menyampaikan sebenarnya keinginan memiliki daya listrik sendiri sudah lama diidamkan warga. Namun, karena kondisi yang tidak memungkinkan. Akhirnya warga pun mengubur dalam-dalam harapan itu. Hingga akhirnya pemerintah memberikan bantuan berupa panel listrik yang dipasang di atap rumah.

    “Sangat terbantu sekali. Panel surya ini sangat murah. Kita tidak perlu jauh-jauh beli token listrik. Kita hanya perlu merawat panelnya, membersihkan secara rutin. Ini supaya energi panas matahari bisa dimanfaatkan secara maksimal,” kata dia.

    Selama hampir dua tahun penggunaan panel surya, Warsito mengaku tidak ada kendala berarti terhadap penggunaan. Kebutuhan listrik warga pun tercukupi dengan adanya panel surya.

    “Pernah sekali waktu, ada yang rusak. Kemudian dilaporkan. Petugas datang untuk membantu perbaikan. Dan akhirnya bisa digunakan lagi,” kata dia. (bersambung)



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.