Kategori: News

KOPERASI JATIM Minim, Waspadai Rentenir!

Koperasi Jatim tak merata, aksi rentenir membayangi wilayah ini.

Madiunpos.com, SURABAYA — Pemerintah Provinsi Jawa Timur didesak menyoroti tata kelola dan pengadaan koperasi di tingkat desa guna mengatasi ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi dan membendung maraknya aktivitas rentenir di provinsi ini. Minimnya koperasi Jatim dikhawatirkan menyebabkan wilayah ini rentang kesenjangan.

Kepala Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Gantjang A. mengatakan tingkat sebaran koperasi di 8.502 wilayah administrasi setingkat desa di Jatim masih sangat rendah. Minimnya koperasi Jatim itu dikhawatirkan berdampak buruk karena koperasi berfungsi mencegah pemburukan kemiskinan.

“Di Jatim, desa atau kelurahan dengan fasilitas sekolahan, kesehatan, dan akses jalan sudah bagus. Namun, untuk pengadaan koperasi dan unit perbankan masih relatif kecil. Dikhawatirkan, aksi rentenir pun makin meningkat,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (16/2/2015).

Meskipun pertumbuhan pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Jatim adalah yang tertinggi kedua di Jawa setelah DKI Jakarta, BPS mencurigai tingkat kemakmuran masyarakat provinsi tersebut hanya terkonsentrasi di kawasan perkotaan dan kabupaten.

“Jangan sampai dengan pertumbuhan yang tinggi itu, ternyata masyarakatnya tidak semua merasakan. Supaya kebagian [kemakmuran], poin pentingnya adalah jumlah desa yang mempunyai koperasi harus terus ditingkatkan,” sambung Gantjar.

Dengan adanya koperasi, potensi desa di Jatim jadi membaik karena masyarakat kelas bawah yang ingin menyekolahkan anak, membangun rumah, dan memulai usaha tidak perlu meminjam ke rentenir. Dengan adanya akses ke koperasi, kesejahteraan dapat terkatrol.

Perbankan Juga Rendah
Berdasarkan sensus potensi desa BPS Jatim 2014, sebaran koperasi industri kecil dan kerajinan rakyat hanya 1,18% dari total desa yang ada di provinsi itu. Sementara itu, koperasi unit desa hanya mencakup 7,96%, sedangkan koperasi simpan pinjam hanya 44,59%.

Adapun, akses perbankan dan pembiayaan di pedesaan Jatim juga relatif rendah. Program kredit usaha rakyat hanya menjangkau 56,67% dari total desa, sedangkan Kredit Usaha Kecil dan kredit ketahanan pangan dan energi masing-masing 32,87% dan 13,85%.

Menurut Gantjar, kemudahan akses pembiayaan akan mendorong geliat UMKM. “Sayangnya, perkembangan sebaran UMKM ini hanya sedikit mengalami peningkatan. Ini mungkin dipengaruhi kuranng meratanya program pembiayaan rakyat di pedesaan.”

Rahmat Wibisono

Dipublikasikan oleh
Rahmat Wibisono

Berita Terkini

Sinergi untuk Negeri, Pegadaian Bersama 3 Institusi Pasar Modal Siapkan ETF Emas Pertama di Indonesia

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian, bersama dengan PT BRI Manajemen Investasi (BRI MI), PT Mandiri… Read More

17 jam ago

Peduli Warga Terdampak Tanah Gerak di Purbalingga, Pegadaian Salurkan Bantuan

Madiunpos.com, PURBALINGGA-Pegadaian Kanwil XI Semarang menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada warga Desa Maribaya, Kecamatan Karanganyar,… Read More

3 hari ago

Bergerak Cepat, Pegadaian Salurkan Bantuan Darurat untuk Bencana di Sumatra

Madiunpos.com, JAKARTA - Serangkaian bencana banjir, longsor, dan cuaca ekstrem yang melanda Aceh, Sumatra Utara,… Read More

4 hari ago

Perkuat Pemberdayaan Pandai Besi Binongko, Pegadaian dan Universitas Halu Oleo Jalin Kerja Sama

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian bersama Universitas Halu Oleo melaksanakan program pemberdayaan masyarakat pandai besi di Pulau Binongko,… Read More

6 hari ago

Konsisten, PT Pegadaian Pertahankan Predikat Most Trusted Company dalam Ajang CGPI 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – Komitmen kuat PT Pegadaian dalam menerapkan Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten… Read More

1 minggu ago

Torehkan Sejarah, Tim Pegadaian Raih Juara Dunia PMO Global Awards 2025 di Amerika Serikat

Madiunpos.com, PHOENIX – PT Pegadaian kembali mencatatkan prestasi monumental di kancah internasional. Kali ini Pegadaian… Read More

1 minggu ago

This website uses cookies.