Korban Banjir di Jombang Pilih Tinggal di Tanggul Sungai Brantas

Korban banjir di Dusun Kedung Gabus, Desa Bandar Kedungmulyo, mendirikan tenda darurat di tanggul Sungai Brantas yang tidak terendam air.

Korban Banjir di Jombang Pilih Tinggal di Tanggul Sungai Brantas Warga korban banjir Jombang mendirikan tenda karena enggan tinggal di tempat pengungsian. (Enggran Eko Budianto/detikcom)

    Madiunpos.com, JOMBANG - Sebagian korban banjir di Desa/Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Jombang, Jawa Timur, menolak mengungsi ke tempat yang disediakan pemerintah. Mereka memilih mendirikan tenda darurat di tanggul Sungai Brantas.

    Korban banjir di Dusun Kedung Gabus, Desa Bandar Kedungmulyo, mendirikan tenda darurat di tanggul Sungai Brantas yang tidak terendam air. Puluhan tenda darurat berjajar di sepanjang tanggul.

    Para pria, emak-emak hingga anak-anak mengungsi di tempat ini. Mereka tidur di dalam tenda beralaskan karpet lantai. Para pengungsi rela memasak makanan sendiri di lokasi.

    Baca Juga: Banjir di Jombang Meluas, Pengungsi Terus Bertambah Capai 1.200 Jiwa

    Seperti yang dilakukan Siti Saroh, 50, pengungsi asal Dusun Kedung Gabus. Dia mendirikan tenda darurat di tanggul Sungai Brantas sejak Jumat (5/2) sekitar pukul 23.00 WIB, karena banjir sudah merendam rumahnya.

    "Ini ala kadarnya, pakai terpal. Satu terpal dipakai semuatnya karena kami sama-sama terkena musibah," kata Siti kepada wartawan di lokasi pengungsian, Sabtu (6/2/2021).

    Siti mengaku tidak tenang mengungsi di tenda darurat tanggul Sungai Brantas. Betapa tidak, saat hujan turun, tenda pasti akan tergenang oleh air.

    Bapak dan Anak Meninggal Berpelukan setelah Kantor Desa di Banyuwangi Dihantam Truk

     

    Memasak Sendiri

    "Sebenarnya takut di tanggul. Pak lurah [Kades Bandar Kedungmulyo] menganjurkan disuruh merapat ke balai desa, tapi terlalu jauh," terangnya.

    Siti dan pengungsi lainnya terpaksa memasak makanan sendiri. Dia berharap pemerintah segera mengirim bantuan makanan dan air bersih.

    "Kebutuhan air bersih dan makanan. Supaya kami tidak sakit. Kami juga kesulitan mandi. Cuma pakai air mineral untuk gosok gigi dan cuci muka," ungkapnya.

    Perdunu akan Gelar Festival Santet, DKB Banyuwangi Kritik Stigma Kota Santet bakal Terulang

    Hal senada dikatakan Mahmudah, 50, pengungsi asal Kedung Gabus. Meski kesulitan tidur di tenda darurat, dia enggan pindah ke pengungsian yang disediakan pemerintah.

    "Saya mengungsi sama suami. Tadi ditawari ke balai desa, tapi suami tak mau karena jauh," cetusnya.

    Kepala Desa Bandar Kedungmulyo, Zainal Arifin, menjelaskan banjir sejak Jumat (5/2) sekitar pukul 22.00 WIB, melanda Dusun Kedungasem, Bandar dan Kedung Gabus. Banjir berdampak terhadap 3.500 jiwa. "Pengungsi di kantor desa sekitar 400 orang. Kalau yang di tanggul belum terdata," jelasnya.

    Menipu Berkedok Perekrutan CPNS, ASN di Tulungagung Dibekuk

     

    Tempat Pengungsian

    Zainal mengaku menyiapkan tiga tempat pengungsian untuk warganya yakni di kantor desa, serta di SDN Bandar Kedungmulyo 1 dan 2.

    Dia berharap warga Dusun Kedung Gabus bersedia pindah ke tempat pengungsian tersebut. Sehingga pengiriman makanan, minuman dan obat-obatan lebih efektif. Meski begitu, pihaknya akan menyuplai makanan dan minuman untuk pengungsi di tanggul Sungai Brantas.

    "Harapan kami pengungsian difokuskan di tiga titik supaya cepat penanganannya. Kami berusaha bersama pihak kecamatan dan Tagana untuk segera mengevakuasi masyarakat. Kami khawatir kalau hujan mereka sakit," tandasnya.

    Mengenal Cara Kerja Terapi Stem Cell yang Dianggap "Obat Segala Penyakit"



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.