KULINER NUSANTARA : Kafe dan Restoran Naikkan Harga 8%-15%

KULINER NUSANTARA : Kafe dan Restoran Naikkan Harga 8%-15% Ilustrasi juru masak menyajikan hidangan (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

    Kuliner Nusantara dipengaruhi kenaikan upah karyawan dan service charge ruang ritel sewa. Harganya sajian kuliner Nusantara di jatim pun naik.

    Madiunpos.com, SURABAYA — Kenaikan upah karyawan dan service charge ruang ritel sewa yang terjadi tahun 2015 ini membuat para pengusaha kafe dan restoran di Jawa Timur mulai melakukan penyesuain harga produk makanan dengan kenaikan 8%-15%.

    Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur Tjahjono Haryono mengatakan meskipun pemerintah kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang cukup mempengaruhi biaya distribusi, tetapi penurunan harga BBM itu tetap tidak bisa mengimbangi kenaikan upah karyawan dan service charge kafe dan restoran tahun ini. Terlebih lagi, tentunya tatkala kini harga BBM kembali naik.

    "Selain itu, harga gas yang juga naik pada tahun kemarin telah mempengaruhi biaya produksi tahun ini, tetapi biaya gas sudah bisa kami stabilkan. Untuk itu per Maret ini teman-teman pengusaha restoran melakukan penyesuaian harga baru makanan, karena kenaikan UMK juga sudah diterapkan," katanya di Surabaya, Minggu (1/3/2015).

    Sementara itu, harga beras yang sempat naik hingga 20% beberapa hari lalu dinilai tidak terlalu berpengaruh terhadap harga makanan di kafe dan restoran. Menurut Tjahjono, untuk kafe dan restoran umumnya lebih banyak memiliki menu pengganti beras seperti kentang dan noodle atau mi. "Kecuali untuk pedagang atau warung yang memang khusus menjual nasi goreng, jelas sangat berpengaruh," imbuhnya.

    Lebih Baik
    Tjahjono mengatakan kinerja bisnis kafe dan restoran di Jawa Timur pada Januari-Februari tahun 2015 ini cukup menggembirakan, yakni mampu tumbuh 10%-15% dibandingkan periode yang sama tahun 2014 lalu. Padahal, katanya, awal tahun umumnya bisnis kuliner tidak terlalu ramai dibandingkan saat musim libur Lebaran, sekolah dan libur akhir tahun.

    "Pertumbuhan itu berdasarkan survei beberapa restoran tetapi belum secara keseluruhan restoran yang ada di sini. Namun hal itu cukup lumayan trennya apalagi dibarengi oleh event Valentine dan Imlek sehingga membantu penjualan," jelasnya.

    Dia menjelaskan kenaikan UMK tidak berarti sepenuhnya menurunkan kinerja bisnis kuliner, tetapi juga meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk-produk makanan di kafe dan restoran.

    Tjahjono menambahkan dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun ini, maka diperkirakan bisa menumbuhkan jumlah kafe dan restoran baru hingga 20% terutama restoran kelas menengah ke atas yang ramai-ramai memasuki pasar Jawa Timur.

    "Kebanyakan yang akan masuk adalah restoran fast food dan fast casual asing. Dalam waktu dekat ini juga akan ada restoran asal Filipina yang mau masuk ke Surabaya. Potensi pasar untuk bisnis kuliner di sini memang luar biasa," imbuhnya.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.