Mantap! Ibu Rumah Tangga di Madiun Ini Jual Pentol Goreng, Raup Omzet Rp4 Juta/Hari

Omzet penjualan per harinya, kata Yanti, bisa mencapai Rp4 juta.

Mantap! Ibu Rumah Tangga di Madiun Ini Jual Pentol Goreng, Raup Omzet Rp4 Juta/Hari Pentol goreng dan ceker lunak yang diberi saus sambal pedas siap disantap. (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Luki Dariyanti, 43, ibu rumah tangga asal Desa Bantengan, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, menyulap teras rumahnya jadi warung kudapan pentol goreng dan ceker lunak. Meski sederhana, warung Pentol Goreng Ceker Lunak Mbak Yanti ini tidak pernah sepi dari pengunjung.

    Ratusan porsi pentol goreng setiap hari dibikin untuk memanjakan lidah para pembeli. Pentol goreng ini memiliki ciri khas pedas.

    Yanti menceritakan warungnya mulai ramai dikunjungi pembeli sejak 2010. Setiap hari dirinya bisa menyiapkan ratusan porsi pentol goreng bagi para pelanggannya.

    Kisah Yanti, Ibu Rumah Tangga di Madiun Sukses Jualan Pentol Goreng Pedas

    Dalam satu hari, biasanya bisa menghabiskan 35 kilogram pentol. Sedangkan saat hari Sabtu dan Minggu bisa mencapai 40 kilogram pentol per hari. Selain itu, dalam sehari rata-rata bisa menghabiskan ceker sebanyak 1.000 biji, sayap ayam dua kilogram, dan kepala ayam 20 biji.

    “Produk utama di sini tetap pentol goreng. Kemudian ada ceker. Untuk melengkapi menu, saya menambah sayap dan kepala ayam. Baik ceker, sayap, dan kepala ayam itu tulangnya lunak semua,” kata dia saat berbincang dengan Madiunpos.com, beberapa hari lalu.

    Untuk satu porsi pentol goreng ini seharga Rp10.000. Omzet penjualan per harinya, kata Yanti, bisa mencapai Rp4 juta. Bahkan pada hari libur omzetnya bisa naik mencapai Rp5 juta per hari.

    Pembeli sedang menuliskan pesanan di Warung Pentol Goreng Ceker Kunak Mbak Yanti di Desa Bantengan, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, beberapa waktu lalu. (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    “Kalau pendapatan kotor dari jualan ini, sehari bisa mencapai Rp4 juta. Saat hari libur bisa mencapai Rp5 juta per hari,” terang dia.

    Warung pentol goreng ini mulai buka pukul 08.00 WIB dan tutup pukul 16.00 WIB. Pada saat hari libur biasanya jumlah pembeli naik.

    Pelanggannya tidak hanya dari Madiun dan sekitarnya saja, tetapi ada pelanggan dari Sragen, Mojokerto, dan Surabaya. Pelanggan dari luar kota biasanya selain makan di tempat, juga membeli beberapa porsi untuk digoreng sendiri di rumah.

    Sampah Bambu Menggunung Nyangkut di Jembatan, Warga Madiun Khawatir

    “Banyak dari luar kota. Ya biasanya mereka pas lewat Madiun, terus mampir ke sini. Tapi, selama masa pandemi corona ini memang tidak banyak pelanggan dari luar kota yang datang,” jelas istri dari Mujiono tersebut.

    Sampai saat ini, dia mengaku belum membuka warung cabang di lain lokasi. Namun, keinginannya supaya warung pentol goreng ini bisa tambah ramai. Dia pun berkomitmen untuk mempertahankan cita rasa pentol bikinannya dengan bahan yang benar-benar berkualitas.

    “Kalau kata orang, pentol di sini harganya terkenal mahal. Ya karena saya menggunakan daging sapi dan daging ayam,” ujar Yanti.

    Seorang pembeli, Ila, mengaku kerap datang ke warung ini untuk menikmati pentol goreng dan ceker lunak. Menurutnya, rasa pentol di sini lebih gurih dan bersih. Selain itu, saus sambal racikannya juga sesuai selera.

    “Saya biasanya tiga kali dalam sepekan datang ke warung ini untuk makan pentol,” kata dia.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.