Kategori: News

MAULID NABI MUHAMMAD : Air Sisa Jamasan Kiai Pradah Diperebutkan Ribuan Warga Blitar

Maulid Nabi Muhammad menjadi salah satu momentum menjamas gong Kiai Pradah yang dianggap sebagai benda pusaka Kabupaten Blitar.

Madiunpos.com, BLITAR — Ribuan warga berebut air sisa jamasan atau siraman benda pusaka Kiai Pradah atau Mbah Pradah di Alun-Alun Kota Lodoyo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Jumat (25/12/2015).

Kendati tidak seramai tahun-tahun sebelumnya, tradisi tahunan yang digelar bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tahun Baru Islam, 1 Muharam itu dibanjiri ribuan warga. Mereka yang datang dari berbagai penjuru daerah di Kabupaten Blitar dan sekitarnya bahkan rela berdesak-desakan di sekitar menara tempat digelarnya ritual siraman demi sekadar mendapat cipratan air sisa jamasan yang mereka anggap mengandung berkah.

"Itu menjadi keyakinan masing-masing. Apapun yang diinginkan, diharapkan, jika kita yakin, Insya Allah doanya terkabul," ujar Supriyadi, anggota Satuan Polisi Pamong Praja yang terlihat ikut berebut sisa air jamasan.

Supriyadi tidak banyak mendapat air sisa jamasan, namun ia mendapat bubuk menyerupai tepung yang sebelumnya digunakan untuk membersihkan benda pusaka berbentuk alat musik tradisional gong tersebut.

Diarak Dulu
Pada awal pelaksanaan ritual, rangkaian prosesi memandikan benda pusaka peninggalan zaman Kerajaan Mataram Islam tersebut berlangsung tertib. Dimulai dengan penampilan sejumlah penari tradisional di pendopo Balai Kelurahan Lodoyo, gong Kiai Pradah yang masih terbungkus kain putih dikeluarkan dari tempat penyimpanan atau Sanggar Palereman untuk selanjutnya diarak keliling alun-alun.

Benda pusaka itu pernah digunakan Sunan Kudus dalam memimpin laskar Demak saat kerajaan Majapahit memasuki era keruntuhannya. "Apapun latar belakang dan semangat yang terkandung dalam ritual siraman gong Kiai Pradah ini, pemerintah daerah berkepentingan dalam melestarikan tradisi budaya ini sebagai ciri khas kebudayaan lokal sekaligus untuk mendongkrak pariwisata daerah," kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blitar Luhur Sejati.

Warga yang semula bergerombol di sekitar panggung atau menara tempat digelarnya siraman perlahan meninggalkan lokasi setelah puas berebut dan mendapat air sisa jamasan gong yang terbuat dari bahan logam perunggu, ke dalam botol-botol air mineral.

Rahmat Wibisono

Dipublikasikan oleh
Rahmat Wibisono

Berita Terkini

Pengguna Tring! by Pegadaian Tembus 2 Juta

Madiunpos.com, JAKARTA-Aplikasi unggulan, Tring! by Pegadaian, kini berhasil menembus angka 2 Juta pengguna terdaftar, sejak… Read More

2 hari ago

Penguatan Ekosistem Bullion melalui Forum Bullion Connect 2025: Linking Mines to Markets

Madiunpos.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama OJK berkolaborasi dengan World Gold Council (WGC)… Read More

1 minggu ago

Pegadaian Dorong Akses Pendidikan di Timur Indonesia melalui Kapal Literasi Moh. Hatta

Madiunpos.com, MALUKU – Dalam semangat memperluas akses pendidikan dan literasi hingga ke pelosok negeri, Pegadaian… Read More

3 minggu ago

Pegadaian Kembali Hadirkan Program Gadai Bebas Bunga, Solusi Cepat dan Ringan untuk Kebutuhan Finansial Masyarakat

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali hadirkan program Gadai Bebas Bunga, sebagai bentuk komitmennya untuk meringankan beban… Read More

3 minggu ago

Pegadaian Catat Kinerja Gemilang di Q3 2025 Berkat Komitmen Jadi Akselerator Inklusi Keuangan

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian catatkan kinerja keuangan yang membanggakan pada kuartal III tahun 2025 ini. Pegadaian menegaskan… Read More

4 minggu ago

Berkat ATM Emas, Pegadaian Raih Penghargaan Best Innovation di BRI Subsidiaries Forum Q3 2025

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali buktikan posisinya sebagai gold ecosystem leader. Kali ini Pegadaian meraih penghargaan… Read More

4 minggu ago

This website uses cookies.