Mendikbud Tiadakan UN 2021, Begini Respons Dispendik Surabaya

Sebelumnya, pada 2020 UN juga ditiadakan karena persebaran Covid-19. Sementara pada 2021 dipertegas dengan surat edaran (SE) dari Kemendikbud.

Mendikbud Tiadakan UN 2021, Begini Respons Dispendik Surabaya Mendikbud Nadiem Makarim. (Suara.com-Arya Manggala)

    Madiunpos.com, SURABAYA - Mendikbud Nadiem Makarim memutuskan Ujian Nasional (UN) 2021 ditiadakan dengan alasan persebaran Covid-19 di Indonesia semakin meningkat.

    Menanggapi hal itu Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, Supomo, mengatakan menyesuaikan aturan dari Kemendikbud. Sebelumnya, pada 2020 UN juga ditiadakan karena persebaran Covid-19. Sementara pada 2021 dipertegas dengan surat edaran (SE) dari Kemendikbud.

    "Setelah kami membaca SE terbaru kami menyikapi sesuai dengan amanah tersebut. 2021 Ini sudah ada jelas. Saya belum mengikuti perkembangan perubahan, sudah jelas tahun ini tidak ada UN, diganti model assesment yang dilakukan masing-masing sekolah," kata Supomo kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (4/2/2021).

    Bahas Prokes, Dokter di Surabaya Diancam Dibunuh hingga Ditantang Duel sampai Mati

    Supomo menjelaskan assesment yang sudah dilakukan sekolah, kemudian dilaporkan kepada Dispendik. Kemudian dilakukan evaluasi.

    "Karena apa pun itu, kita masih dirangkai penerimaan siswa baru, masih pakai jalur prestasi. Ini dipikirkan, jangan sampai terjadi penilaian-penilaian yang membuat satu dan yang lain sekolah tidak sama. Kemudian dasar penentuan penerimaan siswa baru khususnya jalur prestasi terkoordinasi baik," jelasnya.

    Nantinya, tambah dia, akan ada tim yang membuat format standardisasi dan kemudian dilakukan evaluasi. Sebab sekolah di Surabaya tidak sedikit, maka evaluasi akan dilakukan secara bertahap dari masing-masing sekolah.

    Ngebut di Perumahan, Anggota DPRD Jember Menyesal Pukul Ketua RT

     

    Assesment

    "Tim tidak langsung mendatangi semua sekolah. Akan dibuat pola, semua akan mendapatkan evaluasi sama dari kegiatan assesment," ujarnya.

    Ujian sekolah lainnya telah berjalan, seperti UTS, UAS dan ujian tambahan lainnya. Ia menegaskan jika assesment ini sejenis dengan ujian yang terakhir untuk anak-anak sekolah.

    "Ada penilaian perilaku, lengkap, assesment seperti demikian. Karena ini barang baru maka kemudian kita harus benar-benar bisa menerjemahkan ini, sehingga tidak ada yang tidak pas dalam penilaian anak-anak kita dalam assesment," katanya.

    Hoaks! Video Gunung Raung Muntahkan Lahar

    "Tahun lalu sistemnya dengan rapor semester sekian sampai sekian, muncul rata-rata nilai. Itu digunakan sebagai dasar kelulusan tahun kemarin, karena kita tidak bisa menggunakan ujian nasional (UN) kemarin," tambahnya.

    Sementara tahun ini kelulusan juga dinilai dari perilaku. Baginya, dalam menilai perilaku bukan selalu dilihat secara langsung. Melainkan dari perilakunya dalam pembelajaran.

    "Kan bisa pengertian perilaku tidak mengamati secara fisik, tapi kesehariannya, kok tidak ngumpulin tugas, harus dikejar, itu sudah perilaku. Ketika daring kok ikut pertama tok, lalu ditinggal main itu bentuk perilaku. Tidak harus melakukan tatap muka. Ya kita bisa melakukannya dengan adanya kondisi terbatas ya hanya itu," pungkasnya.

    Perlu Sinergi Lintas Wilayah untuk Redam Pandemi Covid-19



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.