Mengenal Sosok Mbok Yem, Pemilik Warung Tertinggi di Puncak Lawu

Mbok Yem yang sudah berusia 60 tahun rela tinggal di puncak Gunung Lawu sejak 1980-an untuk menjajakan makanan bagi pendaki.

Mengenal Sosok Mbok Yem, Pemilik Warung Tertinggi di Puncak Lawu Mbok Yem saat memasak. (travelingyuk.com)

    Madiunpos.com, MAGETAN – Bagi para pendaki Gunung Lawu, nama Mbok Yem sudah tak asing lagi di telinga mereka. Mbok Yem adalah seorang pemilik warung legendaris yang lokasinya hampir di puncak Gunung Lawu.

    Wanita berusia 60 tahun bernama asli Wagiyem ini telah berjualan di Gunung Lawu sejak tahun 1980. Mbok Yem membangun warung makan dan tempat tinggal di ketinggian 3.150 mdpl, atau hanya selisih 115 mdpl dari puncak Lawu. Jarak warungnya beberapa ratus meter saja dari puncak Hargo Dumilah, puncak tertinggi di Gunung lawu.

    Mbok Yem membangun warungnya dengan kayu dan hiasan seadanya. Dia menjadi satu-satunya penjual makanan di Gunung Lawu dan hidup makmur di sana. Menu yang dijual Mbok Yem pun sederhana, seperti nasi pecel, nasi goreng, kopi, dan gorengan. Harganya pun terbilang murah, hanya berkisar Rp 10.000 saja per porsi. Selain itu Mbok Yem juga menyediakan mie siap saji dan minuman berkemasan.

    3 Bukit Kapur di Jawa Timur Yang Punya View Keren Banget

    Keberadaan warung Mbok Yem diakui sangat membantu para pendaki yang kekurangan bekal logistik saat mendaki. Apalagi fasilitas di warung itu terbilang lengkap. Dalam sehari, Mbok Yem bisa melayani 200 hingga 300 pendaki.

    Melansir detik.com, Selasa (29/9/2020), untuk memasok barang dagangannya, Mbok yem dibantu kerabat yang rutin mengantar bahan baku. Sementara untuk kebutuhan air, Mbok Yem mendapatkan dari mata air Sendang Drajat yang berada tak jauh dari warung.

    Tinggal Sendirian

    Demi menjaga warungnya, Mbok Yem menetap di warungnya. Dahulu, Mbok Yem ditemani oleh sang suami dan anak-anaknya. Namun kini ia berjualan sendiri seusai sang suami meninggal dunia. Seolah sudah terbiasa hidup di gunung, Mbok Yem hanya turun beberapa kali saja. Ia diketahui akan turun gunung ketika Idul Fitri atau saat ada keluarga yang menggelar acara hajatan.

    Pendakian Gunung Semeru Kembali Dibuka per 1 Oktober, Perhatikan Aturan Baru Ini

    Banyak pendaki yang salut dengan kegigihan Mbok Yem. Pasalnya Gunung Lawu memiliki cuaca yang ekstrem. Dalam kondisi tertentu, suhunya bahkan bisa mencapai -5 derajat Celsius.

    “Semangat Mbok Yem untuk berjualan di puncak dan rela meninggalkan keluarga sangat luar biasa. Bisa dibilang Mbok Yem turun hanya waktu lebaran. Semangat Mbok Yem patut dicontoh,” ujar Maya, seorang pendaki yang pernah singgah di warung Mbok Yem saat dihubungi madiunpos.com.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.