Muhammadiyah Beri Pelatihan Kewirausahaan Penyandang Disabilitas

Koordinator Gerakan Inklusif dari Majelis Pelayanan Sosial PP Muhammadiyah, Dedi Warman, mengatakan sebanyak 55 penyandang disabilitas mendapatkan pendampingan selama tiga bulan yang dimulai Januari 2021.

Muhammadiyah Beri Pelatihan Kewirausahaan Penyandang Disabilitas Logo Muhammadiyah. (pwmu.co)

    Madiunpos.com, MADIUN—Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memberikan stimulan kepada para pegiat ekonomi mikro penyandang disabilitas di berbagai kota. Stimulan ini untuk kedaulatan dan kemandirian ekonomi keluarga.

    Koordinator Gerakan Inklusif dari Majelis Pelayanan Sosial PP Muhammadiyah, Dedi Warman, mengatakan sebanyak 55 penyandang disabilitas mendapatkan pendampingan selama tiga bulan yang dimulai Januari 2021.

    Mereka adalah disabilitas beragam yaitu tuna netra 17 orang, pengguna kursi roda 12 orang, tuna rungu 10 orang, dan orang dengan gangguan kejiwaan 4 orang.

    Harga Cabai di Gresik Tembus Rp120.000, Permintaan Menurun Drastis

    Kemudian tuna grahita 2 orang, tuna daksa pemakai alat bantu tongkat 2 orang, tuna wicara 1 orang, dan autis 2 orang. Selain itu, disabilitas intelektual 1 orang dan keluarga penyandang disabilitas 4 orang.

    Cakupannya di wilayah Jakarta, Bekasi, Tanggerang, Serang, Bandung, Yogyakarta, Klaten, Tasikmalaya, Ponorogo, Padang, Bireun, dan Banda Aceh.

    Kegiatan itu dilakukan dengan delapan pendamping dengan usaha sangat bervariasi mulai dari kuliner, seni dan kerajinan, budidaya ternak dan tanaman, warung kecil, penjaja dagangan keliling, dan dropshipper. 

    2 Mahasiswa UIN Malang Peserta Diklat Silat Meninggal, 31 Panitia Diperiksa  

     

    Lintas Majelis

    Sejak Januari sampai Maret, kata Dedi, mereka akan mendapatkan coaching usaha langsung, baik kunjungan maupun pelatihan. Penyelenggaraan program ini merupakan kerja sama lintas majelis dan lembaga di Muhammadiyah antara Lazismu, Majelis Pemberdayaan Masyarakat dan Majelis Pelayanan Sosial di lingkungan PP Muhammadiyah.

    Hadir sebagai mentor dalam pelatihan kewirausahaan penyandang disabilitas tahap pertama adalah Bachtiar Kurniawan, Sekretaris Majelis Pemberdayaan Masyarakat.

    “Kami menfasilitasi kelompok masyarakat apa pun latar belakangnya agar mampu menolong diri sendiri. Artinya akses untuk kemandirian harus didahulukan. Untuk itulah program gerakan ekonomi inklusif ini diadakan,” bunyi siaran pers yang diterima Madiunpos.com, Selasa (9/3/2021).

    Pembuat Video Ancam Gorok Mahfud Md Serahkan Diri

    Dalam sharing pengalamannya bersama penyandang disabilitas dalam membangun usaha yang inklusif, Bachtiar menemukan usaha berkelompok yang efektif dan efesien membuat akses perbankan sendiri dengan mendirikan Bank Difable.

    Arni Suwanti dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) menambahkan dalam pendampingannya, MPM juga bekerja sama dengan mahasiswa Muhammadiyah menugaskan KKN secara periodik di rumah para penyandang disabilitas.

    “Kita tahu Muhammadiyah merupakan gerakan Islam amar maruf nahi munkar, yang memberikan perhatikan kepada semua kelompok masyarakat rentan. Ini adalah bentuk satu komimen, tidak hanya diskusi, apalagi diskursus, tetapi melalui aksi aksi nyata yang terencana,” jelas Ketua Lazismu, Hilman Latief, dalam sambutannya.

    Terpapar KLB Moeldoko, Ketua DPC Demokrat Ngawi Dipecat

     

    Peta Jalan

    Baginya kehadiran Majelis Pemberdayaan Masyarakat, Majelis Pelayanan Sosial memberikan perspektif yang lebih spesifik dan membawa hal penting ke dalam tubuh Muhammadiyah. Untuk itu, dia berharap ada peta jalan yang bisa diterjemahkan Muhammadiyah dalam 4-5 tahun ke depan dalam melanjutkan bersama para penyandang disabilitas.

    “Apa yang menjadi cita cita dalam pemberdayaan ekonomi, sosial, politik, pendidikan dan budaya, harus menjadi bagian agenda besar kita bersama pemerintah, swasta dan masyarakat sipil.”

    Sebelumnya, acara pelatihan ini di buka oleh Sularno, Ketua Majelis Pelayanan Sosial PP Muhammadiyah. Dalam sambutan pembukaannya, ia menekankan kewirausahaan berbagai profesi ini diharapkan menjadi gerakan masif yang terus bergulir.

    Demo Hari Perempuan Internasional di Malang Ricuh, Seorang Mahasiswa Jadi Tersangka

    “Kalau perlu kita rekayasa bersama untuk saling menguntungkan dengan bertukar pengalaman, bertukar produk, pengetahuan, juga dengan jejaring pengusaha yang dimiliki Muhammadiyah, untuk saling topang dan menguatkan,” kata dia.

    Konsultan Program Gerakan Ekonomi Inklusif Muhammadiyah yang juga seorang tuna netra, Fajri Hidayatullah, menegaskan perekonomian inklusif perlu dibangun dan diberdayakan untuk kemandirian para penyandang disabiltas.

    Untuk itu penting pendampingan bagi para wirausahawan disabilitas agar tidak ada lagi hambatan yang sifatnya teknis dan para wirausahawan cepat naik kelas menuju kesejahteraan.

    Apotek Kimia Farma Dibobol Maling, Uang Jutaan Rupiah Raib

    Dalam pendampingan di Panti Asuhan Disabilitas Aisyiyah Ponorogo, anak-anak dan remaja berbagi peran dalam pemanfaatan bantuan modal usaha dengan ternak lele, melengkapi kebutuhan griya pijat, dan tanam sayur. Salah satunya Rachel, 17. Dia menyampaikan bantuan tersebut sudah dibelikan benih, pupuk, dan memperbaiki kolam yang rusak.

    “Ikan dan sayur untuk dikonsumsi sendiri, sedangkan untuk teman-teman yang tuna netra membuka griya pijat setiap harinya untuk umum,” ujarnya.



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.