MUKTAMAR NU : NU Pecah Pascamuktamar, Gus Ipul Janjikan Rekonsiliasi

MUKTAMAR NU : NU Pecah Pascamuktamar, Gus Ipul Janjikan Rekonsiliasi Wakil Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Panitia Daerah Muktamar NU Saifullah Yusuf memberikan penjelasan kepada wartawan di Jombang, Jawa Timur, Senin (3/8/2015). Saifullah Yusuf mengatakan bahwa kegiatan Muktamar Ke-33 NU harus selesai paling lambat 6 Agustus 2015. (JIBI/Solopos/Antara/Zabur Karuru)

    Muktamar NU di Jombang ditandai perpecahan di tubuh NU. Wagub Jatim Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menjanjikan upaya rekonsiliasi.

    Solopos.com, JOMBANG — Nahdlatul Ulama (NU) pecah setelah penyelenggaraan Muktamar Ke-33 NU di kota kelahiran organisasi terbesar umat Islam di Indonesia itu, Jombang. Wakil Gubernur Jawa Timur yang dalam muktamar tersebut bertindak sebagai ketua panitia daerah yakin rekonsiliasi bisa dilakukan.

    Dua kubu berseberangan dalam Muktamar Ke-33 NU, Rabu (5/8/2015) malam, menggelar forum pertemuan terpisah. Kubu incumbent atau pemegang jabatan di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melanjutkan jalannya sidang pleno di Alun-Alun Jombang, Jawa Timur. Sementara itu, kalangan yang tak puas dengan jalannya muktamar yang penuh rekayasa yang melanggar AD/ART organisasi memilih berkumpul dalam forum lintas wilayah di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang.

    Menanggapi kenyataan itu, Saifullah Yusuf berjanji akan mengupayakan rekonsiliasi di antara kubu yang berbeda pendapat pasca-Muktamar Ke-33 NU di Jombang itu. "Otomatis NU punya mekanisme untuk melakukan rekonsiliasi. Secara kultural ada banyak instrumen sosial yang bisa digunakan di NU, misalnya tahlil, manakib," katanya kala dimintai konfirmasi terkait perpecahan NU itu, Rabu malam.

    Lebih lanjut, Gus Ipul—sapaan akrab Saifullah Yusuf—mempersilakan muktamirin yang kurang puas terhadap pelaksanaan muktamar mengkritik dan memperbaiki bersama hal-hal yang dianggap belum sesuai dengan harapan. Hal itu, katanya, menunjukkan sikap dewasa di antara berbagai pihak.

    "Inilah proses demokrasi. Kalau toh ada yang kurang puas, kalau ada yang dianggap masih belum sesuai harapan, mari diperbaiki," ujarnya.

    Ia menegaskan proses pemilihan telah berlangsung sesuai rencana dan setelahnya dilakukan penutupan Muktamar Ke-33 NU. Kegiatan penutupan itu, lanjutnya, juga dilakukan dan dipimpin oleh ketua umum PBNU terpilih.

    Kisruh Sejak Awal
    Muktamar NU di Jomban sesuai catatan Kantor Berita Antara diwarnai berbagai insiden yang terjadi sejak pendaftaran peserta dimulai. Peserta muktamar atau muktamirin, kala itu, diminta memberikan nama para kiai yang akan dimasukkan ke daftar AHWA. Peserta yang menyetorkan data tersebut mendapatkan kartu peserta dengan barcode khusus, sedangkan peserta yang tidak menyetorkan daftar nama itu hanya mendapatkan kartu peserta tanpa barcode.

    Konsekuensi atas diskriminasi kartu itu berbuntut panjang. Muktamirin yang menyerahkan daftar nama kiai calon anggota AHWA dan mendapatkan kartu peserta yang dilengkapi barcode leluasa masuk arena muktamar. Sebaliknya, muktamirin yang kartu pesertanya tak dilengkapi barcode hanya berhak ikut acara pembukaan.

    Perdebatan juga terus terjadi saat kegiatan berlangsung. Bahkan, karena terus ada perbedaan, Pejabat Sementara Rais Aam Syuriah PBNU K.H. Mustofa Bisri sampai berpidato sambil menangis. Gus Mus yang juga pemimpin Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Rembang itu mengambil alih tanggung jawab atas kekisruhan pada muktamar.

    Ia meminta para peserta Muktamar NU mengikuti akhlakul karimah, akhlak K.H. Haysim Asy'ari dan para pendahulu. Pidato itu sempat membuat kekisruhan di muktamar reda, hingga akhirnya kegiatan muktamar bisa berlanjut.

    Pidato itu sempat menjadi angin segar bagi muktamirin, namun nyatanya AHWA masih dibahas dan disetujui dalam muktamar. Sembilan kiai terpilih merumuskan nama kiai yang dipilih menjadi Rais Aam PBNU, hingga memutuskan nama Gus Mus menjadi Rais Aam PBNU.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.