Ngeri! Persentase Kematian Covid-19 di Malang Raya Lampaui Nasional

Jika ditotal jumlah warga Malang Raya terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 2.723 dan meninggal dunia 218 orang atau persentase 8 persen, melebihi persentase nasional 4,1 persen.

Ngeri! Persentase Kematian Covid-19 di Malang Raya Lampaui Nasional Ilustrasi. Petugas memakamkan jenazah pasien Covid-19. (detik.com)

    Madiunpos.com, MALANG - Angka kematian pasien positif Covid-19 di Malang Raya melebihi nasional. Penyebabnya adalah penyakit bawaan atau komorbid dan keterlambatan penanganan pasien.

    Berdasarkan data Covid-19 Jawa Timur per Jumat (11/9/2020) siang, jumlah pasien positif di Kota Malang sebanyak 1.568. Dari jumlah itu dirawat 396, meninggal 140, dan sembuh 1.032 orang. Kota Batu terkonfirmasi positif sebanyak 330. Dirawat 47, meninggal 26, sembuh 257 orang.

    Sedangkan Kabupaten Malang terkonfirmasi positif sebanyak 825, dirawat 78, sembuh 695, meninggal 52 orang. Jika ditotal jumlah warga Malang Raya terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 2.723, meninggal dunia 218 orang.

    Hore! Ada 23 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2021

    Jika dibandingkan dengan angka Covid-19 nasional, jumlah terkonfirmasi positif sebanyak 207.203, meninggal 8.456 atau 4,1 persen. Sementara DKI Jakarta dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif 51.287, meninggal dunia 1.365 atau 2,7 persen. Untuk Jatim, jumlah kasus terkonfirmasi positif 37.093, meninggal dunia sebanyak 2.688 atau 7,41 persen.

    "Kita, Kota Malang angka kematian 8 persen. Memang tertinggi dibandingkan daerah lain maupun nasional," terang juru bicara Satgas Covid-19 Kota Malang Husnul Muarif saat dimintai konfirmasi, Jumat (11/9/2020).

    Husnul membeberkan untuk mengukur angka kematian dapat diketahui melalui rumus berapa jumlah kasus positif Covid-19 dibagi dengan jumlah kasus meninggal dunia. Setelah itu dikali 100 persen.

    Dalam 2 Hari, Jebakan Tikus Makan Korban Jiwa di Mojokerto dan Ngawi

    "Data kita terakhir jumlah terkonfirmasi 1.568 dibagi jumlah kematian 140, kemudian dikalikan 100 persen, hasilnya sekitar 8 persen," tandas Husnul

     

    Komorbid

    Husnul mengatakan kasus kematian itu banyak dilatarbelakangi pasien memiliki penyakit penyerta atau komorbid. "Yang kedua, pasien ketika mendapatkan layanan atau datang ke layanan sudah dalam taraf berat atau boleh dikatakan terlambat. Sehingga kemarin pihak RS rujukan menyampaikan kepada Bapak Wali Kota. Salah satunya disebutkan masyarakat yang datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan berat," terang Husnul yang juga menjabat sebagai Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Malang ini.

    Ini Makna Kembang, Boneka, dan Jarum yang Dipakai Meneror KPU Kota Blitar

    Kondisi pasien seperti itu, lanjut Husnul, menjadi faktor terjadinya kasus kematian di unit gawat darurat (UGD) saat dilakukan stabilitasi, maupun pada saat masuk ruang perawatan.

    "Jadi selain faktor penyakit penyerta, keterlambatan pasien untuk mendapatkan pelayanan menjadi faktor terjadinya kasus kematian," ujar Husnul.

    Menurut Husnul, karena penyebabnya adalah keterlambatan bisa diurai kembali pangkal dari masalahnya. Pertama, bisa bersumber dari pasien itu sendiri. Seperti belum memiliki keinginan untuk memeriksakan kondisi kesehatannya, atau belum punya kemauan untuk cepat-cepat mendapatkan layanan di rumah sakit.

    Kejaksaan: Gilang Si Predator Fetish Pocong Segera Disidang

    "Kedua dari faktor keluarga, seperti masih ada beberapa tawaran-tawaran yang bisa menyebabkan penundaan, untuk tidak segera dibawa ke rumah sakit. Ketika mungkin faktor ekonomi, sehingga masuk ke rumah sakit harus meninggalkan kegiatan, meninggalkan pekerjaan, sementara untuk penghasilan berkurang itu juga bisa menjadi faktor," jelasnya.

     

    Langkah Penting

    Langkah terpenting menekan angka kematian pasien terkonfirmasi Covid-19, kata Husnul, adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama dari petugas kesehatan baik di puskesmas, klinik, rumah sakit rujukan, sampai dengan dokter yang membuka praktik mandiri.

    "Selalu harus menginformasikan kepada masyarakat tentang beberapa hal terkait dengan kewaspadaan dini ataupun deteksi dini apabila ada tanda-tanda awal di dalam tubuh terasa tidak enak, segera harus mendatangi layanan kesehatan. itu yang harus disampaikan secara massif kepada masyarakat," tegasnya.

    Diganjar Penghargaan Muri, Begini Pesan Dokter Lo untuk Dokter Muda

    Husnul juga menyinggung penyakit penyerta yang seringkali mengakibatkan pasien terkonfirmasi meninggal dunia. Komorbid itu adalah hipertensi, kencing manis, gangguan pada jantung, ginjal, dan stroke. "Untuk komorbid seringkali salah satunya adalah hipertensi yang kemudian menyebabkan meninggal dunia," pungkas Husnul.



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.