Kategori: News

OBJEK WISATA MAGETAN : Siapakah Kyai Pasir dan Nyai Pasir di Balik Mitos Telaga Sarangan?

Objek wisata di Magetan, yakni Telaga Sarangan memiliki mitos terkait Kyai Pasir dan Nyai Pasir. Siapakah dua sosok yang disebut-sebut di balik terbentuknya Telaga Sarangan itu?
Madiunpos.com, MAGETAN—Sejumlah sumber tertulis yang dihimpun Madiunpos.com menyebutkan, sosok Kyai Pasir dan Nyai Pasir merupakan pasangan suami istri.
Mereka terbiasa hidup damai sebagai warga desa yang tinggal kaki Gunung Lawu.
Untuk menjalani kehidupan sehari-hari, mereka selalu mengandalkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pernah suatu ketika, pasangan ini bersemedi dan memohon kepada Tuhan agar dikaruniai anak. Atas kesungguhan dan ketulusan hati Kyai Pasir dan Nyai Pasir ini, Tuhan pun mengabulkan doanya. Mereka akhirnya dikaruniai seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Joko Lelung.
Ihwal terbentuknya Telaga Sarangan, konon menurut legenda, pasangan suami istri ini dilanda kesulitan hidup. Mereka lantas memutuskan untuk bersemedi lagi dan memohon kesehatan dan panjang umur kepada Tuhan.
Dalam semedinya kali itu, pasangan suami itu mendapatkan ilham agar mencari dan memakan buah telur di ladang mereka.
Tak lama setelah itu, mereka berhasil menemukan telur itu dan langsung dibawa pulang untuk dimasaknya.
Lalu, telur yang sudah matang itu dibagi untuk keduanya.
setelah memakannya, pasangan itu merasakan panas dan gatal di seluruh tubuhnya. Pasangan suami itu terus menggaruk tubuhnya yang terasa gatal hingga menimbulkan luka lecet di seluruh tubuh mereka. Lama kelamaan keduanya berubah menjadi ular naga yang sangat besar.
Lalu kedua ular itu berguling-guling di pasir sehingga menimbulkan cekungan yang kemudian mengeluarkan air yang sangat deras dan menggenangi cekungan.
Cekungan inilah yang kemudian disebut Telaga Sarangan.
Terkait legenda ini, wisatawan asal Tawangmangu, Karanganyar, Prijanta mengatakan, cerita-cerita tersebut adalah bagian dari kekayaan Nusantara. Dalam menyikapinya, kata dia, masyarakat harus arif, bukan semata-mata mengklaim salah atau benar. “Melainkan harus dilihat dari sisi lain, seperti kearifan lokalnya atau kekayaan budayanya,” jelasnya ketika berbincang dengan Madiunpos.com, di Telaga Sarangan, Sabtu (27/12/2014).

Aries Susanto

Dipublikasikan oleh
Aries Susanto

Berita Terkini

Dukung UMKM Naik Kelas, Pegadaian Raih Penghargaan Kolaborator Entrepreneur Hub dari Kementerian UMKM

Madiunpos.com, JAKARTA-Dinilai berhasil mendorong pelaku usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) naik kelas, PT Pegadaian… Read More

16 jam ago

Sinergi untuk Negeri, Pegadaian Bersama 3 Institusi Pasar Modal Siapkan ETF Emas Pertama di Indonesia

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian, bersama dengan PT BRI Manajemen Investasi (BRI MI), PT Mandiri… Read More

1 hari ago

Peduli Warga Terdampak Tanah Gerak di Purbalingga, Pegadaian Salurkan Bantuan

Madiunpos.com, PURBALINGGA-Pegadaian Kanwil XI Semarang menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada warga Desa Maribaya, Kecamatan Karanganyar,… Read More

4 hari ago

Bergerak Cepat, Pegadaian Salurkan Bantuan Darurat untuk Bencana di Sumatra

Madiunpos.com, JAKARTA - Serangkaian bencana banjir, longsor, dan cuaca ekstrem yang melanda Aceh, Sumatra Utara,… Read More

5 hari ago

Perkuat Pemberdayaan Pandai Besi Binongko, Pegadaian dan Universitas Halu Oleo Jalin Kerja Sama

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian bersama Universitas Halu Oleo melaksanakan program pemberdayaan masyarakat pandai besi di Pulau Binongko,… Read More

7 hari ago

Konsisten, PT Pegadaian Pertahankan Predikat Most Trusted Company dalam Ajang CGPI 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – Komitmen kuat PT Pegadaian dalam menerapkan Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten… Read More

1 minggu ago

This website uses cookies.