Pakar Epidemiologi Sebut PSBB Lebih Bisa Tekan Covid-19 Ketimbang PSBM

PSBB dinilai masih lebih efektif untuk menekan penyebaran Covid-19.

Pakar Epidemiologi Sebut PSBB Lebih Bisa Tekan Covid-19 Ketimbang PSBM Ilustrasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). (Suara.com)

    Madiunpos.com, SURABAYA -- Klaim Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, soal pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) lebih efektif menekan penyebaran Covid-19 tak sepenuhnya disepakati pakar.

    Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga, dr Windhu Purnomo, mengatakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masih dibutuhkan untuk menekan penambahan kasus Covid-19 yang belum juga melandai. Bahkan, menurutnya, PSBB tidak hanya perlu dilakukan di zona merah, namun juga di zona oranye.

    Windhu juga menyoroti kebijakan Pemkot Surabaya yang merencanakan kewajiban tes usap bagi pendatang yang akan ke Surabaya. "Harusnya mengambil kebijakan seperti DKI Jakarta, yaitu memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total. Bukan mewajibkan tes usap bagi pendatang atau warga Surabaya yang bepergian selama seminggu," ujarnya, Minggu (13/9/2020) seperti dilansir Antara.

    Mulai Besok Pergub Jatim No. 53/2020 Berlaku, Denda Rp250.000 Bagi yang Tak Pakai Masker Berlaku

    Meski saat ini Surabaya zona oranye, namun perlu diberlakukan PSBB. Risiko penularan Covid-19 di Kota Pahlawan ini, menurutnya masih tinggi karena bertetangga dengan Sidoarjo yang masuk zona merah.

    "Selesai PSBB kasus bergerak naik. Tidak ada gunanya itu [PSBB tiga kali], karena tidak sungguh-sungguh," ujar dr. Windhu Purnomo.

    "PSBB dulu itu nanggung. Tapi kalau pilihannya PSBB ya betul-betul PSBB. Jangan seperti dulu. Surabaya Raya sampai tiga kali plus satu [PSBB]," katanya.

    "Selesai PSBB kasus bergerak naik. Tidak ada gunanya itu [PSBB tiga kali], karena tidak sungguh-sungguh," katanya,

    Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, Surabaya memiliki total 13.059 kasus positif. Sebanyak 10.765 dinyatakan sembuh dan 985 kasus meninggal dunia, sehingga kasus aktif tersisa 1.309 kasus.

    Perhatian! Warga Malang Diminta Waspadai Happy Hypoxia

    Jangan Cuma Ngomong

    Penerapan PSBB, menurut Windhu sebetulnya sudah cukup meringankan bagi pemerintah dan masyarakat. Ini karena PSBB berbeda jauh dengan karantina wilayah maupun lockdown.

    Catatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, sehari selesai PSBB, yakni 9 Juni 2020 terkonfirmasi positif di Surabaya 3.439 kasus.

    Saat ini mencapai 13.059 kasus. Artinya, terdapat 9.620 kasus baru usai PSBB berakhir tiga bulan lalu. Windhu berharap agar pemerintah daerah dapat menerapkan PSBB secara sungguh-sungguh apabila ingin mengendalikan penyebaran virus corona. "Utamakan kesehatan masyarakat. Itu kata kunci, tapi diimplementasikan jangan cuma di bibir. Apa yang dikatakan Presiden itu dilaksanakan dengan penuh," tutur dia.

    Kasus Meroket, Pasien Covid-19 Tanpa Gejala Bakal Diisolasi di Hotel



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.