Kategori: News

PELEMAHAN RUPIAH : Keuntungan Perajin Tahu Berkurang 20%

Pelemahan rupiah membuat keuntungan perajin tahu Bojonegoro berkurang.

Madiunpos.com, BOJONEGORO — Paguyuban Perajin Tahu dan Tempe Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menyebutkan keuntungannya berkurang sekitar 20% akibat harga kedelai lokal dan impor naik, sejak beberapa pekan terakhir ini. Kenaikan harga kedelai impor itu dipicu pelemahan rupiah beberapa waktu terakhir ini.

"Kenaikan harga kedelai impor dipengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat," kata Ketua Paguyuban Perajin Tahu dan Tempe Kabupaten Bojonegoro Arifin, di Bojonegoro, Sabtu (19/9/2015).

Ia menyebutkan harga kedelai impor yang semula Rp6.700/kg, naik menjadi Rp8.100/kg dan kedelai lokal yang semula Rp6.200/kg, naik menjadi Rp6.600/kg. "Kedelai impor selama ini menjadi bahan baku utama perajin dalam membuat tahu, selain dicampur dengan kedelai lokal sehingga kenaikan harga kedelai mempengaruhi biaya produksi," paparnya.

Menurut dia, perajin tahu dan tempe yang menjadi anggotanya dengan jumlah sekitar 150 perajin di Desa Ledokkulon, Kecamatan Kota Bojonegoro tidak berani menaikkan harga jual kepada konsumen atau pun mengecilkan porsi. "Rata-rata perajin takut menaikkan harga penjualan, juga mengecilkan porsi, karena khawatir tidak laku," jelas dia.

Meski demikian, katanya, tingkat penjualan produksi tahu dan tempe di daerahnya masih tetap stabil. Ia mencontohkan dirinya masih mampu menjual tahu dengan bahan kedelai 1,5 kuintal dan tempe 25 kg/hari. "Saya juga masih bisa menjual tahu dengan bahan kedelai 1 kuintal/harinya," ucap perajin tahu lainnya Ny. Marfuah, menambahkan.

Lebih lanjut Arifin menjelaskan kalau saja harga kedelai impor dan lokal masih naik, besar kemungkinan perajin tahu dan tempe yang menjadi anggotanya berhenti berproduksi. "Kalau biaya produksi terlalu tinggi biasanya perajin tahu berhenti membuat tahu. Lebih memilih membuat batu bata," ucapnya.

Ia menambakan produksi tahu dan tempe di desa setempat, selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, juga dijual ke luar kota, seperti ke Babat, Lamongan dan Cepu, Jawa Tengah. "Sebagian besar perajin membawa sendiri untuk menjual produksi tahunya untuk menekan biaya transportasi atau operasional," ucapnya.

 

Rahmat Wibisono

Dipublikasikan oleh
Rahmat Wibisono

Berita Terkini

Perkuat Pemberdayaan Pandai Besi Binongko, Pegadaian dan Universitas Halu Oleo Jalin Kerja Sama

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian bersama Universitas Halu Oleo melaksanakan program pemberdayaan masyarakat pandai besi di Pulau Binongko,… Read More

7 jam ago

Konsisten, PT Pegadaian Pertahankan Predikat Most Trusted Company dalam Ajang CGPI 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – Komitmen kuat PT Pegadaian dalam menerapkan Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten… Read More

1 hari ago

Torehkan Sejarah, Tim Pegadaian Raih Juara Dunia PMO Global Awards 2025 di Amerika Serikat

Madiunpos.com, PHOENIX – PT Pegadaian kembali mencatatkan prestasi monumental di kancah internasional. Kali ini Pegadaian… Read More

3 hari ago

Malam Penganugerahan Sukses Digelar, Inilah Para Jawara Pegadaian Media Awards 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian sukses menggelar Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards (PMA) 2025 “Bersama… Read More

7 hari ago

Pengguna Tring! by Pegadaian Tembus 2 Juta

Madiunpos.com, JAKARTA-Aplikasi unggulan, Tring! by Pegadaian, kini berhasil menembus angka 2 Juta pengguna terdaftar, sejak… Read More

1 minggu ago

Penguatan Ekosistem Bullion melalui Forum Bullion Connect 2025: Linking Mines to Markets

Madiunpos.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama OJK berkolaborasi dengan World Gold Council (WGC)… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.