Pemuda di Lereng Wilis Madiun Ini Berhasil Budidaya Tanaman Karnivora

Seorang pemuda dari Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, berhasil membudidayakan tanaman karnivora atau pemakan serangga.

Pemuda di Lereng Wilis Madiun Ini Berhasil Budidaya Tanaman Karnivora Pemuda dari Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun berhasil membudidayakan tanaman karnivora, Kamis (29/9/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Seorang pemuda dari Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, berhasil membudidayakan tanaman karnivora atau pemakan serangga. Kini pemuda bernama Fatkhul Roin itu memiliki puluhan tanaman karnivora dengan belasan jenis.

    Ditemui di rumahnya di lereng Gunung Wilis, Kamis (29/9/2021), Roin sedang menyiram puluhan tanaman itu. Paling banyak yang dikoleksi adalah jenis tanaman kantong semar.

    Dia bercerita baru memulai menanam tanaman karnivora ini tiga tahun lalu. Alasannya memilih tanaman karnivora ini sebagai hobi baru karena supaya berbeda dengan yang lain.

    Kekurangan Siswa, 8 SDN di Kota Madiun Bakal Di-Regrouping

    “Selain ingin berbeda, saya itu teringat pelajaran saat sekolah dulu tentang tanaman kantong semar. Dari situ saya mulai tertarik,” kata pemuda berusia 24 tahun itu.

    Saat itu, dia membeli sepuluh tanaman karnivora. Tetapi, hanya bertahan beberapa hari saja setelah itu mati semua. Kemudian dia pun kembali membeli tanaman karnivora jenis kantong semar di Surabaya dengan harga Rp50.000.

    Tanaman kantong semar berjenis rafflesiana itu berhasil dibudidayakan dan kini sudah berkembang. Kantong semar itu pun sudah berkali-kali berbunga. Bahkan, sempat ada yang ingin membeli tanaman itu dengan harga Rp2 juta. Tetapi, dengan terpaksa dia menolak tawaran itu.

    “Sebenarnya harga jualnya tidak sampai segitu, Rp2 juta. Paling cuma Rp500.000. Ini tidak saya jual karena ini memiliki nilai sejarah. Tanaman pertama saya,” kata dia.

    Perawatan tanaman karnivora, lanjut Roin, terbilang susah-susah gampang. Tanaman ini tidak suka basah, tetapi suka kelembapan. Untuk air pun harus menggunakan yang total dissolved solid (TDS) harus di bawah 100 ppm. Jika di atas itu, tanaman bisa cepat mati.

    Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Bupati: Stigma Negatif Warga Madiun Masih Ada

    “Saya awal-awal dulu itu beli air dalam kemasan untuk menyiram tanaman. Lambat laun, saya tahu bahwa air di kawasan sini, kebetulan di gunung, ternyata cocok. Sehingga saat ini tidak perlu beli lagi,” kata dia.

    Untuk makan, tanaman ini biasanya mendapatkan makanannya sendiri yaitu serangga yang berada di kantongnya. Tetapi sebulan sekali, kata Roin, tanaman-tanaman itu diberi suplemen berupa ulat hongkong.

    “Jadi kalau makanan yang harian ya dikasih serangga,” kata dia.

    Dia menyebut perawatan tanaman karnivora ini tidak mahal. Tetapi memang perlu ketelatenan. Mengingat sebagian koleksinya adalah impor dari luar negeri.

    Setelah berhasil membudidayakan tanaman karnivora ini, Roin berencana menjualnya kepada pecinta tanaman. Tetapi, dimungkinkan tidak dalam waktu dekat ini.

    “Ini yang hasil budidaya saya, masih kecil-kecil. Mungkin tiga tahun lagi baru akan dijual,” ujarnya.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.