Kategori: News

Penanaman Porang Korbankan Pohon di Kandangan, Warga Lereng Gunung Wilis Protes

Madiunpos.com, MADIUN -- Masyarakat Kare, Kabupaten Madiun memprotes aksi penebangan pohon di lahan perkebunan Kandangan. Direncanakan lahan seluas 5 hektare di perkebunan Kandangan itu bakal ditanami porang.

Belasan warga lereng Gunung Wilis tersebut mengadukan penebangan pohon itu kepada anggota DPRD Kabupaten Madiun, Rabu (7/10/2020) siang.

Koordinator warga, Darsyanto, mengatakan warga menuntut supaya penebangan pohon liar di kawasan perkebunan Kandangan dihentikan. Saat ini sudah ada sekitar 4,6 hektare sampai 5 hektare lahan yang telah dibersihkan.

Mantap! Pemkot Madiun Lukis Ratusan Becak untuk Dukung Wisata Kota

“Besok kita minta dewan untuk sidang ke Kandangan. Untuk saat ini belum ditanami porang,” kata dia kepada wartawan seusai audiensi dengan Komisi B DPRD Madiun.

Darsi menyampaikan saat penebangan pohon tersebut terjadi, warga sebenarnya telah mendatangi lokasi dan menegurnya. Dia mengaku tidak mengetahui siapa di balik penebangan pohon liar tersebut.

Camat Kare, Tarnu Asydiq, mengatakan memang terjadi penebangan pohon di kawasan perkebunan Kandangan. Penebangan pohon itu untuk membuka lahan yang akan digunakan untuk menanam porang.

“Tidak hanya semak-semak. Tetapi pohon-pohon keras juga ditebangi,” ujar dia.

Menurut informasi yang diterimanya lahan tersebut direncanakan untuk penanaman porang. Dia menyayangkan penanaman porang harus mengorbankan pohon-pohon keras. Padahal, porang bisa hidup di tanah tegakan.

Komplotan Pembobol Gudang di Madiun Dilumpuhkan di Jombang

Tarnu mengaku khawatir kalau pohon-pohon tersebut ditebang akan berdampak pada kerusakan lingkungan. Terutama saat musim hujan. Karena kawasan Kandangan selama ini memang difungsikan untuk menahan air.

“Kawasan itu kan untuk menahan air. Bisa menimbulkan banjir bandang saat musim hujan. Seperti di wilayah Wonoasri dan Wungu. Ini jadi PR kita bersama. Bagaimana untuk menghadapi musim penghujan nanti,” ujarnya.

Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Madiun, Rudy Tris Wahono, mengatakan warga lereng Gunung Wilis tersebut mengadu karan ada pembakaran dan penebangan pohon di kawasan perkebunan Kandangan. Dilaporkan penebangan pohon itu bahkan mendekati di hutang lindung yang ada di kawasan tersebut.

Rencananya lahan tersebut akan dimanfaatkan untuk penanaman porang. Namun, ia menilai agak berlebihan kalau penanaman porang sampai menebang pohon.

“Kalau mau nanam porang tidak harus menebang pohon dan membakarnya. Itu kemiringannya sudah bagus. Agak berlebihan kalau ada penabangan,” kata dia.

Abdul Jalil

Dipublikasikan oleh
Abdul Jalil

Berita Terkini

Peduli Warga Terdampak Tanah Gerak di Purbalingga, Pegadaian Salurkan Bantuan

Madiunpos.com, PURBALINGGA-Pegadaian Kanwil XI Semarang menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada warga Desa Maribaya, Kecamatan Karanganyar,… Read More

2 hari ago

Bergerak Cepat, Pegadaian Salurkan Bantuan Darurat untuk Bencana di Sumatra

Madiunpos.com, JAKARTA - Serangkaian bencana banjir, longsor, dan cuaca ekstrem yang melanda Aceh, Sumatra Utara,… Read More

3 hari ago

Perkuat Pemberdayaan Pandai Besi Binongko, Pegadaian dan Universitas Halu Oleo Jalin Kerja Sama

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian bersama Universitas Halu Oleo melaksanakan program pemberdayaan masyarakat pandai besi di Pulau Binongko,… Read More

5 hari ago

Konsisten, PT Pegadaian Pertahankan Predikat Most Trusted Company dalam Ajang CGPI 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – Komitmen kuat PT Pegadaian dalam menerapkan Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten… Read More

7 hari ago

Torehkan Sejarah, Tim Pegadaian Raih Juara Dunia PMO Global Awards 2025 di Amerika Serikat

Madiunpos.com, PHOENIX – PT Pegadaian kembali mencatatkan prestasi monumental di kancah internasional. Kali ini Pegadaian… Read More

1 minggu ago

Malam Penganugerahan Sukses Digelar, Inilah Para Jawara Pegadaian Media Awards 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian sukses menggelar Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards (PMA) 2025 “Bersama… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.