Perajin Kolang-Kaling di Gunung Wilis Madiun Raup Untung Saat Ramadan

Perajin kolang-kaling di Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, kewalahan dalam memenuhi permintaan selama Ramadan.

Perajin Kolang-Kaling di Gunung Wilis Madiun Raup Untung Saat Ramadan Perajin kolang-kaling di Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun saat sedang mengolah buah aren menjadi kolang-kaling, Rabu (6/5/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN — Perajin kolang-kaling yang ada di Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, meraup untung berlipat saat bulan Ramadan di masa pandemi Covid-19. Hal ini karena sebagian besar penyuplai kolang-kaling dari luar kota tidak bisa masuk ke pasar Madiun.

    Kondisi tersebut membuat pasar-pasar yang ada di Madiun mengandalkan produksi kolang-kaling lokal.

    Salah satu pemilik rumah produksi kolang-kaling di Desa Padas, Sukar, 62, mengatakan permintaan kolang-kaling pada bulan Ramadan tahun ini cukup tinggi. Harganya pun naik 100%, dari yang biasanya Rp8.000/kg menjadi Rp16.000/kg.

    Dia menyampaikan selama masa wabah terjadi banyak produsen kolang-kaling dari luar daerah yang tidak bisa masuk ke Madiun. Di pasaran, produk kolang-kaling lokal Madiun ini biasanya bersaing dengan produk dari Trenggalek, Bandung, dan beberapa daerah lainnya.

    Butuh Proses Panjang, Begini Cara Warga di Gunung Wilis Memproduksi Kolang-Kaling

    “Sejak awal puasa kolang-kaling dari Trenggalek, Bandung, dan daerah lain tidak bisa masuk ke Madiun. Kolang-kaling dari Padas ini biasanya dijual di pasar tradisional di Kabupaten Madiun dan Pasar Besar Madiun,” kata dia di rumah produksinya di lereng Gunung Wilis, Rabu (6/5/2020).

    Kondisi tersebut membuat para perajin kolang-kaling di desanya cukup kewalahan untuk mencukupi permintaan pasar. Padahal produksi kolang-kaling sangat bergantung pada banyak sedikitnya hasil buat aren yang ada di hutan.

    “Kalau ada buahnya ya kami produksi. Ini masih ada pohon aren yang bisa dipanen. Saya juga kadang nyari buah aren di luar desa,” ujarnya.

    Tidak Ada Unsur Pidana, Polisi Lepaskan Anggota DPRD Kota Madiun dan Rekannya 

    Dalam sehari, biasanya ia bisa menghasilkan kolang-kaling siap jual sebanyak lebih dari 300 kg. Tetapi, saat ini jumlah produksinya sudah menurun antara 100 kg sampai 200 kg.

    Perajin kolang-kaling lainnya, Jami, 46, menyampaikan saat ini harga kolang-kaling memang sedang bagus-bagusnya. Selain permintaan naik saat Ramadan, juga karena produksi kolang-kaling dari luar daerah tidak masuk ke Madiun selama wabah Covid-19.

    “Ini biasanya langsung saya kirim ke Pasar Pagotan. Itu nanti sudah ada yang ngambil pedagang-pedagang dari pasar se Madiun,” kata warga Desa Padas itu.

     



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.