PEREMPUAN PERKASA MADIUN : Beginilah Perjuangan Ibu Tak Tamat SD Membangun Usaha Sambal Hingga Mancanegara

PEREMPUAN PERKASA MADIUN : Beginilah Perjuangan Ibu Tak Tamat SD Membangun Usaha Sambal Hingga Mancanegara Kasiyem, adalah seorang pendiri usaha sambal pecel Madiun merk "Jeruk Purut" yang melegenda itu. Kasiyem hanya tamat sekolah kelas III SD. (JIBI/Solopos/Repro Aries Susanto)

    Perempuan perkasa Madiun ini mampu mendirikan usaha sambal pecel hingga ke mancanegara meski tanpa ijazah. Bagaimana perjuangannya?

    Madiunpos.com, KOTA MADIUN –Tak banyak barangkali perempuan yang berhasil menjadi jutawan hanya berbekal jebolan kelas III SD. Kasiyem, perempuan asal Kota Madiun ini membuktikan bahwa kemauan keras untuk terus belajar dari kehidupan adalah guru terbaiknya.

    Sejumlah pekerjanya yang ditemui Madiunpos.com di kediaman Jl Jalan Delima 32 Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jumat (23/1/2015) memberikan kesaksian tentang perjalanan panjang usaha sambal pecel Jeruk Purut di Kota Madiun.

    “Dulu, sebelum membuka usaha sambal pecel seperti ini, Ibu [Ny Kasiyem] mengawalinya dengan membuka warung nasi pecel di depan rumah,” ujar Ny Sarmi, salah satu pekerja.

    Tak ada yang menyangka, warung nasi pecel itu menjadi cikal bakal kesuksesan Kasiyem. Nasi pecelnya rupanya digemari lidah banyak pembeli. Pagi hari pukul 06.00 WIB dibuka, namun belum sampai pukul 08.00 WIB, sudah tutup karena saking larisnya.

    Awal 1971, perempuan ini mencoba memproduksi sambal pecel khas Madiun. Untuk menembus pasar, sambal pecel itu ia bungkus kecil-kecil seukuran 2,5 ons. Satu persatu, pelanggan mulai ketagihan sambal pecelnya.

    Lama kelamaan, sambal pecel racikan tangannya menyebar ke seantero Madiun. Bahkan, juga terdengar ke Solo, Jogja, Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Belakangan, juga ke mancanegara karena banyak pekerja maupun mahasiswa Indonesia yang membawa oleh-oleh sambal Madiun ke luar negeri.

    Kasiyem pun mulai berpikir untuk memberi label pada sambal pecel buatannya agar tidak ada yang meniru.
    Pada 1990, pengusaha yang lebih dikenal dengan nama Bu Roesmadji ini [nama suaminya] memberi label “Cap Jeruk Purut” pada sambal pecel buatannya. Nama jeruk purut dipilih lantaran ia menyisipkan daun jeruk purut itu untuk memperkuat rasa sambal pecelnya.

    Karena sudah terkenal dan memiliki banyak pelanggan, Kasiyem bisa mendapatkan pinjaman dana dari PT Inka sebesar Rp10 juta untuk mengembangkan usaha. Ia menggunakan uang itu untuk memproduksi sambal pecel lebih banyak lagi.

    Seiring peningkatan produksi sambal pecel Cap Jeruk Purut, PT Inka menggelontorkan pinjaman Rp 10 juta lagi ke Bu Roesmadji. “Total saya dapat Rp 20 juta,” kata dia.

    Setelah memberi label, Bu Roesmadji berpikir untuk mendapatkan hak paten buat sambal pecel Cap Jeruk Purut. Tapi, karena mengurus hak paten waktu itu sulit, Bu Roesmadji pun mengurungkan niatnya.

    Tanpa disangka, berkat bantuan beberapa orang yang ia kenal, Kasiyem bisa mendapatkan hak paten pada tahun 2000. Pada 2002, sambal Cap Jeruk Purut mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

    Kini, Kasiyem telah pulang menghadap Sang Pencipta sekitar tiga tahun lalu. Namun, namanya tetap dikenang sebagai seorang inspiratif karena mampu menggerakkan perekonomian di sekitarnya meski hanya tamatan kelas III SD.

     

    KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi Madiun Raya.



    Editor : Aries Susanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.