Perseteruan dengan Kapolres Blitar Berakhir, Kasat Sabhara Batal Mundur

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, mengatakan Kapolres Blitar dan anak buahnya, Kasat Sabhara Polres Blitar sepakat berdamai, dan Kasat Sabhara batal mundur dari Polri.

Perseteruan dengan Kapolres Blitar Berakhir, Kasat Sabhara Batal Mundur Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko (Detikcom)

    Madiunpos.com, SURABAYA - Kasat Sabhara Polres Blitar, AKP Agus Hendro Tri Susetyo, tidak jadi mengundurkan diri atau resign sebagai anggota Polri. Selain itu, miskomunikasi antara Agus dengan Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani, juga telah berakhir.

    Sebelumnya, Agus memilih resign dari kepolisian. Surat pengunduran diri sudah diserahkan ke Polda Jatim karena kecewa dengan arogansi Fanani yang kerap melontarkan kata-kata kasar seperti makian bencong pada anak buahnya.

    Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, menyebut pihaknya telah melakukan mediasi antarkeduanya. Hasilnya, keduanya sepakat berdamai.

    Wow! Piano 3,1 Meter Seharga Rp2,5 Miliar Ini Masuk Rekor Dunia Muri

    "Pokoknya sudah damai, tidak jadi mengundurkan diri. Tetap normal," kata Truno di Surabaya, Sabtu (3/10/2020).

    Truno menambahkan kasus ini juga telah usai setelah mendapatkan pembinaan melalui konseling dan mediasi oleh Polda Jatim. "Kasusnya sudah selesai, sudah ditangani Polda Jatim," tambahnya.

    Saat ini, Agus telah ditarik ke Polda Jatim untuk dilakukan penyegaran sementara. Namun, dia juga masih menjabat sebagai Kasat Sabhara Polres Blitar.

    5 Kota di Pulau Jawa Ini Terkenal karena Desain Batik, Mana Saja?

    "Ndak mengundurkan diri, sudah selesai. Jabatannya masih Kasat Sabhara, memang ditarik ke Polda Jatim, tapi jabatannya sekarang masih Kasat Sabhara. Kan nggak serta merta begitu, ada prosesnya," papar Truno.

     

    Miskomunikasi

    Tak hanya itu, Truno menyebut apa yang terjadi antara AKP Agus dengan Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani merupakan sebuah miskomunikasi. Untuk itu, Polda Jatim memilih melakukan konseling dan mediasi untuk menangani kasus ini.

    Menurut Truno, proses pembinaan ini penting untuk meninjau kembali keputusan yang diambil Agus dalam kondisi emosi sesaat.

    Pulau Hashima, Tak Berpenghuni dan Jadi Pulau Berhantu di Jepang

    "Karena fungsinya pembinaan, setiap personel Polri itu bisa dilakukan pembinaan melalui Biro SDM. Dan sayang ya kalau memang pengunduran diri, atau pensiun dini. Itu mungkin sesaat pada saat itu yang bersangkutan dalam kondisi labil atau emosional," pungkasnya.

    Sebelumnya, Agus datang ke Polda Jatim, Kamis (1/10) dengan membawa surat pengunduran diri yang ditujukan kepada Kapolda Jatim dengan tembusan ke Kapolri.

    "Jadi saya datang ke Polda Jatim saya sengaja mengirim surat pengunduran diri saya sebagai anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Jadi hari ini saya resmi mengundurkan diri kepada Bapak Kapolda, nanti tembusannya Bapak Kapolri dan lain-lain. Hari ini sudah saya ajukan tinggal tunggu proses lebih lanjut," kata Agus di Mapolda Jatim, Kamis (1/10).

    Tak Butuh Banyak Tempat, Tanaman Pangan Berikut Cocok Ditanam di Dapur

    Agus menambahkan hatinya tidak bisa menerima perlakuan arogan Kapolres kepada anak buahnya. Tak hanya itu, Agus mengakui dalam bertugas memang setiap anggota polisi tidak selalu sempurna. Namun, dia tidak terima dengan setiap umpatan kasar yang dilontarkan kepadanya dan anggota lain.

    "Alasan saya mengundurkan diri karena saya tidak terima, hati saya tidak bisa menerima selaku manusia dengan arogansi Kapolres saya. Sebenarnya ini sudah akumulasi dari senior saya. Akumulasi kasat yang lain," imbuhnya.

    "Namanya manusia tentu ada kelebihan dan kekurangan. Setiap beliau marah, ada yang tidak cocok itu maki-makian kasar yang diucapkan. Mohon maaf, kadang sampai menyebut binatang, bajingan dan lain-lain. Yang terakhir, sama saya sebenarnya tidak separah itu. Hanya mengatakan bencong, tidak berguna, banci, lemah dan lain-lain," ungkap Agus.

    Bikin Baper, Pria Malaysia Ini Batalkan Semua Pekerjaan Demi Bantu Sahabatnya yang Stroke

     

    Rambut Gondrong

    Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani, membantah berkata kasar kepada anak buahnya. Fanani menjelaskan kemarahan yang ditujukan kepada Agus Tri karena masalah rambut.

    Ceritanya, ada salah satu personel Satuan Sabhara yang kedapatan tidak rapi. Rambut anggotanya panjang dan seperti dibiarkan. Ia lantas berang terhadap Agus.

    Kejadian itu terjadi ketika Polres Blitar sedang melakukan operasi yustisi. Rambut gondrong anggota Sat Sabhara itu diketahui saat apel sebelum berangkat razia.

    Dipecat PDIP, Bupati Semarang Mundjirin Tidak Akan Melawan

    "Saya tidak menyebutnya bencong. Saya bilangnya jangan sampai anggota rambutnya panjang kaya bencong," katanya.



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.