PERTAMBANGAN BOJONEGORO : Target Produksi Minyak 83 Juta Barel Sulit Tercapai, Ini Sebabnya

PERTAMBANGAN BOJONEGORO : Target Produksi Minyak 83 Juta Barel Sulit Tercapai, Ini Sebabnya Kawasan pertambangan minyak di sumur tua, Bojonegoro. (JIBI/Solopos/Antara/Slamet Agus Sudarmojo)

    Pertambangan Bojonegoro mengalami kendala dalam mewujudkan target produksi minyak.

    Madiunpos.com, BOJONEGORO - Target produksi minyak di Kabupaten Bojonegoro pada 2016 yang ditetapkan sebesar 83 juta barel dinilai sulit terealisasi.

    Kepala Dinas Pendapatan Daerah Pemkab Bojonegoro Hery Sudjarwo di Bojonegoro, Selasa (14/6/2016), mengatakan target produksi minyak tahun ini sulit bisa terealisasi karena produksi minyak terjual triwulan I hanya sekitar 11 juta barel.

    "Berdasarkan perhitungan produksi triwulan I itu, realisasi produksi minyak tahun ini diperkirakan hanya sekitar 44 juta barel," kata dia.

    Hery menjelaskan SKK Migas bersama operator migas memperhitungkan produksi minyak di daerahnya dari lapangan minyak Blok Cepu, lapangan minyak Sukowati, juga lapangan lainnya bisa mencapai 20 juta barel selama triwulan I.

    Tapi, lanjut dia, dalam realisasinya produksi puncak minyak Blok Cepu di daerahnya tidak bisa tercapai pada triwulan I.

    Selain itu, produksi minyak lapangan Sukowati yang dikelola Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ) juga turun dari 29.000 barel per hari menjadi sekitar 12.000 barel per hari.

    Ia juga menyebutkan target perolehan dana bagi hasil (DBH) migas di daerahnya tahun ini ditetapkan Rp1,4 triliun.

    Tapi Pemerintah kemudian mengoreksi target perolehan DBH Migas menjadi Rp900 miliar karena adanya penurunan harga minyak dunia.

    "Harga minyak dunia yang berlaku selama triwulan I rata-rata hanya US$29 per barel di bawah asumsi harga minyak dunia di dalam APBN yang ditetapkan sebesar US$50 per barel," jelas dia.

    Ia membenarkan sekarang ini harga minyak dunia naik menjadi US$50 per barel, tapi perhitungannya akan masuk dalam perolehan DBH migas pada triwulan berikutnya.

    Hery menambahkan DBH migas daerahnya yang sudah ditrasfer ke kas daerah untuk triwulan I sebesar Rp223 miliar.

    "Kementerian Keuangan akan mentransfer DBH migas triwulan II sekitar Juli," kata Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro Sigit Kushariyanto secara terpisah.

    Ia mengaku jajaran Komisi B DPRD baru saja melakukan kunjungan kerja ke SKK Migas untuk dengar pendapat terkait DBH migas daerahnya.

    "DPRD ingin meminta kejelasan kepada SKK migas terkait target perolehan DBH migas," ungkap dia.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.