Kategori: News

PERTANIAN NGAWI : Bulog Madiun Kesulitan Serap Gabah Petani Ngawi, Ini Penyebabnya

Pertanian Ngawi ini terkait penyerapan gabah petani oleh Bulog Madiun.

Solopos.com, NGAWI - Penyerapan gabah petani sulit dilakukan oleh Perum Bulog Sub Divre IV Madiun, Jawa Timur, terutama di wilayah Kabupaten Ngawi.

Kepala Bulog Sub Divre IV Madiun, Rahmat Syahjoni Putra, kepada wartawan di Ngawi, Senin (7/3/2016), mengatakan target penyerapan gabah di Kabupaten Ngawi pada musim panen kali ini sebanyak 40.000 ton.

"Dari target tersebut, Bulog baru mulai menyerap pada beberapa hari terakhir dengan capaian sekitar 5 ton," ujar dia.

Menurut Rahmat, terdapat beberapa kendala dalam penyerapan gabah di Kabupaten Ngawi, di antaranya musim hujan yang intesitas hujannya cenderung tinggi, sehingga kondisi gabah sangat basah.

Akibatnya Bulog kesulitan menampung gabah, apalagi kapasitas pengeringan gabah secara manual yang dimiliki di Gudang Bulog di daerah Keniten, Ngawi, terbatas menyusul banyaknya mesin pengering yang rusak.

Faktor lainnya, tambah dia, Bulog juga kalah bersaing dengan pedagang dan pengepul gabah dari luar daerah. Sebab, pedagang selama ini lebih dominan mengendalikan harga gabah melalui berbagai jaringannya yang lebih kuat.

"Di sisi lain, Bulog dibatasi oleh aturan pusat agar tidak terlalu ikut mekanisme pasar karena fungsi utama Bulog adalah menyiapkan stok untuk kepentingan publik seperti raskin dan bantuan bencana alam," kata dia.

Meski penyerapan gabah dan beras di gudangnya masih minim, pihaknya optimistis target yang ditetapkan akan tercapai.

Untuk diketahui, target serapan total Bulog Sub Divre IV Madiun pada tahun 2016 mencapai 60.000 ton setara beras. Penyerapan tersebut diperoleh dari wilayah kerjanya yang meliputi Kabupaten Madiun, Ngawi, dan Kota Madiun.

Hal itu karena ada perintah baru dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman baru-baru ini yang meminta Bulog untuk membeli seluruh gabah petani sesuai harga pembelian pemerintah (HPP).

Adapun, standar harga pembelian pemerintah (HPP) ditetapkan sebesar Rp3.700 per kilogram untuk gabah kering panen (GKP). Sedangkan harga gabah di tingkat petani wilayah Ngawi berkisar Rp2.900 hingga Rp3.400 per kilogram.

Dengan kondisi harga pembelian gabah yang lebih tinggi dari pasar, diharapkan petani lebih leluasa menjual gabah dan berasnya ke Bulog. Sehingga target serapan yang ditetapkan dapat tercapai.

Rohmah Ermawati

Dipublikasikan oleh
Rohmah Ermawati

Berita Terkini

Rayakan HUT ke-2, Norma Aesthetic Clinic Madiun Tawarkan Diskon hingga 90 Persen

Madiunpos.com, MADIUN – Norma Aesthetic Clinic Madiun (NACM) merayakan hari jadinya yang ke-2 dengan menggelar… Read More

3 hari ago

Perkuat Integritas dan Inovasi Hukum, Divisi Legal PT Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia’s In-House Counsel Awards 2025

Madiunpos.com, NUSA DUA-PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di bidang tata kelola dan hukum, dengan… Read More

5 hari ago

Pegadaian Luncurkan Super Apps Tring!, Integrasikan Ekosistem Emas dan Keuangan Digital

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian menandai babak baru transformasi digitalnya dengan meluncurkan super apps terbaru,… Read More

6 hari ago

Juara Microsoft Excel World Championship Indonesia, Tim Pegadaian Siap Berlaga di E-Sport Edutainment Dunia

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian menorehkan prestasi gemilang dengan menyabet seluruh gelar juara di Microsoft… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Serahkan Hibah Sistem Teknologi Daur Ulang Air Hujan dan Air Wudu untuk Masjid Salman ITB

Madiunpos.com, BANDUNG — Komitmen Pegadaian terhadap lingkungan berkelanjutan di lingkungan kampus dan tempat ibadah semakin… Read More

2 minggu ago

Beri Layanan Sepenuh Hati, Contact Center Pegadaian Borong Penghargaan di Ajang ICCA 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang Indonesia Contact Center Association… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.