PERTANIAN PACITAN : Cuaca Tak Menentu, Petani Sambat Hasil Panen Padi Merosot

PERTANIAN PACITAN : Cuaca Tak Menentu, Petani Sambat Hasil Panen Padi Merosot Petani di Pacitan memanen padi hasil musim tanam kedua tahun 2016, Selasa (19/7/2016). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Pertanian Pacitan, petani di Pacitan mengalami kerugian karena gagal panen pada musim tanam kedua tahun ini.

    Madiunpos.com, PACITAN — Sejumlah petani di Kabupaten Pacitan mengalami kerugian pada musim tanam kedua tahun 2016 ini. Jumlah panen padi menurun hingga 50% dibandingkan panen pada musim tanam pertama tahun ini.

    Pantauan Madiunpos.com di sejumlah persawahan di Pacitan, Selasa (19/7/2016), petani sudah mulai memanen padi mereka. Sebagian besar lahan persawahan masih tergenang air dan sebagian tanaman padi juga ambruk.

    Salah seorang petani, Sunarto, 66, warga Kelurahan Ploso, Kecamatan Pacitan, mengatakan hasil panen pada musim tanam kedua tahun 2016 dipastikan buruk dan tidak maksimal.

    Hasil panen pada musim tanam kedua ini menurun sekitar 50% dibandingkan hasil panen pada musim tanam pertama.

    Dia menyampaikan sawah seluas seperempat hektare miliknya biasanya menghasilkan 1,8 ton gabah. Tetapi, pada masa panen kedua ini hasilnya hanya 9 kuintal gabah.

    “Hasil panen kali ini menurun drastis, biasanya bisa sampai 1,8 ton hingga 2 ton, kalau saat ini hanya dapat 9 kuintal, tentu kami rugi,” jelas dia saat berbincang dengan Madiunpos.com, Selasa.

    Dia menyampaikan menurunnya hasil panen padi ini dipengaruhi berbagai hal dengan penyebab utamanya yaitu cuaca tidak menentu.

    Menurut dia, seharusnya pada musim tanam kedua curah hujan telah menurun, tetapi saat ini justru curah hujan masih tinggi sehingga membuat sawah terendam air.

    Kondisi tersebut, kata dia, membuat tanaman padi mengalami berbagai penyakit, seperti terkena hama potong leher dan terserang jamur yang membuat tanaman rusak.

    Selain itu, angin kencang yang kerap menerpa wilayah Pacitan juga membuat tanaman padi ambruk dan rusak.

    Lebih lanjut, tanaman padi yang terserang penyakit juga berdampak pada buah padi yaitu sebagian besar tidak berbuah secara maksimal dan menjadi gabuk atau tidak berisi.

    “Jadi sebagian padi hanya terisi sebagian, banyak padi yang gabuk karena terserang berbagai penyakit tadi,” jelas dia.

    Sunarto menyampaikan perubahan cuaca yang ektrem dan tidak menentu menjadi salah satu penyebab utama kegagalan panen pada musim tanam kedua tahun ini.

    Karena pengaruh cuaca, dirinya mengaku tidak bisa melakukan banyak tindakan untuk mencegah kerusakan terhadap tanaman padi miliknya.

    Petani lain, Suroso, juga mengatakan hal serupa. Hasil panen pada musim tanam kedua tahun ini tidak maksimal. Menurut dia, pengaruh cuaca yang buruk mengakibatkan tanaman tidak bisa hidup secara maksimal dan terhindar dari penyakit.

    “Kami secara rutin telah memberikan pupuk dan pestisida ke tanaman padi, tetapi karena cuaca yang berubah-ubah, kami tidak bisa melakukan antisipasi secara lebih,” kata dia.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.